LUKISAN HATI - 08

5 2 0
                                    

Seperti biasa Valen akan menunggu Isel di dekat parkiran motor sekolah. meskipun hanya berjalan bersama dari parkiran ke dalam sekolah itu cukup membuat Valen merasa  senang. sikap yang Isel tunjukkan semakin dingin terhadap nya sekarang.

Valen sedikit menyesal telah memberi tahu kalau dia adalah cowo gembul itu. semuanya membuat Isel menjadi jauh. Valen meletakkan helm nya di pos satpam, dan sudah melihat kekasih hati nya itu, ralat masih calon.

"hai sel!" sapa Valen

"nunggu lagi?" Valen hanya mengangkat kedua alisnya

Isel memutar bola matanya malas "dasar"

"iya emang dasar banget gue, dasar mencintai lo" Isel berhenti melangkahkan kakinya

"serius lo cinta sama gue?" Valen mengangguk dengan cepat

"mau gue ceburin lagi ke kolam?" Valen menggeleng dengan cepat

"diem, gak usah ikutin gue" ujar Isel penuh penekanan. Valen mengerucutkan bibir nya.

sabar Val sabar -batinnya berkata

Isel menghela nafas nya. jujur, dia rindu pada Valen tapi logika nya masih terus saja menyuruh dia untuk menjauh sementara. "maafin gue Val" gumam Isel dipertengahan jalan.

Terlihat trio macan sedang duduk di depan kelas dengan anggun. salah satu alasan mereka datang pagi adalah untuk mengerjakan tugas di sekolah yang pasti mereka lupa kerjakan di rumah.

"hai pren!" Isel melambaikan tangannya.

"hai sel, sini duduk" Ijah menepuk kursi yang kosong disebelahnya

"gimana udah baikan sama Valen?"

"belom"

"loh kok belom? kan gue udah suruh lo buat baikan"

"please nin, susah banget"

"dia mah pasti gengsi" ucapan itu dibantah keras keras oleh Isel.

"terus kenapa masih belum minta maaf? apakah gue Rosiana selaku wali seorang Griselda harus mewakili permintaan maaf nya?"

"gak usah alay lo"

"waduh, bahasa nya mba sangat sopan" lanjut Oci

"lagipula nanti ada masa nya gue siap buat minta maaf, please ya? jangan paksa gue"

"oke gue kasih waktu 4 hari untuk lo pikirin semua ini, kalau sampai 4 hari lo belum baikan juga lo harus traktir kita beli boba" kata Anin

"apaan, maksud lo handphone?" tanya Isel kaget. "bukan monyet, maksud gue tuh minuman boba"

"oh, gue kira hp"

"tapi kalo mau bonusin hp boba itu juga boleh" timpal Oci

"jual aja ginjal lo nanti gue beliin" ucap Isel dengan nada yang datar

"jahat banget" Oci melanjutkan aktivitas main handphone nya.

"terus kalo gue berhasil, gue dapet apa?" tanya Isel, jangan mereka saja yang untung tetapi Isel juga harus untung.

"kita yang traktir lo, bebas" ujar Anin dengan santai nya.

"oke, tapi gue gak janji ya bisa atau ngga nya"

"guys masuk! bentar lagi bel bunyi" suara dari ketua kelas membuat mereka telah menyetujui syarat tidak jelas yang dibuat Anin.

Kalau begini caranya Anin yakin Isel akan cepat berbaikan dengan Valen. ya walaupun cara dia salah, karena pasti Isel tidak tulus dia hanya ingin traktiran nya saja.

LUKISAN HATI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang