Selama dua hari ini Isel menghindari Valen. dia masih takut dan malu menatap wajah nya. padahal yang Valen rasakan biasa saja, ia ingin sekali bertanya mengapa harus menghindar. jelas jelas Isel yang berbicara kalau dia akan meminta maaf.
"tumben lo ngehindar dari si Valen, biasanya nempel mulu kaya prangko" ucap Oci, ya dia salah satu oknum yang penasaran juga terkait masalah ini.
"gapapa, emang lagi pengen ngejauh aja" ucapan dari Isel tidak dipercayai oleh ketiga temannya itu
"lo boleh bohong sama orang lain tapi lo gak bisa bohong ke kita sel, please lah jujur" kata Anin
Isel menatap satu persatu orang yang berada di depannya saat ini. "lo pada inget gak sih pas smp gue pernah bully orang?" tanya Isel, ketiga temannya itu sudah pasti ingat, karena mereka lah yang membantu Isel untuk berhenti.
"Arda, cowo gembul korban bully gue tau?" ketiga nya mengangguk
"dia Valen"
"hah? maksud lo?"
"Valen ngaku kalau dia Arda, anak cowo gembul yang gue bully waktu smp, gak tau kenapa perasaan gue sekarang takut liat dia plus malu"
"karena?" tanya Ijah "ya pikir lah, malu aja gue udah bully dia, dan takutnya dia malah punya rasa balas dendam ke gue"
"tapi selama lo deket sama dia, ada Valen manfaatin lo?" Isel menggeleng
"ada setiap kata kata dari Valen keliatan gak tulus?" Isel menggeleng
"ya udah berarti dia gak ada dendam sama lo" Kata Oci, Anin dan Ijah mengangguk menyetujui
"tapi gimana kalau rasa tulus itu tuh palsu? kaya cuma buat gue naruh rasa terus dia bales dendamin"
"lo udah ada rasa sama dia?" Isel mengangguk ragu "nah ribet"
"lagian lo gak akan tau kebenarannya, kalau lo ngehindar, pasti dia ada cara sendiri dan bukan balas dendam caranya" kata Anin
"gue takut nin, takut ngerti gak sih"
"gue ngerti perasaan lo gimana sekarang, perasaan bersalah ada, sedih ada, takut ada, malu ada bahkan seneng juga pasti ada, tapi kalau lo ngehindar gini gak akan dapetin jawaban"
"mending lo pergi temuin dia minta maaf atas kesalahan yang udah lo perbuat, bukannya itu kan yang lo mau kalau misal lo ketemu Arda lagi"
Isel dengan perasaan yang khawatir berdiri, keluar dari kelas. di dalam hanya membuat kepala nya semakin pusing saja. hati dan pikiran nya saling bertabrakan. bicara hati dia harus temui Valen tapi pikirannya cemas.
Isel pergi ke kantin, sekedar menenangkan pikiran. dia tidak menyadari kalau Valen ada di belakang tengah asik makan bersama kedua temannya. mereka berdua menunjuk nunjuk, memberi tanda kalau di belakang Valen ada Isel.
Valen hanya menggeleng, menyuruh keduanya diam. Valen tau pasti Isel masih sangat malu bertemu dengan nya. dalam hati Valen memang ada rasa ingin balas dendam, tapi karena ketulusan yang diberikan Isel ia tidak melakukan hal itu.
"lo ada masalah?" bisik Ozan, teman nya. Valen menggeleng "ngga"
"terus kalian kenapa?"
"udah diem"
••••
Sangat sangat tumben sekali rumah nya ramai. tuan rumah alias papi Isel kini sudah pulang ke rumah dan tumben juga kak Fatur tidak kemana mana. Isel berlari memeluk papi nya dari belakang, tentu saja Agendra terkejut.
"Astaga, anak papi baru pulang" ucap Agendra sembari mengelus kepala Isel
Isel terus memeluk Agendra tanpa menghilangkan senyum nya. "duh kayanya kangen berat nih sama papi" timpal Malik
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKISAN HATI
Ficción GeneralKisah ini menceritakan tentang seorang gadis dan lelaki yang dulunya sama sama memiliki hubungan namun kurang baik. Lama mereka dekat akhir nya mereka bisa menjadi sepasang kekasih. Namun itu tidak lama, karena satu alasan yang mengharuskan mereka b...