WE 3 | bast*rds things

43 31 12
                                    

"Jatuh hati denganmu adalah kesalahan, maka dari itu aku berusaha menghindar. Tapi, mengapa kita berdua selalu menunjukkan seolah kita saling membutuhkan?"

___________

HARI Senin yang menjenuhkan, Luna memiliki 3 Kelas full hari ini. Mulai dari pagi, siang, hingga sore. Itu pun waktu istirahatnya hanya sebentar, jadi dia tidak bisa keluar meninggalkan kampus.

Kelas Luna berbeda jam dengan Ziya, dia mengambil sampai siang saja karena sore ada rapat BEM lagi.

"Ya Tuhan pagi - pagi udah kelas perdata aja, mana jam 7," gerutu Luna mengacak - acak rambutnya yang setengah basah. Tangan kirinya sibuk menyetir, sementara disampingnya ada tamu yang tak undang. Dia malah sibuk make up akibat telat bangun, siapa lagi kalau bukan Ziya.

"mau gimana lagi, pas pembagian krs kita telat yaudah dapet sisanya," cerca Ziya santai. "tapi ngeselin juga sih perdata di posisi awal," imbuhnya sambil memukul paha.

"Prof siapa sih?"

"emm kayaknya Prof Zaiman deh,"

"buseeenggg, gue nggak baca dosennya sumpah. Itu katanya kating killer banget," ucap Luna panik sendiri.

"hah, serius?!" seru Ziya ikutan panik.

Buru - buru mereka keluar setelah mobil Luna terparkir rapi di basement fakultas Hukum. Kelasnya berada di lantai lima. Kalau mereka telat satu menit saja bisa fatal.

ting!

Pintu lift terbuka lagi setelah sampai. Kelasnya kosong. Benar - benar tidak ada manusia satu pun.

"heh ini hari senin beneran kan? apa kita salah baca jadwal?" tanya Ziya yang menunduk karena ngos - ngosan. Luna mengambil handphone dari kantongnya. Dia membaca jadwal ulang yang tertera di wallpaper lockscreen-nya.

"bener kok, ini udah lebih satu menit malah," timpal Luna, dia juga membuka web kampusnya untuk memastikan. "tuh, senin jam 7 pagi kelas Perdata, prof Zaiman, kita nggak salah,"

"coba cek grub,"

FACULTY OF LAW (A2)

Gzza {ketua}

Guys, hari ini kelas pak Zaiman kan? beliau nggak bisa hadir karena ngisi seminar di luar kota
Jadi free untuk hari ini, mungkin mulai mingdep
Aku baru dikabarin jam 06.58 tadi,

Luna dan Ziya saling bertatapan malas saat membaca pesan itu. Menyebalkan, ingin geprek dosennya. Yang benar aja, mereka sudah telat bangun, gantian kamar mandi lama, nganterin Runa dulu, segala lari padahal dari lift sama kelas jauh.

"Tuhan, hamba punya dosa apa sampe di prank kayak gini?" celetuk Ziya mengeluh. "banyak," sahut Luna pelan. Kalau keras pasti temannya itu menaboknya xixi.

"kita mau kemana, nih? gue capek dan laper," kata Ziya sambil mengusap perutnya.

Luna menggigit ujung bibir bawahnya, berpikir sebentar. "ah, ke Cafe tempat kak Jean kerja. yuk," ajaknya langsung bersemangat 45. Ziya menariknya lagi.

"ini jam berapa tolol, ya kali jam segini udah buka," ucapnya.

"bener juga sih, mekdi aja mekdunaldu,"

"yaudah yuk,"

Akhirnya mereka berdua memutuskan ke suatu tempat makan yang buka 24 jam, karena belum sarapan juga. Luna dan Ziya berdiri di depan pintu lift, menunggu giliran. Saat pintu besi itu terbuka dan Luna hendak melangkah masuk, Lagi - lagi Ziya menariknya.

Sialnya, ada Jean dan Jevan yang berdiri sambil tangannya di masukkan ke saku celana. Ziya tidak mau Luna melihat Jean secara empat mata begini. Untung saja, Luna sedang membalas chat dari pegawai florist nya, jadi tidak tau.

who's Eleazar?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang