Johnny berjalan mendekati pintu kamar sang anak lalu membukanya pelan, tak ada respon dari sang anak. Dia membuka gorden lalu berjalan menghampiri ranjang."Haechan, bangun sudah siang, Haechan hari ini sekolah" panggil Johnny.
Namun tak ada jawaban, karena penasaran Johnny membuka selimut tebal yang menutup badan Haechan. Betapa kaget Johnny melihat anaknya itu tengah meringkuk dengan menggigil tak keruan, pil pil nya berserakan dimana mana, Johnny segera menempel tangan pada dahi Haechan.
"Echanie, kau sangat panas!"
"Daddy... Aku kedinginan..."
"Iya iya sayang kita ke dokter Rose sekarang ya, tahan sebentar!" Johnny menelpon supir pribadi untuk menyiapkan mobil.
Hari ini harusnya jadi hari bahagia anak berusia 6 tahun itu, tapi entah kenapa Johnny membenci Haechan yang seperti ini. Dia ingin Haechan sembuh total.
"Daddy... Echan... Lemass mau..."
"Mau apa akan daddy bawakan"
"Mau eomma..."
Tanpa menjawab permintaan Haechan, dia segera menggendong tubuh anaknya yang sudah digunakan jaket tebal.
"Sabar sayang eomma pasti datang Sekarang kita ke dokter dulu!"
Dia menuruni anak tangga, langkah kaki Johnny terburu-buru dan sangat cepat. Sementara itu supir pribadi Johnny segera membuka pintu dan bibi Rum keliatan sangat panik, semua pelayan ikut prihatin dengan keadaan tuan mudanya.
Padahal ini adalah hari pertama Haechan sekolah.
Di rumah itu hanya ada bibi Rum, tuan Cha (supir pribadi Johnny), asisten bibi Rum Ina namanya, dan Riko tukang kebun di sana.
"Cepat bawa ke dokter biasa cepat!" kesal Johnny sekaligus khawatir dengan keadaan Haechan saat ini.
Dia berdoa agar semuanya tidak ada apa-apa, dan Haechan masih bisa bertahan.
"Halo, maaf nyonya Wendy saya daddy Haechan minta maaf atas ketidak hadiran Haechan di sekolah" telepon Johnny pada sangat kepala sekolah wanita itu.
"Baik tuan tidak apa, semoga Haechan cepat sembuh"
Johnny hanya tersenyum gentir, mendengar kalimat itu berulang kali dari beberapa orang, terutama dirinya sendiri.
Setelah sampai di sana, Johnny langsung membawa Haechan kearah ruang pelayanan dan meminta doker Nam untuk segera menangani pasiennya.
"Dokter Nam Haechan-!"
"Aku tau Jon tenang lah dia akan aku tangani, suster cepat buka pintunya." perintah dokter tampan itu.
Johnny mengigit kuku kuku, dia bahkan lupa hari ini ada meeting penting dengan klien dari luar negeri. Segera Johnny membatalkan semua jadwal hari ini.
"Johnny...?"
Johnny membeku, dia tau betul suara itu suara siapa. Saat Johnny membalik badan, lelaki dengan badan mungil baginya itu sedang berdiri dan memandang heran padanya.
"Taeil.. Kenapa kau.. "
"Johnny!"
Kali ini suara Lisa yang menggema ditengah lorong rumah sakit yang panjang itu dia mendekat kearah Johnny sambil berlari.
"Haechan sudah ditangani?" tanya Lisa berusaha mengatur nafas ngos ngosannya.
"Sudah, dia sedang dalam pemeriksaan oleh dokter Nam"
Lisa menghela nafas lega untuk sekarang, mendengar itu saja udah cukup buat Lisa setidaknya Haechan tidak sampai terlambat seperti waktu itu.
"Ah, dia istrimu ya, maaf aku menganggu Jon. Aku kebetulan hanya mau bayar administrasi saja" kata Taeil menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk EOMMA (JOHNIL)
Fiksi Penggemar"Daddy, kemana eomma pergi?" "Eomma sedang dalam perjalanan bisnis sayang" Mau sampai kapan Johnny berbohong kepada anaknya? JONHIL AREA! NGAK SUKA? SILAHKAN PERGI! YUPS