"Hey kau!"
Renjun menoleh, tampak tiga orang siswi mendekatinya.
"I-iya?"
Salah satu diantara mereka tersenyum sinis menatapnya.
Renjun menunduk.
"Kau Renjun bukan?"
Renjun mengangguk pelan.
"Kau dekat dengan Jaemin?"
Renjun kembali mengangguk.
"Cih, kenapa kau tak menatapku?"
"Bodoh! Kau membuatnya takut" ucap seorang siswi yang baru saja datang
"Eh, benarkah? Apa ini berlebihan?"
"Tentu saja dasar payah" balas siswi berambut pirang.
"Hehe.. Ehem.. Hai namaku Jennie Kim, sepupu Jaemin, Jeno, Haechan"
Renjun menatap wajah siswi bernama Jennie itu. Kini ia tersenyum ramah, membuat ia lega karena ia berpikir bahwa tadinya mungkin mereka akan mengganggunya.
"Renjun.." balas Renjun pelan.
"Aku Lalisa Manoban"
"Panggil saja aku Rose"
"Hai, aku Jisoo"
Renjun mengangguk.
"Oh iya, langsung saja ke intinya. Jika ada yang mengganggumu terutama jalang— maksudku siswa menyebalkan seperti Ryujin jangan segan untuk memberitahu kami. Kami ini OSIS jadi tidak perlu khawatir. Biar kami yang urus" ucap Jennie.
Renjun kembali mengangguk.
"T-terimakasih.. Aku pergi.."
"Oh? Baiklah"
Renjun melemparkan senyum sejenak lalu pergi.
"Dia lebih menggemaskan dari yang kuduga" ucap Lisa
"Lebih cantik dari perempuan.." balas Rose
"Ya.. Jangan sampai kalian membuat masalah dengannya jika tidak ingin berurusan dengan maut" ujar Jennie
"Hah??" mereka tampak bingung mendengar perkataan Jennie.
"Lupakan saja, —hey hari ini kita ada rapat OSIS bukan?"
"Ah iya!!"
Mereka berlari panik menuju ruang OSIS.
~~
"..."
"..."
Renjun melirik ke arah Haechan.
Ada apa dengannya?
Kenapa dia tiba-tiba pendiam begini?
"Apa dia sakit?" gumam Renjun.
"Ya"
"Benarkah!?—apa yang sakit? Mau ku antar ke rumah sakit?"
"Sakit hati"
Renjun merengut.
"Apa maksudmu?"
"Kau lebih suka bersama saudaraku yang lain daripada aku ya?"
"Hah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
7 Husband for One Baby [END]
Fanfic"Renjun, ayo kita jalan-jalan" "Tidak! Lebih baik kita ke toko buku saja" "Hey jangan membuat Renjun menjadi kutu buku sepertimu" "Ayo kita belajar memasak" "Tidak, lebih baik kita bermain game saja" "Renjun ayo kita pergi ke konser" "Hey diam, dia...