"Gi"
"Hmm"
Giselle yang semula berbaring dan bermain ponselnya mendadak mengangkat kepala. Heran dengan panggilan yang sudah di jawabnya namun tidak mendapatkan respon kembali.
"Lu kenapa dah Rin?"
Karina sedang duduk bersandar pada sofa di hotel tempat menginap mereka selama di manila. Karin terlihat tidak bersemangat di hari spesialnya ini.
" Lu bosen? Atau mau ngerayain ulang tahun lu di tempat lain?"
Giselle berusaha membuat temannya ini mempunyai semangat hidup saat hari bahagia karina ini mereka rayakan.
"Boleh gak sih gue berharap lebih?"
"Boleh gak sih gue kecewa sama sesuatu?"
Raut wajahnya yang sendu membuat Giselle yang tadinya berada di ujung memutuskan menghampiri sang leader. Menepuk punggungnya pelan, berharap itu dapat meringankan perasaan yang dia juga tidak tau penyebabnya.
"Mau cerita gak sama gue masalahnya?"
"Huft..." Hembusan panjang itu keluar begitu saja dari bibir Karina.
"Gue gak tau apa ini egois atau enggak. Tapi gue berharap minjeong punya lebih banyak kata yang dia ucapin buat gue."
"Berharap dia juga bakal lakuin hal manis itu di depan umum. Berharap dia se antusias itu ngerayain ulang tahun gue, boleh gak sih gue gituu??"
Bahunya kembali turun, perasaan kecewanya, entah kenapa tiba-tiba menumpuk dalam dada.
Rasa hausnya akan kasih sayang winter untuknya. Baik di belakang dan di depan umum, Karina haus akan perhatian itu.
"Boleh.."
Helaan nafasnya semakin terdengar di telinga Giselle setelah Karina mendengar jawabannya.
"Lu boleh kecewa karena harapan lu sama orang yang lu sayang gak terpenuhi, tapi.. lu juga harus tanya, apa alasan di balik sikapnya yang kaya gitu ke lu"
Tanpa menoleh pada sang pembicara. Karina tampak sedikit berpikir lebih keras. Akan aneh jika dia meminta winter untuk memposting foto mereka dan memberikan banyak kata cinta di dalamnya.
"Arrghhhh mau gue apa siiih!!!"
Erangan anehnya sama sekali tidak di gubris oleh gigi, dia kembali ke tempat awalnya. Kembali berkutat dengan ponsel pintarnya.
___
Setelah konser berlalu. Tanpa banyak interaksi di atas panggung ataupun di belakang panggung, Karina berusaha untuk tidak terlihat dekat dalam jarak pandang winter.
Entah kenapa, dia ingin sedikit jauh, agar perasaan yang tadi siang sempat ia rasakan bisa berkurang.
Yaaah itu harapan Karina, namun winter tau. Tau apa yang terjadi. Dia hanya berusaha membuat Karina nyaman dulu dengan dirinya.
Setelah mereka di rumah. Dia akan melakukan sesuatu untuk membuat semuanya jadi lebih baik.
----
Memakan waktu sekita 15 menit saat mereka sudah sampai di kamar masing-masing.
Karina dengan segala rutinitas wajahnya hampir selesai membersihkan diri.
Saat selesai, ia telah siap merebahkan dirinya di atas kasur hotel yang empuk. Entah kemana perginya si ningning, sampai detik ini tidak juga kembali dari membeli Snack dengan Giselle. Jangan tanya winter, sejak turun dari panggung Karina belum bertegur sapa dengannya.
"Haahhh, okee ayo istirahatkan dirimu jimin~ah"
"Jaljaaaa~"
Iya menarik selimut tebal itu untuk memeluk seluruh tubuh dan sebagian wajahnya.