Bab 12. Pernyataan Alam

0 1 0
                                    

Disa dan Sasha berlari keluar saat mendengar suara rem dan ban motor yang bergesekan dengan aspal. Cukup keras. Findia meminta mereka untuk tetap pada posisi. Tapi tidak diindahkan oleh keduanya. Mereka melihat Alam mengejar sebuah mobil yang melaju mundur.

"Disa, ada apa?" tanya seseorang yang datang bersama motornya.

Disa hanya bilang tidak tahu, terus memandang pria yang terlihat kesal. Menjadi pusat perhatian banyak tetangganya. Sasha juga tidak tahu ada kejadian apa. Alam berjalan mendekati Disa, Sasha, Findia, dan seorang pemuda yang tidak ia kenal.

"Ada apa?" tanya Disa saat Alam datang.

"Tidak ada apa-apa." jawabnya mencoba mengalihkan perhatian. Menyapa pemuda yang tidak tahu siapa, berdiri bersama Disa dan Sasha. "Halo, ada yang bisa dibantu?"

"Saya Jodi, rekan kerja Disa dan Sasha." Jodi mengulurkan tangannya yang disambut oleh Alam.

"Ah, rekan kerja yang dua minggu ini cuti. Betul?" Tanya Alam. Jodi membenarkan.

Disa kembali masuk lebih dulu ke rumah, meninggalkan semua orang. Tak berselang lama, Disa keluar dengan sebuah kotak kecil.

"Kamu terluka." lanjut Disa memberikannya pada Alam.

Alam nampak kebingungan mencari dimana letak luka itu. "Apa kamu khawatir padaku?" tanya Alam memandang Disa, sedikit menggoda dengan senyum di bibir Alam.

Namun, Disa tidak memberi respon. Dia terpaku melihat luka Alam yang cukup besar. Perasaan bersalah muncul dalam hati Disa. Dia kembali masuk ke rumah, disusul Sasha dan Jodi. Beberapa warga dan pembeli yang melihat kejadian saling berbisik. Jika Alam sedang mengejar orang misterius. Kali ini ada 2 kendaraan, pemotor itu hampir menabrak Alam. Sedang mobil lain lari mundur masuk ke gang. Cerita mereka terdengar oleh Disa. Dia semakin mengambil langkah seribu, menjauh dari orang-orang.

Dia terbayang-bayang darah pada luka tangan Alam. Luka itu berubah menjadi luka yang diterima ibunya. Darah itu berubah menjadi lebih banyak. Menetes satu kali, dua kali, tiga kali, dan mengalir memenuhi lantai rumahnya. Dia pun mendengar suara ibunya permohonan maaf dan ampunan pada ayahnya. Lalu, ayahnya pun menangis. Semua berulang tanpa henti. Disa pusing dan ingin mual.

Sasha menyusul Disa dengan perasaan khawatir. Dia sedikit berlari. "Dis, ada apa?" panggil Sasha.

Disa masuk ke kamarnya, duduk meringkuk disudut tempat tidur. Pandangannya kosong, "Maafkan Disa. Disa yang salah. Jangan ganggu Disa. Maafkan Disa." Disa bergumam tisak berhenti.

Sasha tidak lagi bertanya, dia hanya memeluk temannya dan berharap akan segera tenang. "Tidak apa, semua baik-baik saja. Tidak perlu minta maaf." kata Sasha.

Sasha yang mengetahui kondisi Disa pun meminta Jodi menahan Alam agar tidak masuk. Dia tidak ingin kondisi temannya ini diketahui orang lain, termasuk Alam. Sayangnya, Alam sudah mengetahui kondisi Disa saat ini. Dia pun berpura-pura meminta Jadi mengobati lukanya,  sebab dia tidak bisa melakukannya sendiri.

Findia sendiri menjaga franchise, mengatakan pada para pembeli jika penjualnya sedang beristirahat. Jodi membantu mengobati luka Alam.

"Sudah lama kenal dengan nona Disa?" tanya Alam, ingin menjadi lebih akrab. Tapi tidak ada jawaban. Dia Disa versi laki-laki, pendiam dan cuek.

Alam mengangguk mengerti, "Berarti benar." menyimpulkan diri.

"Jangan ganggu Disa." kata Jadi menyiramkan air alkohol pada luka Alam.

Alam menjerit kesakitan, dia terkejut tiba-tiba lukanya disiram begitu saja tanpa permisi. Jadi pun heran, bagaimana bisa lelaki dewasa dengan tubuh yang sedikit berotot menjerit saat di obati.

CINTA ALAM UNTUK DISA (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang