WE 2 | Presiden BEM Hukum

53 34 18
                                    

"Sementara para perempuan memilih jatuh hati padanya. Aku memilih jangan. Walaupun terlalu naif, setidaknya dengan adanya janji yang disepakati. Aku bisa bertahan,"

______________

HARSA Arby, anak teknik satu tingkat diatas Luna dan Ziya. Dia adalah gebetan Ziya sejak dulu. Manusianya tampan, manis, tinggi, dan punya banyak fans. Sayangnya satu, buaya darat yang levelnya sudah di atas rata - rata.

Tidak bisa dimaklumi lagi tingkah lakunya.

Hobinya mainin hati cewek, sok tebar pesona ke sana kemari. Cadangannya tidak hanya satu tapi seratus bahkan bisa seperempat mahasiswi dari kampusnya. Harsa punya 2 handphone, satu buat kuliah satunya lagi ya itu isinya asrama perempuan.

Baru katanya, dengar dari cerita orang, sih.

Heran, Ziya kok tertarik.

"serius?! Harsa jadian yang ke berapa ini?" tanya Luna memasang wajah terkejutnya. Kehilangan kata - kata.

"ke 102 mungkin, entah cewek mana lagi tapi suer cakep banget. Herannya, kenapa cadangan dia nggak pada kabur ya?"

"yaelah bro, ini Harsa, dia jadian aja masih sempetnya godain cewek lain. Emang pelet cowok berengsek itu manjur banget, gue akuin,"

Ziya menggeplak lengan sahabatnya cukup kuat, "berengsek pun dia tetep jadi gebetan gue, but kalau dia deketin gue mending gak dulu,"

"Dasar aneh. Tapi kalau di pikir - pikir lagi ya Zi, sebelas duabelas nggak sih sama Jean,"

Ziya menghela nafasnya, "jujur yaa, masih mending Jean. dia banyak cewek tapi cuek, ngerti nggak sih? kayak picky banget, bukan Harsa sekali ada yang cantik langsung di comot,"

"berat ya naksir cowok famous, yang ceweknya bertebaran bukan kayak di novel. Biasanya cowok terkenal tuh dingin, galak, hah..." kata Luna menghembuskan nafasnya.

Kalau sudah beralih membahas doi, kesedihan yang tadi buyar semua. Ya gimana lagi, nikmat juga.

Dari kejauhan, seorang cowok berusia 20 tahunan berjalan santai ke arah mereka dengan senyum manisnya dengan memainkan rambut under cut nya. Cowok itu berjas rapi, dilengkapi dasi hitam yang sudah ia longgarkan.

"bisa nggak sih jodoh kita yang deket - deket aja," gumam Luna sambil memandangi cowok keren itu.

"haduh kak Lean, mantap betul kalau belum punya cewek," sahut Ziya ikut menatapnya.

Sementara yang diperhatikan me notice mereka, mengulas senyum manisnya.

"hai cantik, kalian apa kabar?" sapa dia sangat lembut. Satu spesies dengan Jean.

"ya seperti biasa. Lo darimana, kak?" sahut Ziya ingin tau.

"Dari acara gereja. Kebetulan lewat, eh, ada kalian lagi ngobrol. mampir bentar deh,"

"Ada Jean nggak kak?" Giliran Luna menanyakan doi nya sambil menaik turunkan alis.

Seketika, raut wajah Arlean berubah masam. "ck, dia tuh suka absen kalau ibadah. Adanya Jevan. Lo kenapa sih suka sama modelan begitu, kenapa nggak Jevan aja? lebih baik 100%," protes Lean berkacak pinggang.

"hah, harus gue ulangi kah kalimat itu sampai lo mual?" ketus Luna menautkan alisnya. Marah.

Oh iya, si cakep ini namanya Arlean Josefian. Anak teknik juga, angkatan Harsa. Teman dekatnya Harsa malah. Sering dipanggil kak Lean atau kak ar. Si paling lembut, royal, loyal, tinggi, hidung mancung bak perosotan.

Dia satu tongkrongan dengan Harsa, Jean dan yang lain. Bedanya, Arlean sudah punya cewek satu saja. Tidak seperti teman - temannya yang kurang ajar itu.

who's Eleazar?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang