05.Si Murid Nakal

1.3K 167 54
                                    

━━━━━━━━━━━
W A R N I N G :
━━━━━━━━━━━
ʟᴇʙɪʜ ᴍᴇɴɢʜᴀʏᴀᴛɪ ʙɪsᴀ sᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɪᴍʙᴜʟᴋᴀɴ ᴇғᴇᴋ ʙᴀᴡᴀ-ʙᴀᴡᴀ ᴘᴇʀᴀsᴀᴀɴ. ᴄᴏɴᴛᴏʜ ɢᴇᴊᴀʟᴀ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ɴᴀɪᴋ ɴʏᴀ ᴛᴇᴋᴀɴᴀɴ ᴅᴀʀᴀʜ, ᴄᴇɴɢᴇɴɢᴇsᴀɴ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴀɴ ʜᴀsʀᴀᴛ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴇɴᴅᴀɴɢ sᴇsᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴜᴋᴀɴʟᴀʜ ᴛᴀɴɢɢᴜɴɢ ᴊᴀᴡᴀʙ sᴀʏᴀ.

Sᴀʏᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʀᴜsᴋᴀɴ ᴘᴀʀᴀ Gᴏᴏᴅ Rᴇᴀᴅᴇʀs ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ, ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴇʀʙᴀᴜ ʙᴜᴍʙᴜ ᴋᴇʙᴇɴᴄɪᴀɴ.

Tak suka ? Silahkan pergi Tuan/Nyonya  
sᴇᴍᴜᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴋᴇɴʏᴀᴍᴀɴᴀɴ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

❝   HAPPY READING FOR ALL    ❞

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━






Vie Williams itu murid yang terbilang nakal, namun juga patuh. Nakal nya pun masih dalam batasan, bukan nakal sampai memancing permusuhan, nakal dalam artian bercanda namun lebih kelewatan. Anak manis itu membantuㅡatau lebih tepat nya di hukum guru bermarga Jhonson sebagai sanksi nya yang telah merusak Komputer sekolah.

"Huh! Aku hanya sedang belajar membongkar pasang Komputer saja di salah kan menghancurkan!"

"Aku tak bersalah, aku bahkan belum memasang rangkaian ulang Komputer itu. Tapi sudah dipergoki guru konseling botak menyebalkan"

"Ini salah Vue! Dia tak pernah mau meminjamkan Komputernya tuk aku modifikasi! Padahal kan aku hanya ingin menambahkan alat pelacak pesawat hilang yang akan melewati Segitiga Bermuda, belum lagi menambahkan sensorㅡ"

"Vie Williams, berhenti lah mengoceh. Kau akan lebih menyenangkan ketika kau menutup mulut" Potong guru bernama Lim Jhonson datar nan pedas yang sendari tadi memantau Vie Williams.

"Saya harus pulang, kau tak apa kan saya tinggalkan di sini? Saya harap kau tak takut hantu." Tanya Lim, membuat Vie menyahut malas.

"Yaa"

Vie berdecak, lalu sibuk menata buku kembali. "Aishh.. debu ini membuat pernafaskan ku menjadi abnormal, bahkan pori-pori di wajah ku saja tak bisa menghirup udara dengan benar" oceh Vie yang bermulut besar tak habisnya. Sementara pria muda tampan bermarga Jhonson tersebut entah kapan sudah pergi.

"Perpustakaan ini menyeramkan!!" Pekik Vie nyaring mengisi sunyi nya keadaan, sembari memukul-mukul buku yang ia susun sehingga jatuh berserakan.

"Vie Williams!" Sentak seseorang garang, membuat Vie menoleh dengan senyum tak berdosa nya pada guru yang bertugas menjaga perpustakaan.

"Ya bu? Ada apa? Apa Lim Jhonson bilang bahwa hukuman ku sudah selesai?" Tanya Vie tak sopan sama sekali, membuat penjaga perpustakaan bermarga Anderson tersebut memijit pangkal hidung nya, mempunyai murid nakal yang menguji kewarasan seperti Vie ini harus mempunyai banyak persediaan sabar.

"Kerjakan  semuanya ulang, dari rak pertama hingga terakhirㅡ"

"Ahh.. bu, kau tidak menyenangkan sekali. Aku ini tengah lelah" keluh Vie memotong perkataan wanita berkepala tiga itu, nampak tak beradab.

"Tidak ada bantahan, kau sama sekali tak lelah mengoceh tak penting kata guru Jhonson. Lebih baik gunakan tenaga mu dari pada mulut mu, Vie Williams. Saya di sini akan memantau mu" wanita cantik itu bersedekap dada.

"Yayayaya" balas Vie terdengar tak peduli dan seolah-olah mengolok-olok.

Menjelang malam, Vie baru selesai. Merebahkan tubuh nya sembarangan di lantai, pegal seluruh tubuh nya. Perpustakaan ini besar nya tak main-main, "bu, kau pasti bangga kan mempunyai murid yang bisa membersihkan perpustakaan tua ini secara gratis?" Tanya Vie congkak, dengan senyum bangga yang tersemat di bibir merah alami nya.

"Tidak. Saya akan bangga jika kau bisa mendapat peringkat pertama di angkatan mu" sahut si guru malas.

Vie mengerucutkan bibirnya, lucu. "Tidak mungkin, aku tidak bisa menyaingi Vue, bu. Lagipula, aku tak mau bersaing dengan Vue saudara kembar ku hanya karena nilai," anak manis itu menjeda. "Seharusnya itu mudah saja, aku hanya perlu bilang bahwa aku ingin menjadi siswa yang mendapat peringkat pertama di angkatan ku, maka Vue akan membuat itu terkabul. Dia itu lebih pintar dari orang jenius, di bisa saja memㅡ"

"Terserah mu, Vie. Lebih baik kau berusaha sendiri tuk jadi yang terbaik,kaㅡ"

Vie mengibaskan tangan nya acuh, "aku salah satu jenius, namun hanya Vue seorang yang mengakui nya. Aku yang terbaik, buu guruu," potong Vie sedikit di tambah bumbu merengek, membuat wanita Anderson tersebut menghela nafas frustasi.

"Baiklah tuan baik dari yang terbaik, perpustakaan tua ini seperti katamu, akan tutup. Kau ingin bermalam saja atau pulang?"

Vie dengan sigap bangun, dan menatap sinis main-main guru Anderson. Ia mengambil tas hitam nya yang tergeletak sembarangan dan mendekat pada penjaga perpustakaan tersebut, di sertai tatapan sinis yang berganti menjadi tajam.

"Aaaahh, aku tak bisa marah pada wanita cantik" keluh Vie di depan guru Anderson yang terkekeh akan tingkah murid nakal bertumbuh mungil itu, sangat menggemaskan.

"Baiklah guru cantik, ku rasa kita akan melakukan pendekatan besok. Jadilah cantiknya Vie Williams"

Setelah berkata, Vie berlari menjauh dari guru Anderson yang menggelengkan kepalanya tak paham dengan tingkah saudara kembar Vue Smith tersebut.

Vie Williams tak langsung pulang, ia pergi ke toilet karena ingin membasuh wajah berminyak nya di wastafel. Ia berkaca, memperhatikan seksama wajah manis nya, dan membuat berbagai gaya setelah sedikit membasahi rambut hitam nya.

"Vue iri dengan ketampanan mu, Vie. Hanya dia saja yang selalu menjunjung reputasi sehingga malu tuk mengakui" gumam Vie memperhatikan tetes-tetes air yang berjatuhan dari rambutnya lewat cermin, pada diri sendiri. "Tuhan pasti tengah bahagia saat menciptakan ku, dan sesuatu membuat-Nya menciptakan Vue tak setampan diriku, hahaha."

Saat Vie keluar toilet, sesuatu tiba-tiba memukul tekuknya, hingga Vie merasa pusing dan tubuhnya seketika lemas, pandangan nya memburam dan terjatuh di lantai dingin dengan pendengaran samar-samar menangkap suara tawa yang ia benci.

"Sialan" gumam Vie pelan nan lemah, sebelum total hilang kesadaran nya.

My (D)evil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang