Renjun menatap kosong ke arah jendela, ia termenung dengan semua yang terjadi kemarin.
Chenle masuk membawa beberapa camilan ringan dan menaruhnya di meja. Ia berjalan mendekat ke arah Renjun dan duduk di sampingnya.
"Ini pasti berat untukmu" ucap Chenle mengejutkan Renjun. Ia menatap Renjun yang kini tengah menunduk, lalu duduk di sampingnya.
"Renjun"
"Eum.."
"Aku tidak berhak ikut campur.. tapi, aku yakin kalau mereka punya alasannya tersendiri.."
Renjun masih diam tanpa berminat untuk menjawab perkataan Chenle.
"Aku tidak mau kau menyesal di akhir"
Renjun mendongak.
"Ibu dan ayahku bercerai.. dulu, ayah selalu melihat ibu bersama laki-laki lain.."
Renjun menatap Chenle yang menatap jendela terbuka di kamar itu dengan tatapan sayu.
"Ayah sangat marah dan menceraikan ibu.."
"....."
"Tiga tahun setelahnya.. pria yang bersama ibu waktu itu datang menemui ayah dan mengatakan semuanya.."
"....."
"Bahwa.. ibuku sengaja melakukannya karena dia memiliki penyakit kanker.. dia ingin ayah membencinya dan melupakannya.."
Renjun tampak terdiam.
"Sejak saat itu, ayah selalu menyesali semuanya.. hingga.. ia akhirnya sakit-sakitan dan meninggal.."
Seketika ucapan Chenle membuat suasana menjadi hening sehingga hanya deru angin yang menemani keheningan mereka.
"Aku tidak mau kau menyesali semuanya.. karena, penyesalan itu lebih menyakitkan Renjun.." Chenle menatap mata Renjun yang berkaca-kaca, "temui ibumu" ucap Chenle setelahnya.
Renjun mengangguk, setelah itu, Chenle menarik tangan Renjun berlari menuju luar.
Mereka masuk ke mobil yang sudah disiapkan oleh Chenle. Supir pribadinya yang menyetir, karena kakaknya sedang berada diluar.
Lalu, mobil mulai melaju menuju jalanan, melewati gedung-gedung di kota itu.
40 menit setelahnya, mereka sampai di sebuah rumah sakit. Chenle yang mendapatkan alamat rumah sakit itu dari Jaehyun.
Renjun berjalan menuju sebuah kamar nomor 347.
"Mama!"
Renjun membulatkan matanya saat tidak ada siapapun disana.
"Permisi" ucap salah seorang suster kepada Renjun dan Chenle.
"Apa anda mencari pasien di kamar ini?"
"Iya, dimana dia?"
"Beliau sudah keluar dari rumah sakit ini 2 hari yang lalu"
"Apa?" Renjun dan Chenle tampak terkejut.
Renjun berlari menuju luar, ia dan Chenle kemudian segera menuju rumah kediaman ketujuh Lee.
Dan saat sampai disana, ternyata tidak ada siapapun. Hanya terlihat beberapa pekerja yang sedang melakukan pekerjaan mereka masing-masing.
"Bibi Im!" Teriak Renjun membuat salah seorang wanita yang tengah menyapu itu menoleh.
"Tuan muda? Darimana saja selama ini? Kenapa baru pulang? Apa anda baik-baik saja?" Ucapnya melihat Renjun yang tampak pucat.

KAMU SEDANG MEMBACA
7 Husband for One Baby [END]
Fanfic"Renjun, ayo kita jalan-jalan" "Tidak! Lebih baik kita ke toko buku saja" "Hey jangan membuat Renjun menjadi kutu buku sepertimu" "Ayo kita belajar memasak" "Tidak, lebih baik kita bermain game saja" "Renjun ayo kita pergi ke konser" "Hey diam, dia...