satu

93 29 9
                                    

.

HANNA BANGUN!
Mama yang berteriak ke anak anaknya untuk bangun dipagi hari. Tidak ada suara yang menyaut dari kamar atas yang ditempati Hanna. the power of emak emak bakalan berteriak lagi, lagi dan lagi, disaat sautannya tidak terbalas atau sebelum nongol tuh anak.

HANNA BANGUNNN!!!
Dengan suara Ultrasonik frekuensi 20.000 Hz. Sampe kedengeran lumba lumba di Lautan Pasifik, Lautan Hindia dan Lautan Atlantik dan ngingg...

Mata Hanna terblaklak."Iya..." jawabnya dengan suara orang orang yang baru bangun tidur. Menggeliat mengumpulkan nyawa.

YA AMPUN KESIANGAN. Teriak frustrasi pagi pagi dalam hati. Segera ke kamar mandi. Orang kesiangan ditambah buru buru, waktu mepet. Sikat gigi dan cuci muka adalah jitunya. Setelahnya dengan buru buru lagi memakai seragam sekolah, mengikat rambut dengan sisir menggunakan jari jari bumi. Eh, jari jari tangan maksudnya. Langsung keluar kamar dengan gesa gesa. Ei-tt... Minyak wangi don't forgot. Walaupun kagak mandi seenggaknya harus wangi dong. "Hu-mh wangi" seringainya dengan tepi rapat menyipit mata mengeleng geleng kepala kearah kanan dan kiri.

"Hanna!!! masih belum turun udah jam segini!" ya kalean taulah bijimane emak emak bangunin anaknye yang pagi pagi mau sekolahan entuh.

"Iyaa m-maa" terbirit birit menuruni tangga dan sampai menuruni dua anak buah tangga sekaligus. Tiga anak terakhir ia langsung melompat hingga lantai dasar. Buck, mendarat dengan kuda kudaan sempurna.

Hanna tipe manusia yang kalo tidur kayak orang mati suri. Mau turun hujan, badai, topan, puting beliung, tsunami, gempa bumi, paling bangun bangun dialam Barzah A.K.A alam kubur. Man Robbuka.

"Kamu tuh ya susah banget bangun pagi, nggak tau apa mau sekolah. Mau jadi apa kamu!" ujarnya.
"Hehe"
"Nyengir lagi bukanya berubah"
"Berubah? Emangnya Hanna Bunglon"
"Ngejawab aja terus".
Masih pagi nggak boleh Na. Menelan ludah Cepat cepat memasukkan makanan ke Tupperware untuk bekal siang nanti.

~~~

Tiba di Sekolah.
Hm-mm masih sepi?
Ini sekolahan, kan.
Kok nggak ada siapa siapa?. Melihat segala penjuru tidak melihat seumat siapapun.

Tiba tiba suara sirene terdengar yang dibunyikan oleh beberapa pelajar memakai jas hitam. Hari pertama MOS di SMA. Siswa siswi berlarian menuju ke arah lapangan sekolah dengan kontang kanting yang awal mulanya muncul dari berbagai penjuru ruangan yang dimasuki sebelumnya.

Penuh desak desakan seperti kerumunan semut menemukan makanan manis. Adapun berlarian yang masih mengunyah makanannya yang keluar dari arah kantin. Baju seragam yang belum dimasukan. Dasi belum dipakai. Hingga adapun yang berloncat loncat sambil memasang kaos kaki keluar dari toilet. Dipastikan itu habis ritual wajib pagi hari.

Baru aja.
Sampe.
Belum simpan ransel.
Belum merasakan oksigen, udah senam jantung aje dah ah. Berlarian gesa gesa seperti siswa siswi lainnya menuju lapangan agar tidak kena gep sama pelajar berjas hitam itu.

"SEMUANYA. SIAP GERAK!" Tegas pemimpin acara dengan bantuan suara micnya itu.
"MOHON PERHATIANNYA"
"UNTUK YANG TIDAK BERPAKAIAN LENGKAP. SEPERTI IKAT PINGGANG, DASI, MEMAKAI SEPATU SELAIN WARNA HITAM. DIHARAPKAN MEMISAHKAN BARISAN. SEGERA!" Perintahnya.

Murid baru yang merasa pun memisahkan diri, ternyata 85% lebih banyak murid yang termasuk dari langgaran itu, dibanding murid yang sebaliknya. Hanya tersisa satu setengah barisan perkiraan 15-20 murid tersisa.

mati ditubuh yang tumbuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang