YOU POV
Aku duduk di sebuah halte bus sambil memandangi sebuah foto yang dikirimkan oleh ketua jurusan tempatku berkuliah. Foto itu simple, hanya berisi tulisan berwarna-warni dengan huruf basic yang tak terlalu menarik jika dilihat sekilas. Namun, isi pesan dalam foto itulah yang mampu membuat pagiku menjadi suram.
"PANGGILAN DAN UNDANGAN KHUSUS MAHASISWA S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ANGKATAN 2016.
Kepada seluruh Mahasiswa Angkatan 2016 Semua Program Studi Sarjana (S1) diharapkan kehadirannya pada:
Hari/Tanggal: Selasa, 26 Juli 2022
Pukul: 13.30 wib s/d Selesai
Tempat: Gedung Dekanat lt. 5
Acara: Pengarahan Mahasiswa Tahun AkhirKEHADIRAN ANDA SANGAT MENENTUKAN KELANCARAN PROSES PENYELESAIAN STUDI YANG AKAN BERAKHIR 30 JUNI 2023"
Sangat mengejutkan, memang. Apalagi untuk kita yang mendapatkan pesannya. Perasaan baru kemarin aku konsultasi dengan dosen pembimbingku untuk terus mengejar ketertinggalan, tapi memang aku saja kurang berusaha lebih. Fokus menyelesaikan permasalahan lain dalam hidup sehingga masalah yang sangat penting seperti study-ku harus terganggu seperti ini. Aku sudah berusaha menyelesaikannya kok dengan mengabaikan permasalahan lain yang pasti menghambat kesuksesanku, tapi tetap saja menerima pesan seperti ini membuat suasana hatiku memburuk.
Aku hembuskan napas kasar, berniat membuka aplikasi lain pada handphone milikku, namun tiba-tiba aku merasakan ada seseorang yang menyenggol lenganku hingga membuat handphone milikku terjatuh ke lantai halte bus. Tak sampai disitu, lelaki yang menyenggol itu malah terlibat adu pukul hingga tak sengaja menginjak handphoneku dan menciptakan keributan dalam halte bus tersebut.
Sesaat, aku hanya bisa terdiam memandang handphone milikku yang semakin retak.
Setelah merasakan tubuhku yang semakin didesak oleh beberapa orang, barulah aku tergerak mendorong lelaki itu sampai tersungkur ke lantai hanya untuk mengambil handphone milikku yang terus ia injak. Tak terima aku dorong, lelaki itu malah melampiaskan kekesalannya padaku dan berniat menjambak rambutku, aku yang kesal pun berusaha melawannya hingga pertengkaran tak bisa terhindarkan.
Aku membela diriku sekuat tenaga walaupun air mata mengalir membasahi wajahku, sementara lelaki yang menginjak handphone-ku tak mau disalahkan dan malah menyalahkan lelaki satu lagi yang menjadi sumber masalah. Ia yang sedang bercanda dengan teman-temannya tak sengaja menyenggol sedikit lelaki pemarahan yang malah memancing api pertengkaran di antara mereka berdua.
"Anda menginjak handphone saya sampai retak begini!!" jelasku sambil menunjukkan handphone yang lelaki itu injak sebelum seorang wanita muda ikut melerai perkelahian antara kami. "Sudah, semua hanya kesalahpahaman kecil, jangan dibesar-besarkan seperti ini." ucap wanita itu yang langsung dijawab kasar oleh lelaki pemarahan, "Tak bisa mereka berdua sudah mendorong tubuh saya secara tiba-tiba sehingga saya harus melaporkannya ke pihak berwajib." jika sudah seperti ini, tentu tidak akan berakhir cepat bukan?
Niat hati ingin fokus mengerjakan tugas akhirku setelah mendapat peringatan dari ketua prodi, eh malah berakhir di kantor polisi perihal sepele seperti ini.
Kini, aku menyesal telah mengambil sikap tegas atas tindakan lelaki itu, tau gitu aku biarkan saja dulu handphoneku lalu mengambilnya diam-diam tanpa perlu ikut campur dalam permasalahan mereka.
Polisi yang menangani kita pun ikut bingung dengan pokok permasalahan yang terjadi. Aku jelaskan saja semua dari sudut pandangku, namun aku tak boleh meninggalkan kantor polisi ini hingga delapan jam lamanya.
Bahkan, aku sudah menjelaskan tentang tujuanku duduk di halte tersebut untuk pergi ke perpustakaan, tapi tetap saja tak diperbolehkan pergi karena lelaki pemarahan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
EN-PLAY
Fanfic[🔞] Kamu membeli sebuah game offline yang dapat memenuhi segala keinginan dan fantasy para penggunanya. Terdapat tujuh karakter tampan yang siap untuk dimainkan dengan konsekuensi yang tinggi pula. Kamu terjebak dan salah satu cara agar kamu dapat...