12.Mimpi Atau Ingatan?

504 85 30
                                    

━━━━━━━━━━━
W A R N I N G :
━━━━━━━━━━━
ʟᴇʙɪʜ ᴍᴇɴɢʜᴀʏᴀᴛɪ ʙɪsᴀ sᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɪᴍʙᴜʟᴋᴀɴ ᴇғᴇᴋ ʙᴀᴡᴀ-ʙᴀᴡᴀ ᴘᴇʀᴀsᴀᴀɴ. ᴄᴏɴᴛᴏʜ ɢᴇᴊᴀʟᴀ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ɴᴀɪᴋ ɴʏᴀ ᴛᴇᴋᴀɴᴀɴ ᴅᴀʀᴀʜ, ᴄᴇɴɢᴇɴɢᴇsᴀɴ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴀɴ ʜᴀsʀᴀᴛ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴇɴᴅᴀɴɢ sᴇsᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴜᴋᴀɴʟᴀʜ ᴛᴀɴɢɢᴜɴɢ ᴊᴀᴡᴀʙ sᴀʏᴀ.

Sᴀʏᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʀᴜsᴋᴀɴ ᴘᴀʀᴀ Gᴏᴏᴅ Rᴇᴀᴅᴇʀs ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ, ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴇʀʙᴀᴜ ʙᴜᴍʙᴜ ᴋᴇʙᴇɴᴄɪᴀɴ.

Tak suka ? Silahkan pergi Tuan/Nyonya  
sᴇᴍᴜᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴋᴇɴʏᴀᴍᴀɴᴀɴ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

❝   HAPPY READING FOR ALL    ❞

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━







A FEW MONTHS LATER

"Jekie, mengapa Eyyi tidak boleh keluar rumah?"

"Eyyi tau kan? Apa alasan Jekie melarang Eyyi keluar?"

Eyyi mengangguk, memang sudah mengatahui namun seperti tiada bosan ia tetap bertanya. Jekie tetap menyisir surai Eyyi, dengan senandungan pelan yang terdengar merdu.

Eyyi ikut bersenandung seperti kakak nya, Jekie.

Jackson Alexander dan Victory Alexander.

"Jekie, boleh kah Eyyi mewarnai rambut?" Tanya Victory polos meminta izin, menekuk kaki dan melingkarkan tangan nya di kaki nya. deheman Jackson yang seolah itu pertanda izin di berikan membuat Victory tersenyum manis.

"Memang nya Eyyi tidak suka dengan surai Eyyi yang berwarna hitam? Eyyi suka nya warna apa? Kalau di warnai rambut Eyyi jadi kasar, mau memangnya?" Victory menggeleng, ia tak mau kalau surai nya nanti kasar ataupun rusak.

"Oh ya, Jekie. Eyyi mimpi buruk tadi malam" tutur Victory pelan, mata nya sedikit berair mengingat mimpi yang berulang kali datang Akhir-akhir ini.

Mimpi yang mengerikan membuat Victory selalu takut akan bayangan mimpi itu, mimpi yang selalu berakhir dengan ia jatuh di lubang hitam, seolah raga nya ikut tertarik hingga terbangun dengan keringat membasahi tubuh nya.

"Nanti Eyyi tidur bersama Jekie saja, mau? Nanti Jekie usir mimpi buruk nya" saran Jackson balas anggukan pelan dari Victory.

Berinisiatif menanyakan. "Eyyi, bisa cerita dengan Jekie. Mimpi seperti apa yang menghantui Eyyi di malam hari, hu'um? "

"Eyyi memakai seragam sekolah, terus jalan di lorong gelap. Lalu tiba-tiba saja pindah di gudang, Eyyi di pukul orang-orang, entah kenapa sakit nya terasa nyata" Victory menjeda.

"Terus ada yang menolong Eyyi, wajah nya buram. Eyyi tiba-tiba ada di atas gedung, dan jatuh, Jatuh di lubang hitam yang dalam, menarik dengan kuat. Seperti penghisap, rasa sakit nya juga nyata. Tapi ada yang aneh, Jekie"

"Apa?"

"Dengan tangisan pilu, suara tangis yang buat hati Eyyi sakit sewaktu mendengar nya di lubang hitam itu. Setiap Eyyi bangun tidur, baju Eyyi basah karena keringat dan..." Victory tak melanjutkan ucapan nya, membuat rasa penasaran Jackson muncul.

"Dan apa?" Dengan lembut, Jackson menyandarkan kepala adik nya di dada nya. Mengelus surai lembut sang adik.

"Tak ada. Apakah itu ingatan Eyyi yang hilang? Suara tangisan itu bukan suara mu, Jekie. Suara itu terasa asing dan familiar dalam waktu bersamaan.Di kegelapan itu, suara tangis yang terdengar samar, suara itu kemudian meneriaki nama seorang"

Alis Jackson menyirit, tangan yang mengelus surai arang adik nya terhenti, berfikir keras akan ucapan aneh yang keluar dari mulut Victory. Jackson memilih bertanya.

"Siapa?" Satu kata tanya membuat adik nya dengan segera menjawab.

"Vie, dia meneriaki nama 'Vie'. suara itu selalu terngiang-ngiang, siapa Vie?" Sang kakak menegang, pertanyaan itu sukses membuat hati nya tak karuan.

"Apa King Rodriguez sudah datang, Eyyi?" Tanya nya mengalihkan topik, keringat menetes di pelipis nya turun ke bawah. Hati nya amat tak suka akan nama 'Vie' yang terucap dari bibir Victory.

"King Rodriguez siapa, Jekie?" Victory bertanya, tetap menyandar di dada bidang sang kakak, sembari memejamkan mata dengan hembusan nafas yang tenang .

"King Rodriguez, Bodyguard baru mu" jawaban atas pertanyaan dari nya membuat yang bertanya membuka mata, berbalik menatap Jackson dengan pandangan tak suka. Ia menyangkal.

"Tapi aku sudah besar,  aku tak suka ada yang mengawal ku. Itu membuat ku risih" penolakan dengan suara yang sedikit meninggi itu membuat Jackson emosi. Bahkan adik nya tak menggunakan nama panggilan mereka, Jekie dan Eyyi.

Rahang yang mengeras, urat leher pun mengencang di sertai wajah yang memerah. Tangan kanan nya mencengkram kuat pipi berisi adik nya "Tak ada penolakan karena Jekie tak suka di tolak, paham?"

Tangan kecil itu berusaha melepaskan cengkaraman di pipi nya, itu sangat sakit. Bulir bening menetes dari ujung mata.

"Tet-tap tak ma-u" susah payah mengatakan itu, yang di dapat nya hanya sebuah tamparan setelah cengkraman itu terlepas, wajah nya terpaling ke samping, tak berani menatap sang kakak yang pastinya menatap nya tajam.

"Victory Alexander" tekan Jackson, tangan nya yang tadi menampar Jackson terangkat, mendongak an dagu adik nya untuk menatap nya.

Jari jempol nya perlahan mengusap darah di sudut adik nya, diam-diam sebelah tangan nya mengambil sebuah jarum suntik dan menancapkan nya di leher sang adik.

Membulatkan mata nya terkejut, sesuatu yang dingin menembus kulit leher nya. Tatapan nya memburam, tubuh nya terasa lemas dalam seperkian detik.

"Sakit" perkataan yang terucap lemah dari bibir Victory sebelum kegelapan menghampiri nya.

Tersenyum kemenangan, menggendong tubuh sang adik yang sangat kecil di gendongan nya. Kemudian merebahkan tubuh mungil itu di kasur, ia pun ikut merebahkan diri di samping adik nya.

"Jangan pernah lagi melawan Jekie, Eyyi" peringatan itu tentu nya tak di dengarkan oleh Victory.

Mendekatkan diri pada adik nya, memeluk erat nan Posesif tubuh mungil itu, tak akan membiarkan siapapun mengambil nya. Membawa wajah nya di ceruk leher sang adik, mengendus bau yang menjadi favorite nya.

"strawberry" ia bergumam..

"Wangi Eyyi seperti Eyyi kecil, Jekie suka" ungkap tetap pada posisi nya.

"Eyyi selamanya punya Jekie, begitupun sebaliknya. Victory Alexander hanya milik Jackson Alexander. Jekie akan membunuh siapa saja yang berani merebut Eyyi dari sisi Jekie, Eyyi bersama Jekie selamanya. Kalau Eyyi mati, Jekie pun juga. Dan kalau Jekie Mati, maka Eyyi juga harus mati agar kita bisa bersama tampa terpisahkan lagi."

Fakta, harusnya Jackson menerima bahwa Victory sudah lama meninggal dan yang berada di samping nya adalah Vie.

Kegilaan nya akan menyingkirkan siapa saja yang merebut milik nya, tapi sayang nya Vie bukan milik Jackson. Dia milik Vue Smith, saudara kejam nya.

Si sisi lain, seorang mengepalkan tangan nya dan berdecak tak suka.

"Dia milikmu? Dia milik ku"

"Akan ku buat kau mengingat kematian mu untuk yang kedua juga kehidupan selanjutnya"

My (D)evil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang