Chapter 6

149 29 3
                                    

"Aku harus menemukannya segera..."
~~~~~~~~~~~~~~~~

* KANTOR ADA *

"Ada urusan apa?"

1 Jam yg lalu sebelum kantor buka, seorang wanita muda berpakaian serba putih dengan rambut separas bahu berwarna hitam dan mata berwarna merah apel yg dibingkai kacamata, sedang berdiri termenung di depan kantor.
Orang pertama yg melihatnya adalah Sachou Fukuzawa Yukichi.

"Namaku Aina Matsuyama, ak adalah dokter sekaligus perawat anak anak di panti asuhan. Ak berasal dari Tokyo.." Wanita bernama Aina menunjukan card identitasnya pada semua anggota detektif bersenjata.

"Lalu ada masalah apa?" Tanya Fukuzawa.

"Sudah hampir beberapa minggu ak berkeliaran di Yokohama, ak sedang mencari seseorang dia adalah salah satu anak dari panti asuhan, sebenarnya dia adalah korban malpraktik dari ilmuan gila yg ku knl. Ak sudah meminta bantuan detektif biasa namun entah kenapa mereka tak mau melanjutkan penyelidikan."

Saat foto ditunjukan semua orang hanya menatap kebingungan berbeda dengan Dazai pria itu menajamkan penglihatannya seolah kenal sosok yg ada di foto.

"Kenapa detektif swasta tdk bisa membantu mu?" Seorang pria berkacamata bertanya pada Aina.

"Ak tdk tahu, ak hanya disuruh datang ke sini."

••••

(Name) sedang duduk termenung saat itu, wanita bernama (Full Name) tengah menatap hampa entah ke mana. Matanya memancarkan kekosongan tak berarti

"(Name) kau harus pergi! Ini demi kebaikan mu."

Dalam benaknya bayang bayang orang yg bersamanya semua hilang satu persatu.

"Nee Chan, ak takut.... Ak takut Onee Chan."

(Name) menutup rapat mata dan telinganya, banyak suara yg tertangkap indra pendengarannya, banyak pula bayang bayang orang orang yg kesakitan bahkan sampai mati.

"TIDAK!!! TIDAK!!! TIDAAAAAAAAAAK!"

"OI (NAME)!"

Rontaan (name) buyar saat suara seseorang memanggilnya, (name) segera memeluk erat tubuhnya sambil menangis.

"Apa yg terjadi?"

"Aku takuut Chuuya San... Aku takut....." Adu (name).

Tubuh wanita itu gemetar dan suhu tubuhnya menurun drastis air matanya juga terus mengalir.

"Tidak ada siapa pun yg akan menakuti mu selama kau di sini." Ujar Chuuya berusaha meyakinkan (name) agar kembali tenang.

"Sungguh ?" Tanya (name) berusaha meyakinkan dirinya.

"Iya, ak di sini tak akan ku biarkan tangan kotor menyentuh kulit mu."

Dalam kesedihan Chuuya berusaha menyalurkan cintanya, ia mencium bibir tipis milik (name) dengan lembut dan sedikit melumatnya. Ciuman ini adalah ciuman pertama keduanya.

"Jangan menangis lagi."

Itulah yg Chuuya katakan dan itu juga yg membuat (name) kembali damai. Untuk pertama kali setelah sekian lama ia bisa mempercayakan hidupnya di bawah perlindungan orang lain.

••••

"High Heels?" Alis Chuuya terangkat sebelah setelah mendengar celoteh (name) yg bertanya tentang benda itu dan ingin mencobanya.

Chuuya jadi berfikir bahwa sebenarnya (name) bukan berasal dari perkotaan.

"Um apa ak bisa mencobanya ?" Tanya (name) antusias.

Chuuya berfikir sejenak untuk beberapa saat, pria itu lalu menatap kaki jenjang milik (name) dan membayangkan apa yg terjadi jika (name) memakai high heels.

"Chuuya San!!" Seru (name).

"Baiklah ayo kita pergi agar kau bisa mencoba benda itu." Chuuya meraih tangan (name) dan mengajaknya pergi.

Kaki jenjangnya bergerak tak terkendali saat pertama kali mencoba sepatu berhak tinggi. Chuuya hanya tertawa geli menanggapi wanita di hadapannya yg selalu ingin tahu.

"Mou Chuuya San!!" Rengek (Name).

Chuuya memilih mengajak (name) untuk duduk dan membuka sepatunya.
"Kau tidak cocok memakai ini, ini sanggat berbahaya untuk m-"

"Apa karena ak buta ?!" Tanya (name) menyela kata kata Chuuya. Dapat di lihat oleh Chuuya, wanita itu memasang mimik sedih.

"Ada beberapa orang yg pantas dan tdk dalam memakai benda seperti ini. Kau salah satu yg kurang cocok bukan sebab kau tdk sempurna tp hati mu belum terbiasa." Jelas Chuuya, pria berambut senja itu memasangkan spatu biasa dengan warna biru lautan tanpa  (name) sadari.

"Ayo kita pulang!" Ajak Chuuya.

.














.
Bersambung .....

The first and last love | N.Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang