Hari ini adalah hari pernikahan Johnny dan Taeil diadakan, mereka sudah siap dengan pakaian masing-masing. Johnny dengan gagah memakai jas dan setelan jas hitam dengan dasi kupu-kupu, dan Taeil dengan jas putih dasi kupu-kupu.Mereka berjalan diatas Altar merah menuju pada pendeta disana, dengan senyuman bahagia yang terlihat.
"Eomma cantik, dan daddy tampan kan? Aunty" kata Haechan menarik lengan Lisa.
Disebelah anak itu ada Mark, anak yang sangat Haechan tunggu selama ini. Semuanya tampak bahagia, tapi jika diperhatikan senyum mereka saat menatap Haechan tidaklah sama seperti biasanya.
Bahkan Aecha yang memang tak menyukai anak kecil itu merasa anak sang presdir terlihat sangat kurus dari terakhir dia bertemu, kulit putih langsatnya bercorak merah bintik-bintik.
"Dia sakit apa sebenarnya?" tanya Aecha pada Jennie sekaligus asisten pribadi Johnny.
"Aku tak tau betul, tapi aku pernah melihat gejalanya di TV. Hnya saja aku lupa apa namanya"
"Makanya sayang jangan cemilan mulu yang kau pikirkan" sindiran jisung membuat Aecha tertawa pelan.
"Kau sendiri yang memberikan aku cemilan yang banyak dasar!" kesal Jennie pada suaminya.
Kalau di pikirkan Aecha ingin mengenal lebih baik anak kecil itu, memberikan dia setidaknya kenyamanan saat bicara.
"Silahkan pengantin pria mencium istrinya"
Johnny mencium Taeil dengan lembut, menarik pinggang yang lebih kecil itu ke dekatnya. Mencium dalam dan berbagi kehangatan, Haechan tersenyum melihatnya.
Ada air mata yang siap jatuh kala melihat kedua orang terkasih itu bersama, Haechan ingin hidupnya panjang dan satu sisi Haechan ingin mengakhiri semuanya. Dia lelah dengan kemoterapi yang tak pernah berujung, dia juga lelah dengan semua rasa sakitnya selama 4 tahun terakhir ini.
Benar haechan menderita selama itu, selama itu pula dia menahan semuanya. Menurut dia itu cukup untuk batas waktu bertahan.
"Aunty.."
"Hm? Kenapa sayang?"
"Kalau echan pergi, apa kalian akan merindukan haechan?"
Banggalah kini, Haechan bisa menggunakan huruf R dengan benar dan itu berkat ajaran Taeil yang mewujudkan keinginannya.
"Kenapa bertanya begitu?" tanya Lisa agak tak suka mendengarnya.
Mark yang kepo juga menoleh di sampingnya, kemudian Haechan tertawa pelan.
"Tidak hanya bertanya saja, siapa tau kalian gak akan kangen echan"
"Aku akan kangen kok, asal kamu pergi kemana dulu aku akan ikut kalau itu dekat" kata Mark.
Haechan bergelayut manja di tangan yang lebih tua itu, dan masih tertawa senang. Setidaknya ada yang ingin merindukan dia, selain eomma dan daddy nya.
"Markeu tau kan kalau echan suka pergi ke jauh jauh daerah, nah echan juga mau pergi jauh sekarang"
"Gak boleh! Echan harus disini sama Mark, echan harus menikah sama mark nanti ketika kita sudah apa namanya Mamih?" tanya Mark yang bingung menjelaskan.
Sedewasa apapun umur mark dia tetaplah anak kecil yang masih lugu, Lisa tertawa mendengar kan anaknya itu mengoceh.
"Dewasa sayang, lagipula kenapa kau ingin menikahi Haechan?" tanya Ten yang berada di sebelah Lisa dari tadi dia mendengarkan mereka bertiga.
"A-aku ingin membuat Echan bahagia! Aku pasti membuat dia bahagia paman Ten! "
Ten dan Lisa tertawa, mereka saling bergandengan tangan satu sama lain. Dari sahabat menjadi cinta, bukanlah hal mudah untuk mereka jalani.
![](https://img.wattpad.com/cover/309380932-288-k1888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk EOMMA (JOHNIL)
Fanfiction"Daddy, kemana eomma pergi?" "Eomma sedang dalam perjalanan bisnis sayang" Mau sampai kapan Johnny berbohong kepada anaknya? JONHIL AREA! NGAK SUKA? SILAHKAN PERGI! YUPS