2 tahun kemudian
Sore itu waktu yang panjang telah terjadi, dia masih duduk di sofanya yang menghadap televisi yang menayangkan iklan pasta gigi, sedang dirinya sibuk dengan ponsel. Menggulir jemarinya ke sana kemari, membuka semua aplikasi yang ada di ponselnya tersebut. Lalu melirik televisi tadi, masih iklan.
Kyuhyun menatap jam yang ada di ponselnya, sudah petang dan biasanya acara yang dia nantikan menayangkannya di jam segini. Namun tumben sekali iklanya lama. Kyuhyun akhirnya bisa duduk tegak sewaktu acara yang dia tunggu, dengan musik yang khas mengawali acara membuatnya tersenyum.
"Selamat sore, Pemirsa. Berjumpa kembali dengan saya, Nadhifa Ulfa. Menjelang liburan panjang natal dan tahun baru, Puncak masih menjadi destinasi utama sebagian masyarakat Indonesia untuk menikmati waktu liburan bersama keluarga. Kali ini saya sudah terhubung dengan reporter saya di sana, dengan Seohyun, silakan laporan Anda. Bagaimana kondisi macet di sekitar jalan kawasan Puncak?"
Kyuhyun tersenyum sumringah saat wajah yang amat dia kenal ada di depan sana. Dengan rambutnya yang panjang dikuncir kuda, menambah kesan dewasa tercetak di wajahnya. Kyuhyun tidak mau berhenti menatap.
"Baik, Nadhifa, kondisi di jalan kawasan Puncak saat ini terlihat kemacetan cukup parah sepanjang hampir lebih dari 3 kilometer. Hal ini disebabkan dengan adanya kenaikan jumlah volume kendaraan yang memasuki wilayah kawasan Puncak ini."
Seohyun dengan seragam salah satu stasiun televisi, nampak serius menunjukan kondisi di belakangnya dengan bantuan arahan rekan kerjanya yang menjadi kameramen.
"Seperti yang kita lihat, di belakang saya saat ini nampak kemacetan yang terjadi di ruas Simpang Gadog. Kasatlantas Polres Bogor memutuskan untuk memberlakukan satu ruas jalan saja agar mengurangi kemacetan yang terjadi. Sampai saat ini, Nadhifa, kemacetan sudah berlangsung selama lebih dari 2 jam. Mengingat libur natal dan tahun baru semakin dekat, membuat volume kendaraan yang memasuki wilayah kawasan Puncak Bogor juga semakin naik. Diperkirakan kenaikan volume kendaraan akan terus terjadi hingga malam ini, untuk pengendara yang hendak memasuki wilayah Puncak Bogor, diharapkan untuk berhati-hati dan selalu menjaga keamanan saat berkendara. Saya kembalikan pada Nadhifa di studio."
Kyuhyun lebih lebar senyumannya saat Seohyun mengakhiri laporannya dengan seulas senyumnya yang rupawan. Setelah terjun langsung ke lapangan, entah mengapa, dia merasa Seohyun menjadi lebih cantik dan begitu menawan.
Kini, dengan cepat dia hubungi sang istri via pesan saja.
Andi KW:
Laporan tadi bagus, Sayang
Selamat!"Habis nonton Seohyun, Kyu?"
Dia menoleh mendengar suara Ibu yang baru selesai menanam bunga.
"Iya, Bu."
Ibu terkekeh saja, hendak mencuci tangan. "Ibu denger dari luar, kamu nyetel televisi gede banget udah kayak mau dibom rumah ini."
Kyuhyun yang sekarang terkekeh malu, dia memang sebangga itu dengan istrinya. Sampai tidak sadar sudah kelewat batas menaikan volume televisi. Usai Seohyun selesai melakukan laporan, pria itu tetap menyaksikan acaranya, namun lebih ke mendengarkan, karena tangannya sibuk membuat di atas layar ponsel.
Satu panggilan masuk. Dia mengangkat.
"Halo, Mas? Tadi nonton aku?" suara Seohyun agak tumpang tindih dengan lalu lintas yang terjadi.
"Nonton. Adek masih di sana?"
"Iya, Mas." dia agak berteriak dan masuk ke dalam ruangan tertutup atas suruhan polisi setempat. "Ini aku masih di polseknya, soalnya harus buat laporan juga ke atasan. Terus nunggu keputusan atasan aku harus pindah laporan atau gimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Impian - END
Fanfiction[Marriage, AU 15+] "Berapa usia lo?" "29 tahun." Perempuan itu menghela. "Kenapa? Itu masalah?" Perempuan ini hampir hilang akal bagaimana caranya menolak perjodohan ini, menghilangkan pria gila ini dari hidupnya. Juga semua ucapannya yang penuh omo...