-11♩

1.9K 112 99
                                    

° ° ° ° ° °

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

° ° ° ° ° °

6 tahun telah berlalu, 4 tahun lagi Narendra keluar dari penjara.

Sejauh ini, Livya masih belum bisa melupakan Narendra, ia sering merusak tidurnya hanya memikirkan Narendra.

Livya tinggal dirumahnya bersama Lauren, adik tiri Narendra.

Aidan dan Gibran telah kembali ke luar negri, untuk bekerja.

Zoya tinggal sendirian dirumahnya, hampir setiap hari ia datang ke rumah Livya dan juga Lauren.

Kiren telah pulang ke rumah orang tuanya, ia jauh lebih baik. Begitu cepat Kiren melupakan Narendra.

Kehidupan Livya semenjak tak ada Narendra, semakin jauh lebih baik. Namun, saat malam hari ia selalu mengingat dan merindukan Suaminya.

Merusak tidur dan menghabiskan air mata, merindukan seseorang yang belum tentu merindukannya.

"Tuhan... Aku merindukan salah satu hamba-Mu, ku mohon jaga dia baik-baik disana dan jangan sampai dia kenapa-kenapa," ujar Livya sembari melihat bintang-bintang di langit.

"Mas Naren, aku merindukanmu, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Kau sudah sarapan? Dan, apakah kau juga merindukanku?" Livya terus menangis. Tanpa ia sadari ada Lauren yang tak sengaja mendengar ucapannya dari balik pintu.

"Aku takut, begitu kau keluar dari penjara, kau mengulangi perbuatanmu, Mas. Aku tidak mau jika harus berbagi suami dengan wanita lain,"

"Aku merindukan sosok dirimu yang dulu, yang selalu memberiku kasih sayang dan perhatianmu.."

"Pelukanmu, bahkan aku ingin merasakan kembali pelukan hangat darimu," ujarnya tetap menangis.

Buliran-buliran air mata terus mengalir membasahi pipi Livya.

"Cerita kita memang singkat, Namun sesingkat apapun ceritanya, merelakan dan melupakan bukanlah hal yang mudah,"

"Jika memang iya, nanti kamu akan pergi dari hidupku. Aku tak bisa apa-apa, aku akan berusaha merelakan dirimu pergi dengan orang pilihanmu, meskipun aku tak sanggup melakukan itu. Dengan siapaun kamu nantinya, semoga dia bisa menjagamu dengan baik, dan kau menyayanginya setulus hatimu,"

Lauren mendengar semua ucapan kakak iparnya itu, ia juga ikut bersedih mendengarnya.

Lauren menghampiri Livya yang tengah duduk menangis diteras.

Harus Berpisah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang