🦇PROLOG

86 21 42
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






🦇🦇🦇

Udara dingin menyambut gadis berambut panjang yang baru saja turun dari angkutan umum. Pulang larut sore sudah jadi rutinitasnya semenjak ia mengambil les demi kepentingan nilainya.

Berjalan di gang sempit dan gelap, serta selalu terdengar bunyi langkah orang yang mengikutinya dari belakang tak dipedulikan oleh gadis itu. Ia terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Semakin lama, semakin terdengar jelas derap langkah kaki itu.

Semilir angin malam menerpa tubuhnya, membuat ia merinding apa lagi sedang berada di gang sempit. Dengan langkah tergopoh-gopoh ia berlari. Namun, sayangnya tangan berukuran kecil tiba-tiba memegangi erat kakinya. "Woi! Lepasin gue!" teriaknya tak henti-henti. Aliran darah membasahi kaki gadis itu. Ia mulai panik dan bercucuran keringat.

"Kak, bantu aku. Kalo ngga mau, aku dan para hantu yang lain akan terus teror Kakak!" Suara tanpa pemilik itu terdengar mengancam.

"Enggak! Minggir!" Dengan sekuat tenaga ia menendang sosok kecil yang tangannya berlumuran darah dan berusaha lari menjauhi sosok itu. Ia masuk ke dalam rumahnya lalu menutup pintu rapat-rapat. Ia baru sadar, jika sosok yang menahan kakinya tadi adalah arwah seorang bayi yang tubuhnya saja belum terbentuk sempurna.

Dengan napas ngos-ngosan dan jantung yang berdegup kencang, ia terdiam sambil bersandar di pintu yang ia kunci. Pikirannya masih teringat dengan kejadian barusan.

"Kau tidak pernah sendirian ... Hi hi hi hi ~"

Mendengar suara bisikan tanpa wujud membuatnya menoleh ke samping. Sesosok perempuan berbaju putih, rambut panjang terurai dengan wajah rusak yang berlumuran darah membuatnya terkejut. "Aaaaaaa ...!"

🦇🦇🦇

🦇🦇🦇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TORENIA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang