Esok harinya, pelajaran dimulai seperti biasa. Awalnya aku pikir pelajaran SMP sangatlah susah sekali karena koko ku mengatakan seperti itu. Hari - hari telah berlalu, semakin hari terasa semakin membosankan. Tetapi, selalu ada teman yang menemaniku disaat aku bosan.
Pada saat perlombaan 17 Agustus, semua murid - murid sangat bahagia. Tetapi dibalik itu, Viona merasa sangat sedih.
"Kamu kenapa Vio? Kamu kok keliatannya sedih banget?" Tanya teman - teman.
Sambil menitikan air matanya dia berkata "Aku...."
Dia langsung menangis dengan sangat perasaan sedih. Air matanya sangat deras sekali. Teman - teman berusaha membuat dia berhenti menangis. Ada yang merangkul dan ada yang memeluk.
Doni, pacarnya Viona pun menghapus air matanya sambil menatapnya.Akhirnya setelah Viona terhenti dari tangisannya, ia pun akhirnya menjawab pertanyaan teman - teman.
"Aku mau pindah sekolah karna aku ketahuan pacaran dengan Doni.. Mama aku gak bolehin aku pacaran"
Teman - teman dan aku pun tersontak kaget dan merasa sedih. Viona memberikan nomor telepon dan pin BBM nya.
"Besok kita bikin perpisahan buat Viona yuk.. Kita harus rencanain perpisahan ini dari sekarang karna waktunya mepet" ujar dari salah satu teman sekelasku, Willy. Semuanya pun setuju dan mempersiapkan semuanya.
Keesokan harinya, perpisahan dimulai. Kita bernyanyi bersama, bersenang - senang, foto - foto, dan lain - lain. Di akhir perpisahan, kita semua menangis tersedu - sedu dan memeluk Viona dengan erat.
Waktu serasa sangat cepat, tiga hari kemudian pun Viona tidak lagi berada disini. Kelas terasa sangat sepi dan berbeda. Dulu Viona sangatlah perempuan yang sangat asyik dan suka bergaul dengan teman laki - laki.
Hampa.