━━━━━━━━━━━
W A R N I N G :
━━━━━━━━━━━
ʟᴇʙɪʜ ᴍᴇɴɢʜᴀʏᴀᴛɪ ʙɪsᴀ sᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɪᴍʙᴜʟᴋᴀɴ ᴇғᴇᴋ ʙᴀᴡᴀ-ʙᴀᴡᴀ ᴘᴇʀᴀsᴀᴀɴ. ᴄᴏɴᴛᴏʜ ɢᴇᴊᴀʟᴀ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ɴᴀɪᴋ ɴʏᴀ ᴛᴇᴋᴀɴᴀɴ ᴅᴀʀᴀʜ, ᴄᴇɴɢᴇɴɢᴇsᴀɴ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴀɴ ʜᴀsʀᴀᴛ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴇɴᴅᴀɴɢ sᴇsᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴜᴋᴀɴʟᴀʜ ᴛᴀɴɢɢᴜɴɢ ᴊᴀᴡᴀʙ sᴀʏᴀ.Sᴀʏᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʀᴜsᴋᴀɴ ᴘᴀʀᴀ Gᴏᴏᴅ Rᴇᴀᴅᴇʀs ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ, ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴇʀʙᴀᴜ ʙᴜᴍʙᴜ ᴋᴇʙᴇɴᴄɪᴀɴ.
Tak suka ? Silahkan pergi Tuan/Nyonya
sᴇᴍᴜᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴋᴇɴʏᴀᴍᴀɴᴀɴ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━❝ HAPPY READING FOR ALL ❞
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Panik serta khawatir, di pagi hari nya ia tak menemukan sang anak dan malah mendapat kabar dari rumah sakit tak jauh dari rumahnya, bahwa anak nya menjadi korban penusukan.
Dengan derai airmata, pria itu berlari menuju ruang rawat sang anak. Ketika membuka pintu perlahan, Ia terkejut. Anak bungsu nya duduk di samping anak sulung nya.
Perlahan, melangkah menuju Vue dengan senyum sendu setelah menghentikan tangisan nya. Vue sendiri yang duduk di kursi samping kiri Vie, menoleh saat ada sentuhan di bahu nya. Ia mendongak menatap sang ayah dengan datar nya.
"Tuan Williams. Temui saya di Rooftop malam ini" hanya kalimat itu yang anak itu ucapkan. Vue turun dari kursi nya dan perlahan pergi meninggalkan Garrick yang di landa rasa sedih bercampur bingung.
Garrick menduduki kursi yang di duduki Vue tadi, kemudian mengelus surai anak sulung nya yang belum sadarkan diri dengan lembut.
"Nak, Jika Ayah meninggalkan mu tak apa kan?" Pertanyaan aneh itu terlontar dan tentu nya tak akan di jawab Vie yang tak kunjung sadar.
"Cepat sembuh, ayah menyayangi mu. Maaf jika membuat hidup mu tak sempurna dan terima kasih sudah hadir menemani ayah" Garrick mengecup seluruh wajah sang anak. Terakhir, mengecup pucuk hidung mancung Vie lama.
Garrick Williams, mengapa Seolah mengucapkan salam terakhirnya?
"Jangan pernah menjadi Iblis, seperti adikmu. Kau malaikat kecil ayah" lirih nya membiarkan tetes air mata mengalir kembali membasahi pipi nya.
ㅡMy (D)evil Brotherㅡ
Konten Sensetif☡
Harap bijak, atau 'skip'Malam tiba, memberi waktu untuk orang-orang untuk beristirahat. Memberi ketenangan, namun yang terasa bagi Garrick adalah ketegangan.
Menepati apa yang menjadi janji nya untuk Vue. Kini di hadapan nya, anak bungsu nya yang menggenggam sebuah batu.
"Mendekatlah" suara riang sang anak mengalun. Perlahan Garrick mendekat dengan senyum pahit nya.
"Hei V, saya Mohon jangan jadikan Vie iblis seperti mu. Dia malaikat saya" mohon Garrick bersimpuh di lantai dengan menyatukan kedua tangan nya di depan dada.
"Tidak mungkin. Aku tak ingin ada tiga Iblis, cukup ada dua iblis dan satu malaikat yang harus di lindungi" jawab V dengan kekehan mengerikan.
Garrick Williams, tentu saja selalu mengetahui perkembangan Vue diam-diam, ayah mana memang nya yang tak kecewa? Anaknya benar-benar menjadi iblis.
"Pejamkan mata mu, hirup lah nafas untuk yang terakhir kali nya. Percayalah, rasa sakit nya tak akan lama" saran V di balas anggukan tak berdaya Garrick.
Garrick itu entah terlalu bodoh atau terlalu baik. Ia menuruti perintah dari V, yang satu raga dengan Vue. Mungkin ini saat nya menebus kesalahannya, anak nya menjadi iblis karena dirinya yang mengizinkan sang anak tuk pergi.
Erangan kesakitan terdengar beberapa kali. Dengan bruntal V memukulkan batu di tangan nya ke kepala Garrick yang kini terbaring di lantai tak berdaya, kepala Garrick hampir tak berbentuk.
Tak ada lagi suara ataupun nafas dari Garrick yang menandakan sang ayah telah meninggal. V yang berlumur darah Garrick kemudian melempar batu itu ke sembarang arah, tak bersusah payah menyeret kaki pria bermarga sama dengan sang kakak dan membiarkan darah mengalir kemana-mana.
Di ujung, Rooftop yang tak memiliki pembatas, V dengan mudah nya melempar Garrick hingga terjun bebas ke bawah dan menghantam lantai dengan keras menyebabkan darah serta organ berceceran dari tubuh ayah biologis nya.
Tawa keras V menggelar, tepat setelah nya hujan turun dengan deras nya. Walaupun buram, dapat mata tajam anak itu lihat banyak orang berkerumun di bawah sana. Ia kembali tertawa, tawa yang tersamarkan oleh hujan.
Kemudian melangkah angkuh di bawah air yang turun membasahi bumi, seolah mendukung kelakuan keji V dan membantu menghilangkan jejak.
"Alam pun mendukung ku untuk menyingkirkan apa yang menjadi pengganggu" senyum angkuh itu mendadak lenyap terganti dengan raut datar khas seorang Vue.
"Hey V. Anda telah melenyapkan ayah saya" lirih Vue. Detik selanjutnya V menjawab.
"Kau marah pada ku?"
"Tidak, setelah ini anda harus lenyapkan Violeta Smith" Vue memerintah. V mengangguk kemudian senyum meremehkan nya terbit.
"bagus. Ingat kata Steff Wilson? 'Lenyapkan orang yang menjadi kelemahan mu, jika kelemahan mu lenyap maka kau tak mudah di kalahkan' . kau tau? harus nya Choi itu menambahkan, 'lenyapkan mereka dengan segera'. Violeta Smith, Garrick Williams, Drake Smith, Blue Smith dan siapa lagi keluarga kita selain mereka?"
Untuk pertama kali kekehan Vue terbit untuk V.
"Lenyapkan semua tampa sisa, V. Lenyapkan mereka kecuali malaikat kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
My (D)evil Brother
Fanfiction[Harap Follow sebelum membaca] Williams bersaudara, yang terpisah karena keegoisan orang dewasa. ||BUKAN NOVEL TERJEMAHAN|| Dont copy and paste! Start:ㅡ27. 06. 2022 End :ㅡ14. 07. 2022 Ⓒ︎2022; By SweatSugarrr