"Selamat ulang tahun Renjun" ucap mereka bersamaan kepada Renjun.
Renjun tersenyum sumringah, ia menatap ketujuh suaminya yang terlihat sangat tampan.
"Ayo tiup lilinnya sayang" ujar Jaehyun yang membawa kue bergambar Moomin.
Renjun mengangguk, ia menyatukan kedua tangannya dengan memejamkan matanya lalu meniup lilin yang berbentuk angka dua dan nol berwarna biru itu.
"Renjun genap 20 tahun ya sekarang~" Haechan memeluk Renjun gemas.
Mereka tersenyum, sesaat kemudian mereka saling pandang dan mengerjap diam.
Setelah itu, Renjun meminta untuk diajak ke suatu tempat dengan ayahnya, Chanyeol.
Tersisa ketujuh Lee yang kini duduk di ruang tengah dengan keadaan hening.
"Ehem.." Mark berdehem.
"Jadi.. Renjun sudah 20 tahun.." lanjut Mark membuat mereka mengangguk.
"Jadi.. apa.. kita.. harus.. membuat.. jadwal?" Ucap Jeno ragu-ragu.
"Gila saja, maksudmu, kau ingin Renjun melakukannya setiap hari?" Balas Jaemin, mereka terdiam, mengingat bahwa mereka kan bertujuh. Jika melakukannya bergiliran maka...
"Gangbang?"
Doyoung memukul kepala Jaehyun dengan buku yang ia pegang.
"Gila!? Kau mau disiksa oleh paman Chanyeol!?"
Jaehyun menggaruk kepalanya yang agak sedikit ngilu, ia juga meratapi ucapan bodohnya. Mana mungkin mereka menggangbang Renjun?
Sedangkan..
Mereka itu..
Kantung hormon..
"Kembali ke ide Jeno saja" finish Taeyong.
"Jadwal? Setiap hari?"
"Tidak, hanya hari Minggu saja. Jadi.." Taeyong menghela napas, ide konyol macam apa ini?
"Kita akan melakukannya bergiliran, hanya di malam Minggu. Dan selama seminggu itu, orang yang mendapat giliran dengan Renjun.. boleh tidur sekamar. Tapi ingat! Hanya melakukannya di malam Minggu!" Ucap Taeyong.
"Lalu.. siapa yang giliran pertama..?" Haechan mengerutkan keningnya.
"Suit?" Mereka reflek menatap Jaemin.
"Hah.. ini.. ini memang konyol, tapi.. biar adil. Lakukan saja" Taeyong memijit pelipisnya, sungguh, ini benar-benar konyol.
Mereka berkumpul dan..
"Batu gunting kertas!"
(Kok gue ngakak ya ngebayanginnya😭)
~~
"Mama.. Injunnie datang" Renjun berucap pada sebuah makam di depannya.
Chanyeol menatap sendu batu nisan bertuliskan nama istri tercintanya. Lalu, ia berjongkok ikut membersihkan makam Baekhyun.
Renjun meletakkan sebuah buket bunga disana.
"Mama.. terimakasih sudah merawatku dan menyayangiku.. aku benar-benar minta maaf.. belum bisa membuat mama bahagia dan bangga kepadaku.." Renjun menatap sayu batu nisan itu.
Setelahnya, Renjun berdiri. Ia menatap Chanyeol yang tengah memandangi gundukan tanah di depannya dengan sayu.
Renjun mengerti, ia berjalan agak menjauh dari Chanyeol. Kemudian, ia berjalan ke sebuah makam lain yang letaknya sedikit lebih jauh dari makam Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Husband for One Baby [END]
Fanfiction"Renjun, ayo kita jalan-jalan" "Tidak! Lebih baik kita ke toko buku saja" "Hey jangan membuat Renjun menjadi kutu buku sepertimu" "Ayo kita belajar memasak" "Tidak, lebih baik kita bermain game saja" "Renjun ayo kita pergi ke konser" "Hey diam, dia...