Teman Baru

769 74 6
                                        


Maaf telat karena ada sedikit kendala:(




✨Happy Reading ✨

---

Wangi parfum, jenis makanan yang Freen suka, barang favorit, hingga setiap kata yang sering Freen ucapkan sudah tertanam jelas di kepalanya untuk terus diingat. Freen selalu membuat Becca terkagum-kagum, jika ditanya 'tipe pacar seperti apa yang hatinya inginkan?' maka Freen lah jawabannya. Dirinya juga tidak mengerti, yang jelas saat melihat Freen hatinya jatuh cinta.

Satu bulan pertama setelah menjadi mahasiswa baru di kampusnya, Becca sudah memiliki satu teman baru. Bahkan Becca juga tidak menyangka jika dirinya akan berteman dengan Noey perempuan berwajah tampan seperti idol. Selain tampan Noey juga dikenal sebagai perempuan yang hobi menyukai sesama jenis. Tapi meski begitu Becca tidak peduli karena Noey sama sekali tidak menunjukkan jika dirinya adalah wanita incaran Noey berikutnya.

Selain Noey, ada Irin yang menjadi teman dekatnya, karena selain satu universitas, Irin juga tinggal di rumah kost milik keluarga Becca.

Dari cara Irin bicara, Becca bisa menebaknya jika Irin adalah orang yang humoris seperti dirinya yang juga banyak bercanda. Bahkan dirinya juga hafal kapan Irin bisa bicara dengannya, yakni tepat di pukul  3 sore selesai mengerjakan semua tugas.

"Huft.. akhirnya selesai." Irin menghembuskan napas, tanda ia sudah lelah dengan semua tugasnya, laptopnya ia matikan, lalu pergi menuju kasur yang spreinya masih terlihat rapih belum tersentuh orang lain.

Becca yang tadinya sibuk menatap layar ponsel kini arah pandangnya pindah untuk menatap Irin. "Gue kalo jadi Lo udah nangis kali ya, gakuat sama tugas begituan." Ujar Becca. Sedangkan Irin hanya tertawa. "Lo sendiri ga ada tugas Beck?"

"Ada, tapi udah kelar, lumayan susah sih- gue sampai kaget kok ada ya orang ngasih tugas yang sulit dimengerti kaya gini"

"Yeuu.. karena karena kalo gampang ga bakal dijadiin tugas kali, gatau deh." Bibir Irin kemudian menyeruput secangkir teh hangatnya di gelas. "Beck, Lo gimana sama si 'itu'?" Sambil senyam-senyum Irin menggoda temannya.

Pipi Becca jadi memerah. "hm? yang mana..?"

"Ituloh yang 'itu'.." Irin menunggu tapi Becca tak kunjung peka. "Itu loh yang suka nganterin Lo pulang"

"ahh.. iya inget, P'Freen maksudnya?" Becca jadi sedikit canggung, blushing karena setiap menyebut nama 'Freen' jantungnya akan langsung berdegup kencang.

"Beck, kok bisa sih Lo demen sama cewek?" Kini arah pembicaraan mereka menjadi lebih serius, Becca menghela nafas, karena ia juga tahu jika hal ini salah untuk dilakukan, tapi mengingat kalau ini adalah hal  yang hatinya inginkan, maka keputusannya tidak boleh diganggu gugat. Ia akan tetap menyukai Freen, tak peduli jika dirinya juga adalah seorang perempuan.

"Gatau, suka aja."

"Kalau cuma suka, lebih baik jangan di bawa serius, bahaya." Irin memperingatkan. Sedangkan Becca sudah menekuk muka.

"Rin, kayanya Lo ga ngerti deh, ini tuh 'cinta yang beda' gak peduli mau dia cewek atau cowok tapi hati kitanya suka."

"Iya, gue ga ngerti gimana rasanya karena gue straight, tapi yauda kalo Lo suka dia, ya biarin aja bukan urusan gue juga lagian, itu kan hak Lo ya bebas mau suka sama siapa aja"

"Jadi Lo dukung gue atau engga sih?"

Kepala Irin mendongak menatap langit-langit kamar. "Setengah-setengah sih, gue tim netral deh" kata Irin yang kini tanganya sibuk menggaruk kepala.

"Rin.. janji sama gue, ini harus jadi rahasia kita berdua, jangan sampai papi mami gue tau soal ini ya, please.."

"Dengan satu syarat tapi" saat Irin berkata, Becca sudah memasang telinganya. "Apa syaratnya?" Tanya Becca.

One Day Imagine | AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang