16.D)evil pt.1

243 28 0
                                    

━━━━━━━━━━━
W A R N I N G :
━━━━━━━━━━━
ʟᴇʙɪʜ ᴍᴇɴɢʜᴀʏᴀᴛɪ ʙɪsᴀ sᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɪᴍʙᴜʟᴋᴀɴ ᴇғᴇᴋ ʙᴀᴡᴀ-ʙᴀᴡᴀ ᴘᴇʀᴀsᴀᴀɴ. ᴄᴏɴᴛᴏʜ ɢᴇᴊᴀʟᴀ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ɴᴀɪᴋ ɴʏᴀ ᴛᴇᴋᴀɴᴀɴ ᴅᴀʀᴀʜ, ᴄᴇɴɢᴇɴɢᴇsᴀɴ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴀɴ ʜᴀsʀᴀᴛ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴇɴᴅᴀɴɢ sᴇsᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴜᴋᴀɴʟᴀʜ ᴛᴀɴɢɢᴜɴɢ ᴊᴀᴡᴀʙ sᴀʏᴀ.

Sᴀʏᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʀᴜsᴋᴀɴ ᴘᴀʀᴀ Gᴏᴏᴅ Rᴇᴀᴅᴇʀs ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ, ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴇʀʙᴀᴜ ʙᴜᴍʙᴜ ᴋᴇʙᴇɴᴄɪᴀɴ.

Tak suka ? Silahkan pergi Tuan/Nyonya  
sᴇᴍᴜᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴋᴇɴʏᴀᴍᴀɴᴀɴ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

❝   HAPPY READING FOR ALL    ❞

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━






Anak itu hanya sendiri, terdiam dan bungkam. Mata nya senantiasa menatap pintu ruangan yang tertutup.

Penantian yang tak sia-sia, tak lama seorang dokter keluar dengan raut lumayan letih. Bocah tampan tak lain adalah V, lebih tepat nya Vue langsung bertanya.

"Bagaimana keadaan saudara saya?" Datar nya suara itu membuat si Dokter mengulas sebuah senyum kecil. Dokter muda pria itu berdehem, lalu ia menjawab setelah menyamakan tinggi nya dengan saudara dari pasien yang baru ia tangani, tangan nya terangkat memegang pundak Vue.

"Tak perlu khawatir, luka tusuk saudaramu tidak terlalu dalam. walaupun begitu, jika sadar, saudara kamu akan kesakitan kembali. Beruntung nya luka itu tidak menimbulkan Infeksi. Stok darah AB pun masih ada di rumah sakit ini, jadi saudaramu tak perlu mencari donor darah. Sudara mu bisa di pindahkan ke ruang rawat. paham maksud Dokter, adik?"

Jelas Dokter itu lembut dan di akhiri pertanyaan untuk si kecil, kedua tangan yang bertenger di pundak nya di tepis kasar, wajah datar itu berganti dengan raut ketidak sukaan, aura yang di keluarkan pun membuat Dokter itu langsung berdiri tegap.

"Anda pikir saya bodoh?" Dia, V yang meniru Vue. Mata nya menatap tajam si dokter dengan dongakan kepala. Dokter yang tak salah apa-apa itu menyirit heran, ada apa dengan bocah di hadapan nya?

Di detik selanjutnya, ekspresi nya kembali berubah, raut datar dingin bak pangeras es membuat si Dokter terpaku, begitu mudah anak yang kiranya berumur 10 tahun ini merubah ekspresi.

Vue berbalik, namun dokter tadi langsung memegang pergelangan tangan kecil nya. Anak itu menoleh dengan raut wajah seperti barusan namun mata nya terlihat menatap sengit Si dokter.

"Mau kemana?" Tanya Dokter dengan suara lembut nya tak berubah, namun Vue menyentak hingga pergelangan tangan nya terlepas dari tangan dokter.

"Saya ingin mengurus adiministrasi saudara saya, saya ini bukan orang miskin. Memang nya anda mau membayar untuk saudara saya, tidak bukan? Untuk apa anda menahan saya? Jangan membuang detik berharga saya hanya untuk calon mayat seperti anda"

Vue berlalu meninggalkan perasaaan geram dari si dokter yang tengah mengepalkan tangan nya marah.

Sepanjang lorong, langkah yang ia ambil terdengar bergema. Menjadi pusat perhatian semua orang, memang nya siapa yang tak kenal 'Vue Smith'? Anak bungsu keluarga Smith yang kaya raya.

Bukan nya melangkah kan kaki nya ke meja resepsionis. Ia melangkah kan kaki nya ke taman, sunyi malam yang larut, tak ada siapapun selain dirinya.

Vue mendongak, menatap langit malam dengan senyum tertahan, senyum keji yang ia tahan akhirnya terbit, aura menyeramkan mengelilingi nya, ditambah sunyi dan sepi membuat siapun yang melintas pasti takut.

Seolah berbicara pada langit, Vue bermonolog,

"Aku menitipkan saudara ku, tapi dia tak becus menjaganya"

Menurunkan pandangan nya, Vue melangkah kan tungkai kaki nya mendekati sebuah kursi. Geraman kecil terdengar.

"Garrick Williams, tamat lah riwayatmu"

My (D)evil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang