✨Happy Reading ✨
Hari ini adalah jadwal yang padat untuk perempuan bernama Sarocha Freen, parkiran di kampusnya mendadak penuh, setelah berhasil mendapatkan lahan kosong untuk memarkirkan mobilnya di luar kampus.
Freen langsung berisap-siap. Pagi ini tepat di jam sepuluh ada jadwal untuk melakukan sidang skripsi.
Sekarang masih pukul delapan pagi. Sebelum turun dari mobil, Freen sekali lagi mengecek penampilannya. Rambut dirapihkan, bibirnya ia beri polesan sedikit lagi agar merah merona, dan ketika semuanya sudah siap Freen mengecek kembali isi tasnya. "Almamater udah, powerbank aman, apalagi ya," gumamnya lalu mendorong pintu mobil keluar.
Ponsel miliknya berdering, Opp menelfonnya. "Halo?.. iya.. udah sampe kok.. iya.. oke.. gue kesana sekarang" ternyata Opp sudah menunggunya di dalam. Berjalan cepat Freen langsung buru-buru.
Di depan gerbang, ada banyak panitia yang berjaga di depannya. Ternyata jadwal sidangnya hari ini bertepatan dengan jadwal ospek di kampusnya. Sesaat sebelum benar-benar masuk.
Freen dihadang beberapa panitia dengan nada yang seolah membentak. "Hei Kamu!" Membeku, dirinya langsung diam di tempat.
"Dek, jam berapa ini? Kamu kok baru berangkat kan sebelumnya sudah diinfokan setengah 6 harus sudah sampai kampus, paham gak?!" Kikuk, Freen kaget karena baru saja dibentak.
Beberapa panitia yang tingginya tak kurang dari 170 Cm itu langsung menyilangkan dada. Sikap senioritas mendadak begitu kentara.
Sementara gerutu di belakang panitia terdengar ada yang bicara "Hukum aja ga sih, maba yang gatau aturan kampus harus dikasih pelajaran"
Freen menahan tawa saat mendengar bahwa dirinya dianggap maba. Kemudian panitia itu mengangguk. "Dari fakultas mana kamu dek? Biar saya laporin"
Dalam hati Freen ikut bergerutu karena kesal. "Dak dek dak dek pala lo gede cih" mengatur napas takut tensinya naik terus dirinya naik pitam, Freen kemudian berdeham sebelum menjawab. "Dari FIKOM semester 7 kak, kalau gitu saya permisi dulu ya kak, udah janjian nih sama dosen mau sidang skripsi."
Panitianya langsung terdiam, mereka salah sasaran.
Sambil tersenyum ramah Freen menunduk saat melewati mereka, sedangkan panitia-panitia ospek itu langsung kicep diam tak berdaya begitu Freen berucap.
Serasa seabad Opp menunggu, Freen akhirnya sampai juga. "Ya ampun ni mbak-mbak lama banget daritadi, jangan bilang lo ke salon dulu sebelum kesini" Opp berceloteh. Sedangkan Freen cekikikan ketika mengingat kejadian yang tadi.
"Engga kok, tadi gue dihadang panitia ospek, muka gue masih unyu kaya anak SMA kali ye sampai dibilang maba gitu ahaha, mana manggilnya sok-sok'an pake dak dek lagi" Opp tertawa lepas.
"Muka boleh unyu, tapi kalo mereka tau umur lo pasti langsung dipanggil tante" bahu Opp langsung Freen pukul.
"Heh! Gaboleh gitu ya opi kamu nakal deh!" sambil berjalan, sesekali menyapa teman yang berpapasan, Freen akhirnya berhasil dapat ruang untuk sidang, setelah persiapan yang matang.
Tiga puluh menit sampai sidangnya dimulai Freen percaya pada dirinya bahwa ia mampu untuk menyelesaikan semuanya dengan sempurna hari ini.
Pukul dua belas siang, Freen selesai, dirinya kena mental karena sidangnya yang lumayan berat.
Opp sudah pulang duluan, maka dari itu setelah sampai di mobil Freen berniat untuk segera pulang karena tubuhnya sudah lelah. Freen mengecek ponselnya, lockscreennya foto Becca bersama Bonbon anjingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
One Day Imagine | AU
Fanfiction"Bayangkan satu hari, jika cinta pertamamu mencintaimu setiap hari." Tentang Freen dan Becca yang sama-sama mencintai, berawal dari Becca si gadis cantik berwajah bule yang menyukai Freen kakak teman kelasnya membuat Becca terus mengagumi dan berhar...