18.D)evil pt.3

155 22 0
                                    

━━━━━━━━━━━
W A R N I N G :
━━━━━━━━━━━
ʟᴇʙɪʜ ᴍᴇɴɢʜᴀʏᴀᴛɪ ʙɪsᴀ sᴀᴊᴀ ᴍᴇɴɪᴍʙᴜʟᴋᴀɴ ᴇғᴇᴋ ʙᴀᴡᴀ-ʙᴀᴡᴀ ᴘᴇʀᴀsᴀᴀɴ. ᴄᴏɴᴛᴏʜ ɢᴇᴊᴀʟᴀ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ɴᴀɪᴋ ɴʏᴀ ᴛᴇᴋᴀɴᴀɴ ᴅᴀʀᴀʜ, ᴄᴇɴɢᴇɴɢᴇsᴀɴ ᴛᴇʀᴜs ᴍᴇɴᴇʀᴜs ᴅᴀɴ ʜᴀsʀᴀᴛ ɪɴɢɪɴ ᴍᴇɴᴇɴᴅᴀɴɢ sᴇsᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴜᴋᴀɴʟᴀʜ ᴛᴀɴɢɢᴜɴɢ ᴊᴀᴡᴀʙ sᴀʏᴀ.

Sᴀʏᴀ ᴍᴇɴɢʜᴀʀᴜsᴋᴀɴ ᴘᴀʀᴀ Gᴏᴏᴅ Rᴇᴀᴅᴇʀs ᴀɢᴀʀ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴠᴏᴛᴇ ᴅᴀɴ ᴋᴏᴍᴇɴᴛᴀʀ, ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴇʀʙᴀᴜ ʙᴜᴍʙᴜ ᴋᴇʙᴇɴᴄɪᴀɴ.

Tak suka ? Silahkan pergi Tuan/Nyonya  
sᴇᴍᴜᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴋᴇɴʏᴀᴍᴀɴᴀɴ ʙᴇʀsᴀᴍᴀ.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

❝   HAPPY READING FOR ALL    ❞

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Mata itu menerjab pelan, seketika rasa sakit menyerang di area perut nya. Sakit, hingga ia memejamkan mata membiasakan rasa sakit yang semoga perlahan berkurang.

Mata nya yang memerah menatap ke sekeliling ruangan. Namun tak seorang pun dapat ia lihat, di tambah pula hujan deras dan lampu ruangan yang menyala remang-remang membuat nya takut.

Bunyi petir menggelar, membuat anak itu menajamkan mata erat dengan isakan keras yang tersamarkan oleh hujan.

"Ayah.." lirih nya pelan kemudian tubuh nya melemah serta isakan yang menghilang, memilih untuk bersembunyi di kegelapan dari pada harus mengahadapi kegelapan sebenar nya.

Keesokan hari nya, kehebohan yang terjadi di luar sana tak bisa menggangu lelap nya tidur si manis.

Hingga beberapa saat kemudian mata sayu nya terbuka, ada garis senyum yang menyambut nya. Senyum yang tampa sadar membuatnya membalas juga dengan senyum lemah.

"Vue" lirih nya. Namun Vue hanya mengangguk dengan mata yang memerah. Ia mengelus pelan surai lepek kakak kembar nya.

"Vie, kita kuat. Kita harus sabar, Oke?" Vie bingung atas perkataan Vue, perasaan nya berubah menjadi tidak mengenakan. Anak itu bertanya lemah, terdengar hampir seperti bisikan.

"Vue, ada apa?" Bukan nya menjawab, Vue malah menunduk dan terisak yang mana membuat Vie semakin takut akan hal buruk yang bersarang di kepala nya.




ㅡMY CRUEL BROTHERㅡ
Konten Sensetif☡
Harap bijak, atau 'skip'



Tadi malam, tak memperdulikan kekacauan yang ada, V atau Vue pulang ke Mansion Smith. Keberuntungan memihak nya, tak ada penjaga ataupun Maid. Semua di pulangkan tadi sore, tentu tampa sengaja Tuan Smith memperlancar semuanya.

Anak itu memasuki rumah melalui jalan belakang, diam-diam tampa suara memasuki kamar nya di lantai dua dan mengambil sebuah katana pemberian Steff.

Ia mendekat ke arah meja belajar nya, mengambil tas nya, perlahan membuka dan mengeluarkan sebuah laptop.

Anak itu meletakan laptop serta katananya di meja belajar, menduduki kursi dan mulai mengotak-atik laptop dengan senyum miring. Layar menunjukan sandi dan huruf kecil yang sulit di pahami.

My (D)evil BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang