sembilan

34 22 0
                                    

.

"Sesuai pengumuman di upacara tadi pagi, minggu ini bakalan ada lomba 17 agustusan. Setiap kelas harus ada perwakilan disatu macam perlombaan, kalo tidak kita harus bayar denda perlombaan yang tidak diwakilkan" tutur kata ketua kelas berdiskusi bersama teman sekelasnya.

"Dendanya berapa, Cok?" tanya salah satu temannya.

"10× lipat dari bayar pendaftaran" jawabnya "Pendaftaran 100 ribu sudah mencangkup semua mata perlombaan" ujarnya lebih detail lagi.

"Lomba kerupuk siapa yang mau?" ketua kelas mensorot orang orang diruang itu "Oh iya, harus c-cewe".

"APA!" decit suara kaki kursi serontak.
"Dih, apa apaan harus cewe" ucap siswi yang duduk kedua dari depan.
"Iya, kok gitu, ish" dengus disebelahnya.
"Nggak mau ikutan, malu nanti dilihat crush" sipu malu malu siswi paling belakang.
Siswi sebangkunya memegang leher "Iya bener, tembolok gue nanti dilihat banyak orang" ringisnya.

"Kalian baca brosurnya gak, sih?" menoleh heran siswa yang duduk paling depan.

Para puan puan bersamaan bersitatap bertanya dalam netra, saling melempar pandangan.

"Brosur kalo di bagiin tuh dibaca, buka jadi alas pop es, apalagi disobek sobekin, ngebala".

"PMS, lu?" ujar salah satu siswi dari decitan tadi.

"Pe em es, eluh?" tutur ulangnya mengikuti dengusan siswi itu, dikira orang PMS doang yang bisa mendengkus.

Terjadilah perang dingin yang berlangsung antara blok tuan dan blok puan. Keduanya saling menyebarkan spekulasi masing masing dan berebut.

"Heh, jangan sampe cuman nggak ikutan lomba kerupuk kita ngeluarin uang satu juta buat denda kerupuk yang harganya 500 perak".

"Ya, tapi kenapa harus cewe"

"Baca dulu brosurnya, dapat brosurnya nggak. Liat nih liat, baca" gusar blok tuan nyaris naik pitam.

Ketua kelas pening "Cewe dan cowo, saya bilang harus cewe dulu, cewe dulu. Ucapan saya belum selesai udah langsung berdecit aja" tuturnya "karena menyelesaikan masalah mulai dari yang rumit dulu".

Iya benar, tertulis di brosur lomba kerupuk diwakilkan oleh putri dan putra dari masing masing kelas, blok puan kosong - satu. "Emang cowo langsung mau kalo di tunjuk?" ajuan blok puan.

"Cowo siapa yang m-mau iku-utan..?" belum selesai KM berbicara para blok tuan langsung mengangkat tangan tinggi tinggi hingga berdiri di atas kursi agar terlihat oleh blok lain di ruangan itu.

~~~

Ucok berjalan menuju kantin setelah kumpulan ketua kelas di aula untuk informasi lebih lanjut agustusan. Saatnya mengisi bahan bakar manusia untuk mesin pencernaannya, menyorot satu persatu dengan netranya untuk memilih bahan bakar apa yang akan diisi, mie ayam mang tomeng. Kakinya tanpa sadar melangkah kearah kios itu.
"Hiji mang"
"Siapp"

Melayangkan pandang lalu terpaku oleh seorang perempuan yang duduk membelakanginya, merasa mengetahui dengan bentuk tubuh itu. Menghampiri ragu ragu takut salah orang, perlu dipastikan bahwa ia tidak salah, meyakinkan seratus persen. Mendongak miring posisi kepalanya tepat didepan wajah perempuan itu.

mati ditubuh yang tumbuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang