[18] Rasa Yang Asing

366 35 20
                                    

Cucian kering mulai diangkat, sembari menyetrika, dibantu oleh Ibu, Seohyun masih memikirkan perkataan karyawan Kyuhyun saban hari. Bukan mendendam, melainkan dia jadi kebawa pikiran.

Apa dia sebocah itu?

Tidak ada kesan dewasa di dalam dirinya?

Seohyun melipat pakaian yang sudah dia setrika dan memisahkannya supaya lebih muda. Ibu di sebelah membantu dengan membalikkan beberapa pakaian yang dijemur secara terbalik. Mereka kedua sama-sama diam. Hari ini Seohyun tidak ada kelas, libur, dosennya hanya mengganti dengan sebuah tugas yang deadline pengerjaan seminggu. Jadi lebih leluasa dia mengerjakan tugas rumah dulu.

Balik lagi pada pikiran Seohyun, dia tahu ini hanya karena keresahan hatinya, namun sewaktu dia iseng bertanya pada Meira di kampus, jawaban perempuan itu semakin membuat nyalinya ciut.

"Mei, emang mukaku kayak bocah?"

"Iya."

Seohyun menunduk.

"Bukannya itu artinya baik, ya? Kayak bocah berarti baby face dong."

"Aku nggak keliatan kayak dewasa gitu, Mei? Kayak tipe-tipe perempuan seksi yang mandiri gitu."

Meira bingung dengan penjabaran Seohyun, dia memilih menggeleng.

Seohyun makin tertunduk.

"Aduh!" Seohyun mengaduh tidak sengaja tersenggol ujung setrika, untung saja tidak hangus jarinya.

Ibu berdecak lidah, kebiasaan ibu-ibu pada umumnya.

"Jangan bengong makanya."

"Bu."

"Apa?"

"Emang adek kayak bocah?"

Ibu mengernyit tidak paham maksud pertanyaan putrinya. "Gimana?"

Seohyun mengulang. "Muka aku, kayak bocah emang? Kekanakkan gitu."

"Nggak sih. Siapa yang bilang?"

"Ada orang."

"Biarin aja, kamu nggak gitu kok."

Seohyun diam, bibirnya mengerucut dan kembali pada pekerjaanya, tetapi otaknya tidak bisa berhenti berpikir. Apa dia sebocah itu?

"Aku kayak bocah banget nggak sih, Bu?"

"Ya Allah, Seohyun, kamu ini kenapa?" Ibu hampir berkacak pinggang mendengar pertanyaan yang sama saja itu.

Seohyun mengeluh. "Waktu aku dateng ke kantor Mas Kyu, ada karyawannya bilang mukaku kayak bocah."

"Loh, bukannya artinya bagus?"

"Ih, Ibu! Tapi nada ngomong mereka menghina gitu!"

Ibu menghela. "Perasaan kamu aja kali."

Seohyun menghentakkan bahunya. "Mereka bilang aku gak cocok jadi istrinya Mas Kyu."

"Karena mukamu itu?"

"Iya."

Ibu menghela panjang sekali, lalu mengambil tangan kanan Seohyun yang sedang tidak memegang setrika. Mengusap punggung tangannya lembut.

"Nggak usah dipikirin omongan mereka. Mereka nggak tahu kamu kayak mana, yang tahu dan paham kamu itu cuma suamimu, keluargamu, Tuhanmu aja. Udah."

Seohyun masih diam.

"Lagian, mereka cuma bisa menggunjing kamu doang. Yang jadi istrinya Kyuhyun siapa coba? Kamu. Yang menang artinya siapa? Kamu."

Seohyun mulai menatap Ibunya yang tersenyum.

Suami Impian - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang