U (sooshu)

204 21 0
                                    








........

POV

Dingin. Gelap. Hampa.

Hal yang aku rasakan beberapa bulan ini. Sejak kasus soojin di angkat. Sejak perjuangan soojin untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah. Sejak agensi memutuskan sepihak kontrak soojin yang membuat aku hancur.

Hatiku...

Seperti di remas setiap hari. Air mataku tidak berhenti bahkan setelah 4 hari pengumuman itu di buat. Dan jangan tanya di mana soojin saat ini.

Dia pergi..

Meninggalkan aku. Yang setiap hari merindukannya. Yang membutuhkannya. Yang selalu berharap dia tinggal di sisiku untuk waktu yang lebih lama.

Kenyataan pahit ini benar-benar datang hanya karena sebuah rumor.

Kuusap kembali air mata yang mengalir di pipiku. Mengingatnya membuat hatiku kembali terluka. Bukan aku yang tersakiti, tapi orang itu membuat soojin-ku sakit dan pergi.

Dia tidak lagi berada di dorm. Dia kembali pada orang tuanya. Tentu dia terluka sama sepertiku, seperti para member lain. Tapi kami tidak bisa melakukan apapun. Aku tau agensi terlalu egois untuk hal ini.

Aku kembali memejamkan mataku, merasakan pusing di kepalaku saat memikirkan banyak hal tentang g-idle. member yang harus bersikap baik-baik saja. Miyeon unnie, Minnie unnie, soyeon unnie, dan yuqi tidak kalah sedih. Mereka juga menangis, tapi aku tau mereka lebih kuat dariku.

Mereka masih melakukan promosi yang sama. Menyapa penggemar lewat Instagram dan vlive. Hanya aku..

Yang duduk diam. Tetap berada di kamarku yang gelap. Sendiri.

Sudah 3 hari aku menguring diriku di sini. Miyeon unnie berusaha membujukku untuk makan. Soyeon unnie juga mengajakku untuk latihan bersama. Namun sayang niatku belum sepenuhnya kembali. Rasa sedih yang aku rasakan belum sembuh sepenuhnya .

Aku tau aku masih bisa bertemu dengannya. Aku masih bisa mengatakan bahwa aku merindukannya. Aku masih di tempat yang sama. Korea. Bahkan aku masih bisa menginap dan makan bersama keluarganya.

Tapi. Itu tidak sama di mata fans kami. Aku harus menutup diriku untuk tidak berbicara tentangnya di depan kamera. Menghindari pertanyaan 'apakah kalian masih'. Atau hal sebagainya.

Aku mengambil tissue yang terletak di atas nakas. Mengambilnya beberapa dan mulai memakainya pada hidungku. Mengeluarkan sedikit kotoran yang menghambat pernafasan ku.

~tok tok~

"Shuhu-ya? Kau di dalam?"

Sebuah ketukan membuatku menoleh pada pintu.

"Ooh, masuklah yuqi-ah" balasku tanpa beranjak dari tempat aku duduk.

Dia segera masuk dengan rusuh. Yuqi adalah salah satu member terkuat yang tidak pernah goyah dengan apapun.

" Kajja, aku akan membelikanmu makanan yang enak. Di dekat sini ada restoran baru yang buka. Kau mau kan?" Tanyanya dengan penuh semangat. Tanpa peduli bagaimana hati dan mood ku saat ini.

"Aku malas"

Jawaban singkat itu membuatnya cemberut, dia mulai menghentakkan kakinya di lantai. Mulai memasang wajah memohon dengan tangan yang di satukan.

Aku menghela nafas panjang. Menghirupnya lagi, dan mengeluarkan lagi.

"Baiklah, kajja"

Aku beranjak dari kasur. Membuang tissueku pada tong sampah dan berjalan ke arahnya.

oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang