9.

312 14 12
                                    

Tidak lama setelah kejadian tersebut, gereja ku juga mengadakan acara valentine, lagi - lagi kami memliliki ide cemerlang.

Fyi: Aku dkk beragama kristen dan khatolik.

Kami berencana lagi untuk membuat coklat gratis dirumah Carmel karena kebetulan orang tua Carmel sedang pergi. Akhirnya sepulang sekolah kami berkumpul

Abel dan Evangeline pun juga ikut, karena sekarang" ini kami semakin dekat dengan mereka.

Kami membuat kelompok untuk membeli bahan - bahannya. Aku dan Sherin membeli cetakan serta kotak untuk menaruh coklat yang besar, Abel dan Evangeline membeli coklat dan selai kacang serta plastik untuk membungkus coklat. Sedangkan Tania dan Carmel tidak ikut karena Carmel tuan rumah dan Tania takut dilihat oleh papanya.

Saat ingin pulang, hujan turun lumayan deras. Aku dan Sherin bingung bagaimana caranya pulang. Untung saja aku dan Sherin memakai jaket, jadi aku dan sherin bisa menutupi kepala dengan jaket. Saat sampai di rumah Carmel, ternyata Abel dan Eva belum juga pulang.

Sambil menunggu Eva dan Abel pulang, kami menyiapkan alat - alat untuk membuat coklat dan mencucinya.

Akhirnya, Abel dan Eva pulang. Ternyata dia membeli coklat batangan yang terdapat kacang. Untung dia membeli satu, aku menyumbang satu dari rumah, dan aku membeli satu lagi, jadi kami tidak kekurangan coklatnya.

Sebelum melelehkan coklatnya, kami memotong - motong coklatnya terlebih dahulu agar cepat meleleh. Sambil memotong, Tania pun mengambil potongan - potongan coklat yang sangat kecil untuk dimakan. Awalnya aku menegur dia untuk tidak dimakan, akhirnya semuanya pun juga memakan potongan - potongan coklat yang sangat kecil.

Saat sudah dilelehkan semua, tinggal coklat batang yang berisi kacang. Aku sudah mencoba untuk melelehkan tapi hasilnya jadi sangat jelek dan rusak. Akhirnya kami pun mengambil keputusan untuk mencetak dan memakan saja sendiri coklat yang berisi kacang tersebut.

Saat aku sibuk menyiapkan dan membuat coklat, mereka tidak membantuku dan hanya asyik ber-wefie dengan alat - alat dapur. Mungkin karena mereka tidak mengerti cara membuat coklat dan hanya aku yg mengerti. Huh, agak melelahkan saat aku membuatnya sendiri. Tetapi, saat aku membuatnya, mereka sedikit membantu menaruh coklatnya di cetakan.

Saat sudah setengah coklat masuk ke cetakan, ada alumni sekolahku yang datang ke rumah Carmel, namanya Pradina. Dan lagi - lagi aku ditinggal di dapur sendirian untuk membuat coklat, sedangkan mereka bermain - main di ruang tamu bersama Pradina. Sebenarnya aku agak sedih karena merasa ditinggalkan dan disuruh bekerja sendiri. Tetapi mau bagaimana lagi, demi coklat ini selesai dibuat dan bisa dibawa ke gerejaku nanti.

Setelah mereka selesai bermain, Pradina pun datang ke dapur untuk melihatku membuat coklat. Dia juga sedikit membantu mengisi cetakan dengan coklat, walau rada berantakan sedikit tetapi tidak apa - apa.

Semua coklat yang ada di cetakan pun sudah ditaruh di kulkas. Masih ada sisa coklat sedikit lagi, tetapi waktunya tidak cukup untuk mencetak lagi coklatnya. Akhirnya coklat tersebut disimpan dikulkas dan dilanjutkan besok pagi, karena siangnya acara gereja sudah dimulai. Akhirnya mereka mencuci alat - alat dapur yang kotor dan segera pulang.

Setelah mereka pulang, tinggal aku dan Carmel yang membungkus. Tetapi kami hanya membungkus 5 coklat saja. Hanya aku yang ada di rumah Carmel karena hanya aku saja yang boleh untuk pulang agak malam.

Keesokan harinya, aku datang kerumah Carmel agak telat. Mereka menyambutku sambil kegirangan karena mereka tidak terlalu bisa membungkus coklatnya.

"Saf, itu gimana lelehin coklatnya? Aku udah masukin air ke coklatnya.."

Masukin air..

Masukin air..

Aku sangat kaget dan segera ke daput untuk melihat coklatnya. Seharusnya coklat tidak boleh dicampur dengan air, satu tetespun tidak boleh karena coklat tersebut akan rusak dan tidak bisa membeku.

Aku rada kecewa dan memberitahukan mereka mengapa memasukan air. Tapi nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa diulang. Akhirnya coklat tersebut dibuang.

Kami membungkus coklat dengan sangat cepat karena waktunya sudah sebentar lagi. Setelah membungkus, kami merapikan coklatnya kan memasukan coklat tersebut ke tempat yang sudah disediakan.

Akhirnya kami sampai di gereja. Sangat - sangatlah telat karena kami telat sekitar 1 atau setengah jam. Sebelum masuk, kami menaruh coklat tersebut di kulkas gereja karena kami tidak ingin anak - anak gereja tahu coklat ini. Kami ingin membuat surprise kepada mereka semua.

Di gereja ada games mencari coklat, satu kelompok hanya 2 orang saja karena 1 orang ditutup matanya untuk mencari coklat, dan 1 orang lagi mengarahkan orang yang ditutup matanya memakai suara, tidak boleh menyentuh. Sangatlah seru dan aku menang. Tetapu yang menang tidak diberi hadiah melainkan coklat yang diambil dan disuruh untuk menyanyi sambil memakai gerakan.

Acara sudah selesai, dan kakak gereja tidak memperbolehkan mereka untuk pulang terlebih dahulu.

"Bentar yaa, kalian gaboleh pulang dulu.. Ada surprise lohh dari Carmel, Tania, Safara, Evangeline,dan Sherin.. Sebentar yaa.." Ujar kak Tiara, kakak gereja disini. "Iniii.. Ad coklat dari mereka.. Mereka baik banget loh udah bikin coklat gratis dan dikasih ke kita semua.. Bilang makasih dong sama merekaa.." Akhirnya mereka berterima kasih kepada kita. Aku senang bisa membuat mereka bahagia. Kemudian coklat dibagikan oleh kami dan banyak yang bilang kalau coklat kita enak, senang sekali.

Sekolah Merubah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang