Chapter 4

174 28 2
                                    

"Chuuya San, ini tas dari wanita buta itu."

~~~~~~~~~~~~~~~~

Genggaman erat Chuuya pada tangan (name) sudah cukup menjawab betapa cemasnya si eksekutif mafia terhadap wanitanya. Sepanjang jalan membawa (name) mencari tempat tinggal (name) hanya ada Chuuya tak pernah melepaskan genggaman tangannya.

"Chuuya San, ini sampai mana kaki ku lelah?"

Chuuya sadar bahwa mereka sudah berjalan lebih dari 20 menit, pria itu bisa saja membawa (name) terbang tp melihat (name) yg memekik ketakutan sebelum ini karena Chuuya membawanya terbang membuat Chuuya mengambil keputusan untuk jalan kaki.

Kalau di ingat juga, Chuuya hafal semua lokasi yg ada di Yokohama tp ia sama sekali tdk menemukan lokasi rumah dari wanitanya. Beberapa orang yg ditanya oleh Chuuya mereka hanya mengeluh bahwa mereka juga kehilangan rumah.

Putus asa dengan usaha hari ini, Chuuya putuskan untuk mengajak (name) pulang dia melihat wanita itu sudah kacau dan ngelantur gara gara tdk menemukan rumahnya. Tempo gerakan kaki (name) juga semakin melambat alhasil Chuuya menggendong (name) di belakang, ia bersyukur bahwa tinggi badan (name) tidak terlalu tinggi bisa dikatakan wanita itu agak lebh pendek darinya dan berat badannya juga tdk terlalu membebani Chuuya.

"Chuuya San, sekarang jam berapa?" Tanya (name).

"Mana ku tahu, tangan ku ada di belakang." Jawab Chuuya.

"Kalau begitu ini siang atau sore?" Tanya (name).

"Siang."

Setelah bicara mereka hanya diam dan (name) bahkan sudah tdr dalam gendongan Chuuya.

Setiap memikirkan dan merasakan sosok (name) sudah cukup membuat jantung Chuuya berdegub kencang, dulu ia mengolok olog kata kata Dazai soal cinta tp mungkin sekarang ia sedang jatuh cinta.

"Tidak!" Tegas Chuuya berusaha menepis perasaannya.

••••

Hari ini mafia mengadakan rapat soal kerugian, bagi Chuuya rapat ini terlalu dini. Ia pikir bahwa yg merugi adalah orang orang tak berdosa akibat konflik beberapa hari yg lalu.

Ocehan Mori hanya lewat begitu saja di telinga Chuuya, dia malah teringat (name) yg ia tinggal di ruangannya. (Name) pasti kebingungan sebab tak bisa membuka pintu akibat ability Chuuya, dia hanya cemas kalau (name) pergi dan tersesat di markas mafia apalagi dia buta Chuuya hawatir wanita itu celaka.

"Siapapun orangnya ak sanggat membenci mereka, gara gara mereka aku jadi buta. Mereka yg berkuasa sebab memiliki kemampuan sungguh sanggat egois! Kenapa sih mereka apa karena mereka hebat lalu bisa bertindak sesuka hati ?! Gara gara mereka yg lemah jd semakin tertindas!"

Hati Chuuya terasa teriris jd kecil kecil saat mengingat ocehan (name) 30 menit yg lalu, ia kesal soal keadaannya dan marah akibat insiden beberapa hari lalu.
Chuuya berfikir jika (name) tahu tangan Chuuya juga terlibat apakah dia masih mau bersama Chuuya.

"Hey Chuuya!!! Chuuya Kun!"

Chuuya terperanjat saat ada yg menepuk bahunya, ia tak sadar melamun sampai rapat selesai dan menyisakan dia bersama Mori dan seorang wanita yg baru saja menepuk bahunya.

"Nee San." Chuuya menegakkan posisinya dan menatap sekeliling, ia sadar bahwa ia sudah melamun terlalu jauh.

Mori tampak menghela nafas, ia lelah jika harus mengulang rapat untuk Chuuya.
"Chuuya Kun, apa yg menganggu mu?" Tanya Mori.

"Tidak ada bos, anda boleh menghukum ku atas kelalaian ku." Jawab Chuuya.

"Hukuman mu adalah memulangkan wanita itu." Sahut Mori.

"Sedang ku lakukan, bos." Chuuya berdiri dan membungkuk hormat lalu pergi dari ruangan.

Sepanjang jalan Chuuya terus mendengar kata kata Mori untuk memulangkan (name), entahlah hatinya mendadak tdk rela (name) pergi.

"HEY! BUKA!!! BUKA PINTUNYAAA! HEY!"

Lamunan Chuuya pudar saat mendengar suara teriakan (name). Chuuya hanya diam menatap arah pintu yg masih tertutup, sejenak ia menyunggingkan senyum saat mendengar suara teriakan (name), lucu rasanya.

"Chuuya San?"

Begitu pintu terbuka itulah nama yg dipanggilnya, ia berjalan perlahan ke depan sambil meraba sekelilingnya.

"Apa yg terjadi kenapa kau berteriak ?" Chuuya menggapai tangan (name), menuntun wanita itu untuk duduk di sofa.

"Ak bingung tdk ada orang, ak memanggil mu setelah bangun tdr tp tdk ada jwban, lihat kepala ku benjol akibat terbentur sesuatu tadi."

Chuuya tersenyum gemas saat mendengar aduan (name) ia jadi merasa punya anak akibat sifat manja dari (name).

"Cup cup.... Pasti sakit kan sini sini biar aku obati." Ucap Chuuya menganggap (name) layaknya bocah bayi, Chuuya sengaja mengusik wanita itu.

"Hey! Ak sudah 21 th tau, bukan bayi lagi!" Protes (name), tawa Chuuya langsung terdengar mendengar nada tak terima dari (name).

••••

Tengah malamnya Chuuya memutuskan untuk menggeledah isi tas milik (name), bukannya dia tdk sopan Chuuya hanya ingin tahu di mana tempat tinggal (name).

Saat di buka isi di dalam tas milik (name) hanya ada fotonya beberapa obat, dan buku catatan tp yg membuat Chuuya heran adalah tulisan yg ada di buku tdk bosa di baca olehnya, dia tak membawa dokumen apapun. Lalu di bagian lain ia menemukan ponsel lipat yg kehabisan daya, Chuuya yakin ada sesuatu yg bisa di cari di dalam ponselnya karena itu Chuuya menyimpan ponsel (name) sementara.

"Kami tdk pernah melihat wanita itu di daerah kami tuan."

Chuuya ingat dengan jelas saat ia mencari tau pagi td  soal (name) tak ada orang yg mengenalinya, padahal (name) mengatakan tinggal di sekitar perkotaan Yokohama.

"Mungkinkah (name) berasal dari kawasan lain di Yokohama atau berasal dari kota lain ??"

Ketidak pastian membuat Chuuya bertanya tanya dalam kebingungan.

.




















.
Bersambung .... ... .

The first and last love | N.Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang