Hari ini kembali kepada sekolah yg selalu saja ramai karena banyaknya siswa-siswi yg sudah mondar mandir disekitaran sekolah. Bahkan Mycena dan juga Wina sudah berada diantara banyaknya siswa-siswi yg tengah berlalu-lalang itu. Keduanya tampak menikmati makanan yg tengah mereka santap sembari menatap banyaknya human dikantin saat ini.
Setelah pembelajaran selesai Mycena dan Wina memilih langsung ke kantin, selain untuk mengganjal perutnya mereka juga mencari kesempatan agar tidak berada diruang yang sama dengan seorang Arviandra. Tentu itu berlaku hanya untuk Mycena, Wina? Bahkan gadis itu sepertinya sudah melupakan kejadian dimana Niko mengambil first kiss nya dan berlaku seperti biasanya tidak saling mengenal walau terkadang Niko masih saja mengganggunya dan juga Mycena, semudah itu memang.
"Ce, Lo ga mau nyari pacar gitu?" Wina menatap Mycena yg tengah memakan makanan nya dengan serius. Mycena tersedak mendengar nya, gadis yg tak bisa bergaul dengan orang lain diminta untuk mencari pacar? Lebih baik Mycena tidur dirumah jika harus disuruh untuk melakukan hal itu. Menurutnya sangat tidak penting.
"Lo bahkan tau gue bukan orang yg mudah untuk membuka diri sama orang lain, jadi enyahin pikiran konyol Lo Win," ujarnya menggeleng pelan. Wina hanya terkekeh, ia mengerti dan ia juga tau sifat Mycena itu. Hampir 5 tahun mereka selalu sama-sama tentu saja Wina sudah mengenali karakter temannya satu ini.
"Ya ya ya, Lo emang gak harus nyari sih. Karena pada dasarnya juga udah banyak yang coba buat deketin Lo." Ujar Wina memasang senyum lebarnya. Hampir 30 lebih orang yg mencoba mendekati Mycena sejak kelas satu SMP kemarin, namun gadis itu menghiraukan nya bahkan sampai saat ini.
"Nah itu Lo tau," balas Mycena menjentikan jari nya dihadapan Wina sembari terkekeh kecil, Wina ikut terkekeh karenanya. Mereka kembali melahap makanan yg berada diatas meja itu. Namun sesuatu tiba-tiba menguar panas menyentuh tubuh mulus nya. "Bisa jalan gak?" Tanya Mycena datar tanpa menoleh kearah gadis yg tadi menumpahkan teh panas tepat menganainya. Wina menatap horor orang yg masih berdiri dengan wajah tanpa dosanya menatap seakan ia tak melakukan apapun.
"Gak sengaja," ujarnya menatap santai orang yg masih duduk dengan posisinya. Wina melotot tak percaya, tidak sengaja katanya? Dan apa itu? Ekspresi wajahnya sama sekali tidak memancarkan jika ia telah melakukan kesalahan.
"Lo bilang gak sengaja?" Tanya Wina tak sabaran, gadis itu berdiri menatap tajam orang yg ada disebelah Mycena. Gadis itu terlihat membalik bola mata malas menatap teman dari gadis yg ketumpahan teh miliknya. "Emang gak sengaja," ujarnya kembali. Wina mendadak panas ketika mendengar perkataan gadis itu ia ingin maju untuk menjambak rambut Indri namun dihentikan oleh Mycena yg langsung saja menarik tangannya keluar dari sana.
Beruntung Mycena segara membawa Wina keluar dari kantin, jika tidak mereka akan menjadi pusat perhatian semua orang dikantin yg ternyata samar-samar telah mendengar perdebatan keduanya.
Saat berada dikoridor, Wina menghempaskan tangan Mycena yg menariknya tadi, gadis itu ingin sekali mencakar dan menjambak habis rambut Indri yg baru saja membuat masalah dengan temannya. Wina mendengus sebal "Lo kenapa malah narik gue si Ce!" Kesalnya menatap Mycena berapi-api, dia tidak suka ada yg mengganggu ketenangan nya maupun Mycena disekolah ini.
"Biarin aja, dia juga udah bilang gak sengaja." Ujar Mycena malas, sebenarnya dia tau Indri sengaja menumpahkan teh itu kepadanya namun ia tak ambil pusing hal itu. Wina semakin menggeram tak terima, jelas Mycena tau jika gadis itu sengaja tapi mengapa tak mau mengakuinya. Wina kesal sendiri dibuatnya.
"Aghhhh! Untung Lo temen gue ce!" Teriaknya frustasi, Wina sangat gemas ingin mencakar wajah Mycena yg sepertinya bodo amat dengan apa yg baru saja terjadi. Namun tak lama raut wajah Mycena terlihat menahan perih. Wina yg menyadari itu langsung saja membawa Mycena menuju UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mycena Chlorophos
Roman pour AdolescentsWELCOME TO NEW STORY BY ME ♡ [BACA DESC DULU KALI AJA SUKA:)] PLAGIAT MENJAUH ‼️ "Lo yakin ga suka sama Vian?" Pertanyaan itu lagi-lagi didapati oleh Mycena, entah sudah berapa kali ia meyakinkan gadis didepannya ini jika ia benar-benar sudah tidak...