Chapter 5

169 29 9
                                    

3 Hari Kemudian ..... .... .. .

Pagi pagi buta Chuuya sudah melakukan aktivitas sebenarnya bukan hal penting sih, pria itu sedari tadi mengotak atik tombol sebuah ponsel lipat yg tentu itu milik (name). Chuuya kebingungan dengan sandi yg mengunci ponsel ini, sudah berbagai hal ia coba namun tak berhasil.

"Apa memakai tgl lahirnya?" Gumam Chuuya.

Chuuya langsung meraih tas milik (name), mencari siapa tahu ada data pribadinya. Awal bertemu kertas berukuran saku, Chuuya langsung bahagia namun kebahagiaannya pudar dan diganti dengusan saat Chuuya hanya melihat garis garis hitam.

"Semua hanya garis garis hitam, aneh." Chuuya yg tak biasa berfikir kini membuat para pembaca bertanya tanya mungkinkah otak Chuuya sudah kembali ?

Ting...... Ting..... Ting....

Telinga Chuuya menangkap bunyi lonceng yg berasal dari jendela disebelah ruangannya.

"(Name)?"

Chuuya langsung menyimpan ponsel milik (name) dan segera bangkit  pergi menuju tempat di mana (name) berada.

"Ada apa (name)?" Tanya Chuuya begitu ia membuka pintu ruangan yg kini dijadikan kamar oleh Chuuya.

Tampak wanita tengah berbaring di atas ranjang, tangannya diikat dengan tali yg menghubungkan lonceng kecil berwarna bening yg tergantung di jendela. Sepertinya lonceng itu sengaja dipasang agar Chuuya tau ada apa dengan (name).

"Chuuya San, ak lapar." Keluhnya. Bahau Chuuya yg terangkat akibat tegang kini berangsur turun, pria beriris biru keabuan itu berjalan menuju ranjang dan duduk di tepiannya.

"Membuat kaget saja." Chuuya membatin sembari menyingkirkan rambut yg menutupi wajah (name). "Mau makan apa ?" Tanya Chuuya.

"Chuuya San saja yg pilih."

Kalau di ingat selama 3hr ini (name) tak pernah pergi dari markas mafia, wanita itu pasti bosan.

"Eh knp dilepas ?" (Name) terkejut saat ikatan lonceng kecil dilepas dari tangannya.

"Ak akan mengajak mu makan di restoran." Jawab Chuuya.

••••

Chuuya senang selama berhari hari bersama dengan (name),  pria itu merasa hidupnya lbh berwarna dan mood buruknya berubah.
Ditambah tingkah (name) yg ceria itu membuat gemas siapa saja yg melihatnya dan satu satunya yg plg bahagia adalah Chuuya sendiri.

"Chuuya San makanannya enak sekali, apa boleh ak bawa pulang ?"

Ini salah satu tingkah (name) yg selalu membuat Chuuya tertawa, wanita itu selalu memasang ekspresi lucu dan suara khas anak anak.

"Kau bisa membelinya setiap saat jika kau mau. Nanti ak akan minta orang untuk membungkusnya agar kau bisa makan lagi."

"Yeyy!" Lagi lagi Chuuya dibuat tersenyum dengan tingkah lucunya.

Tawa Chuuya memudar saat melihat wajah (name), pria berstatus eksekutif mafia itu mendadak berfikir 'siapa sebenarnya (name)'.

"Chuuya San setelah ini ayo jalan jalan." Ajak (name).

"Habiskan dulu makanan mu." Chuuya membersihkan nasi yg ada di pipi (name).

"Iya.."

••••

"Chuuya San, ak ada satu permintaan hari ini." Ucap (name) sembari menggenggam tangan Chuuya.

"Apa?"

"Boleh tdk ak meraba wajah mu ?" Chuuya sedikit tertegun mendengar permintaan (name), dia fikir wanita itu ingin membeli barang mahal atau jalan jalan ke tempat mahal ternyata hanya itu.

Chuuya langsung menggerakan tangan (name) menuju wajahnya tentu Chuuya melepas topi kesayangannya agar (name) bisa dengan mudah meraba wajahnya.
"Rabalah dan bayangkan seperti apa ak di benak mu."

Dengan lembut (name) meraba wajah si surai senja dari atas matanya sampai ke pipi dan berakhir ke lehernya.
Wajah (name) sesekali menunjukan ekspresi setiap ia meraba wajah Chuuya, mulutnya juga sedikit terbuka saat meraba wajah Chuuya.

"Bagaimana?"

"Pasti kau sanggat keren.." Senyum (name). "Ak bisa merasakan bahwa kau orang yg sanggat keren." Lanjut (mame).

Chuuya merasa mendapat pujian dari malaikat, jika bisa ia ingin berteriak sekarang.

(Name) merasa tubuhnya sedang melayang perlahan, wanita itu nampak kebingungan saat tak merasakan tanah lagi.
"Chuuya San!!" Pekik (name), wanita itu segera memeluk leher Chuuya.

"Ini adalah kemampuan ku, jgn hawatir ak mengendalikan ini dalam keadaan sadar kok."
Wanita yg diselimuti ketegangan itu segera menyamankan diri.

"Kita sampai mana ? Apa bisa sampai atas awan?" Tanya (name) antusias.

"Tentu! Tapi tdk sekarang semakin tinggi udara semakin dingin ak tdk ingin kau kedinginan." Wajah (name) bersemu begitu juga dengan Chuuya.

"Kalau begitu ak ingin ture dan kau adalah pemandunya kau harus cerita apa saja pada ku tentang apa pun yg kau lihat.

"Sesuai perintah anda, Hime-Sama."

.




















.
Bersambung .....

Ya mina, hehek gini knp ak bikin (name) buta soalnya ak punya adik perempuan yg kyk gini dan ak terinspirasi aja...
Ga maksud ngejek dy sih, cuma kagum aja....

The first and last love | N.Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang