Apa perlu adanya aturan tertentu?
Banyak orang akan mengira bahwa di antara Jonathan dan Chandra, pasangan yang belum lama menikah, Chandra yang akan mengemban tugas sebagai carrier atau pembawa janin di dalam perutnya. Tubuh Chandra lebih ramping dan lebih pendek jika dibandingkan dengan sang suami. Sementara itu, perawakan Jonathan tinggi kekar dengan lekukan otot yang lebih jelas terlihat.
Bagi kebanyakan orang, tentu Chandra dianggap lebih sesuai untuk menjadi sosok 'ibu' di antara kedua lelaki itu. Akan tetapi, bagi Chandra dan Jonathan sendiri, jauh lebih masuk akal jika Jonathan yang mengandung si calon buah hati. Tubuh Jonathan yang lebih besar akan sanggup membawa beban tambahan dalam kandungan. Ia juga lebih kuat, jadi bisa menjalani proses persalinan dengan baik nantinya. Setidaknya itu yang mereka harapkan.
Semenjak hamil, Jonathan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya karena Chandra yang meminta. Keputusan itu tidak buruk juga mengingat penghasilan Chandra sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil mereka. Jonathan memiliki banyak waktu untuk mengurus diri dan kandungannya sembari tetap rutin berolahraga agar tetap sehat. Meskipun tengah hamil, ia tetap menjadi suami yang selalu bisa memanjakan dan mengayomi Chandra. Chandra sendiri menjadi semakin manja, agaknya ingin menghabiskan waktu berdua lebih banyak dengan suami tersayang sebelum ada bayi yang akan banyak menyita waktu keduanya nanti.
————————————
Siang itu perut Jonathan mulai terasa kurang nyaman, mungkin nyeri lebih tepatnya. Ia bersandar di sofa, depan televisi dan berusaha kembali fokus ke film yang ditontonnya untuk mengisi waktu. Dengan tangan mengusapi lembut perut yang buncit, sesekali Jonathan menunduk dan tersenyum. “Sayangnya Daddy, mau keluar hari ini?” ujarnya tenang, padahal banyak kecemasan yang ia rasakan.
Kontraksi muncul, membuat Jonathan meringis dan refleks mengelus perutnya yang mengencang. “Mmmhh- sabar ya, nak. Biar Daddy siap-siap dan kasih tau Papa dulu.” Ia terkekeh pelan, bangkit dari posisi duduk dan menelepon Chandra yang ia harap sedang istirahat makan siang. Begitu panggilannya terhubung, Jonathan langsung angkat suara. “Sayang, perut Mas mulai kontraksi.” Jonathan terdengar begitu tenang, sedangkan Chandra dibuatnya setengah panik.
“Mas, aku pesenin taksi online, ya? Nanti aku nyusul dari kantor secepatnya setelah dapet izin.” Kelahiran anak pertama jelas menjadikan Chandra cemas tak terkira. Ia juga khawatir akan keselamatan suaminya.
Di seberang sambungan telepon, Jonathan hanya terkekeh, tidak ingin membuat Chandra terlalu khawatir. “Dek, tenang, ya? Kamu pesenin taksi online sambil Mas siapin keperluan untuk persalinan nanti. Oke?” Ia mengambil napas panjang sembari menjauhkan ponsel dari telinga.
“Gimana aku tenang? Mas ini mau melahirkan.”
“Iya, sayang. Mas mau melahirkan. Kita berjuang sama-sama demi anak kita, ya?” ujar Jonathan lembut. “Kasih nomor Mas ke driver taksinya, jadi kamu bisa fokus izin dan siap-siap berangkat dari kantor.”
Chandra menggigiti jempolnya sementara jantungnya sibuk berdegup kencang. Ia memesan taksi online untuk membawa suaminya ke rumah sakit, kemudian berusaha tenang dan fokus untuk mengurus perizinannya agar dapat pulang-ke rumah sakit-sebelum jam kerja usai.
Usai dengan persiapan diri dan barang bawaan yang diperlukan, Jonathan bergegas keluar rumah dan menunggu taksi yang telah dipesan Chandra untuk datang menjemput. Tepat setelah taksinya datang, Jonathan dibantu oleh sang sopir untuk membawa barang keperluan, juga dibantu untuk dapat duduk dengan nyaman di kursi penumpang depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg Birth Stories
FanfictionBuku ini berisi kumpulan cerita mpreg (male pregnancy) birth yang mengandung kata-kata eksplisit, muatan dewasa, hubungan sesama jenis, dan crack pairings. Don't like, don't read. Bijaklah dalam membaca. Bahasa Indonesia 2024 | noughtees