marah lagi (greshan)

310 52 0
                                        



Beberapa Minggu telah berlalu sejak pertengkaran terakhir mereka di apartment Shani. Tidak ada kabar dari Gracia sejak dia meninggalkan kediaman Shani hari itu. Lalu apa kabar dengan Shani?

Dalam beberapa Minggu jadwal mereka yang bertabrakan menjadikan Shani dan Gracia jarang bertemu.

Sulit bagi Shani untuk meminta maaf dan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara mereka.

Memikirkannya, membuat kepala Shani sedikit pusing.

"Ci.."

Suara Feni kembali memecah isi pikirannya.

"Kenapa mpen?"

"Dari kemarin diam Mulu. Ada masalah ya sama ben?"

Pertanyaan yang shani juga mencari jawabannya. Dia jelas bertengkar dengan Gracia, tapi Shani tidak ingin ada orang lain yang tau.

"Enggak kok, kenapa nanya gitu?"

"Gapapa, dia beberapa kali wa sih tanya kabar Cici. Jadi aku pikir kalian lagi berantem."

Shani kembali menghela nafas panjangnya. Antara bersyukur dan sedih. Bersyukur karena Gracia masih peduli padanya, dan sedih karena dia masi belum bisa menghubungi gadisnya. Terlalu rumit dan melelahkan jika mereka harus saling menjelaskan lewat teks

"Kalo dia tanya aku lagi. Bilang ya, 'shani kangen'. Jangan lupa ya"

Anggukan tipis dari Feni menghentikan percakapan singkat mereka di kamar hotel yang luas itu.

Beberapa hari kedepan akan di isi dengan jadwal padat JKT di luar kota. Dan harapan Shani. Saat ini semua sudah selesai, dia bisa melihat senyuman manis kekasihnya saat kembali ke Jakarta nanti.

Harapnya...

***

Di saat yang sama, Gracia kini menyantap makan malamnya dengan semangat. Patah hati perlu tenaga ekstra. Menangis dan berpikir bagaimana jalan baiknya. Gracia butuh banyak persiapan.

"Ge.. lu gak makan berapa bulan sih??  Heran gue."

Ungkapan takjub Sisca pada Gracia saat dirinya mendapati teman generasinya itu makan dengan sangat brutal.

"Gue tau lu ya. Lu tuh meskipun makan banyak gak pernah se ganas ini tau gak."

Dengan telaten dia membersihkan noda yang tertempel di sekitar bibir dan pipi gracia dengan tissue.

"Sesekali sis"

Singkat, padat, dan kurang jelas untuk seorang Sisca mencerna perkataan Gracia.

"Di omongin."

"Hah? Maksud lu apa sih sis"

Dengan santai dia kembali mengunyah makanan yang sempat dia abaikan beberapa detik lalu

"Kalo kalian sama-sama lari. Masalah gak akan pernah selesai."

"Gue tau lu bukan orang yang kaya gitu gre."

Suara lembut itu tiba-tiba sekali bertengger di telinganya. Membuat perasaanya kembali memuncah. Entah dari kapan., Air mata itu kembali menetes dari mata indahnya.

Sakit rasanya. Dadanya begitu sesak. Kepalanya juga pusing memikirkan bagaimana kisah cintanya akan berlanjut. Perasaan  tidak nyaman ini  lama tidak dia rasakan. Kini kembali bertengger di hatinya.

Harapan yang ia pupuk selama ini, tidak berjalan semulus itu. gracia tau Shani sama sekali tidak berniat menyakitinya. Tapi.. Gracia juga sadar. Kadang penyebab
Sakitnya Shani adalah dirinya.

oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang