Hari ketiga, ya. Sudah tiga hari aku sekolah. Aku mengemasi makanan serta minuman, lalu menaruh surat cintaku ke dalam tas. Aku segera berangkat.
Saat aku sampai di kelas, aku menaruh seluruh barangku dan berdoa. Setelah berdoa, lagi - lagi kakak OSIS?! Apa tidak ada yang lain selain mereka?
Ternyata kita disuruh turun ke bawah. Sebelum turun ke bawah, kita diberitahu kalau ada game. Game tersebut adalah estafet karet memakai sedotan. Jadi sedotan digigit lalu membuat barisan ke belakang. Orang yang paling depan diberi karet di sedotannya, lalu memberikan karet tersebut ke orang kedua, dan seterusnya. Syaratnya, tangan harus dibelakang.
Setelah main game, kita disuruh untuk latihan paskibra terlebih dahulu. Ada yang disuruh untuk menjadi danton, pemimpin upacara, pengibar bendera, pembaca doa, dan lain lain. Untuk apa?
Ternyata untuk upacara besok?! Dan kita harus memakai atribut - atribut yang diberi tahu oleh kakak OSIS kemarin! OMG, apa reaksi pembina upacara besok?! Pasti akan malu sekali jika besok aku harus berdiri di depan orang - orang dengan memakai atribut - atribut lucu. Apalagi aku mendapatkan posisi menjadi pengibar bendera. Fiuhh untung aku berada di tengah.
Setelah latihan, kita naik ke atas dan memberikan surat cintanya.
"Apa?! Surat cintanya dibacain bel?!" Aku tersontak kaget.
"Iyaa dibacain.." Jawab Abel.
"Kenapa harus dibacain sih.. Yaampun.. Malu banget gue.." Ujarku dalam hati sambil memegang kepala.
Setelah dibacakan, akhirnya aku lega dan mengeluarkan makanan - makanan serta minuman - minuman aneh itu.
Aku sekarang berada di kelompok dua. Aku segera duduk di barisan kedua.
"Ini coklat siapa? Kecil banget.. Pelit nih yang punya coklatnya" kata kakak OSIS.
"Itu kan punya aku.." Ujarku dalam hati sambil menahan tawa.
Akhirnya aku tidak mengaku. Aku hanya diam saja karena aku malas jika mendengar ocehan dari kakak OSIS.
Sebenarnya makanan dan minuman ku ada beberapa yang salah, tetapi ternyata tidak dihukum. Fiuhh... Lega sekali.