ending

237 14 0
                                    






-

"Unnie"

Aku memanggilnya dalam hati. Untuk kesekian kalinya rasa sakit ini datang setiap malam.

Kita begitu dekat, aku bahkan bisa memelukmu setiap malam dalam dekap. Tapi dalam banyak kesempatan, aku di sadarkan bahwa aku tetap tidak bisa memiliki kamu.

Ku genggam lagi tangannya. Rasanya lembut dan menenangkan, sama seperti saat pertama kali tangan ini menggenggam tanganku.

"Kenapa begitu sulit hanya karena jatuh cinta sama kamu."

Dengan sesenggukan aku masih menggenggam tangannya. Membiarkan air mataku lolos begitu saja.

Sulit untuk aku menaruh hati padanya yang kenyataannya memang tidak seharusnya. Dia yang begitu baik, membuat aku berlebihan dalam menyikapi.

Karina unnie yang merapikan rambutku yang berantakan membuat hatiku kadang berdetak lebih kencang di banding biasanya.

Dia yang memelukku dengan hangat di setiap kesempatan. Dia yang begitu tau banyak hal tentangku membuat aku merasa istimewa.

Aku pikir rasa ini hanya tumbuh karena rasa nyaman yang dia ciptakan. Aku pikir rasa ini hanya bertahan sementara karena masa pertumbuhan kami.

Berharap jika tiba saatnya, saat kami tumbuh lebih besar lagi, rasa ini akan hilang seiring berjalannya waktu.

Namun pada kenyataannya, rasa ini semakin tumbuh dengan jelas. Semakin dekat dengannya membuat hatiku di remas kian kuat. Rasa bahagia yang aku rasakan saat bersamanya di tekan lebih keras dengan rasa sakit yang aku rasakan saat melihat dia tertawa dengan lebar dengan orang lain. Yang pada kenyataannya adalah orang yang menurut Karina adalah spesial, melebihi aku.

~euung~

Erangan kecil dari mulutnya kembali menyadarkan lamunanku. Jari-jari tangannya yang aku genggam, kini mulai mengerat, membalas genggamanku. Senyum getir terlukis di wajahku.

Malam ini aku menghabiskan kembali waktu berhargaku untuk menemani Karina unnie. Dengan beberapa cemilan dan Soju yang kami beli sebelum menginjak apartemennya.

Dia bercerita sedang di Landa galau karena orang yang dia sayang tidak kunjung peka pada perasaannya. Dia menangis tersedu saat menceritakannya padaku.

Yang tanpa dia sadari, aku juga ikut menangis karena dia juga membuat aku terlihat semakin menyedihkan karena cinta sebelah tangan yang aku rasakan.

'minjeong'

'kim minjeong' gumamnya.

'hmm' kubalas sebisaku. Tenggorokanku sedikit kering karena menangisinya.

Dia tidak lagi menjawab. Badannya semakin meringkuk, tanpa melepas genggaman tangan kami.

Lelah dengan rasa sakit ini, aku memutuskan untuk ikut berbaring, menghadapnya. Wajahnya yang cantik, membuat jangtungku kembali berdebar.

"Tuhan.. dia yang tidak seharusnya menjadi milikku. Jadi aku harap. Dalam waktu sesingkat mungkin. Hilangkan rasa ini."

Harapanku di malam itu. Setelah membelai rambutnya lembut, untuk pertama dan terakhir kali, aku memberanikan diri menyentuh bibirnya yang manis dengan bibirku.

'saranghae unnie, maafkan aku karena melakukan ini tanpa kamu tau, kita tidak akan pernah berubah, untuk itulah kenapa ini akan jadi yang terakhir'

Seiring tangisku yang mereda, aku ikut terlelap dengan air mata yang mengering.

.
.
.
.


Maaf karena gue cuma bisa buat cerita pendek. Cerita gue mungkin gk bisa semenarik ff author2 di luar sana. Terima kasih untuk membaca cerita yg gak jls ini, terima kasih juga untuk vote yang udah kalian kasih.

Gue adalah tim kartop, tapi gue GK tau kenapa gue selalu buat cerita dengan winter yang jadi dominan.

Untuk berita di luar sana. Gue mungkin orang yg gampang murung karena berita yang blm jls. Sedih, dan gelisah adalah hal yg gue rasakan 3 hari ini sejak berita itu naik di kalangan 'my'.

Gue percaya sama winter. Gue cuma g pgn hal2 ini ngerusak reputasi mereka. Hati gue sakit hanya krna mikirin Karina Giselle ningning. Jadi gue harap winter akan jadi lebih dewasa, dan jadi lebih baik lagi biar gk akan ada berita konyol kyk gini.

Iluvu minjeong, cepet sehat. Meskipun lu gk akan pernah tau gue nulis sepanjang ini hanya karna khawatir sama lu 🤍

 Meskipun lu gk akan pernah tau gue nulis sepanjang ini hanya karna khawatir sama lu 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang