8.

353 12 14
                                    

Akhirnya Willy keluar dri WC dan menuju ke kelas. Akhirnya buku tersebut dikembalikan. Walau buku tersebut dikembalikan, aku dan teman" masih belom puas karena buku tersebut sudah difoto oleh Willy.

Pulang sekolah, kami pergi kerumah Sherin. Kerumah Sherin memang sudah sangat sering. Kami sudah mengganggap rumah Sherin seperti rumah sendiri.

Akhirnya setelah berbincang - bincang, Carmelita memutuskan untuk merencanakan sesuatu.

"Guys, gimana kalo kita bakar aja buku ini? Semua orang udah tau isi dari buku ini.. Padahal buku ini isinya tentang curhatan kita selama ini. Harusnya gaboleh ada yang tau kecuali kita guys" kata Carmel. Akhirnya kita semua pun setuju dan menyiapkan barang - barang yang dipakai untuk membakar buku tersebut.

Sebelum buku tersebut dibakar, aku mencabut foto - foto yang tertempel di buku tersebut, sayang jika dibakar. Siapa tau bisa dijadikan kenang - kenangan.

Setelah buku tersebut dibakar, agak berat melihatnya tetapi mau bagaimana lagi. Cukup sedih melihatnya.

Keesokan harinya, kami beraktivitas seperti biasa. Belajar, bermain, bercanda, bergosip, makan bersama, bertukar makanan. Setiap hari kita beraktivitas seperti itu.

Kita merasa semakin lama FGT semakin pudar, dan kami menggantinya dengan nama Four Ladies, dan aktivitas kami berlangsung seperti biasa.

Aku baru saja membeli kaset DVD Conjuring karena aku sangat suka dengan film horror. Dan aku mengajak Four Ladies untuk menonton film Conjuring.

"Ehh nanti kita nonton Conjuring yuk dirumah Sherin, boleh gak Sher? Kayaknya bakalan seru" Kataku saat disekolah

"Boleh kok saf.. Aku sih ayuk aja.." Kata Sherin. Kemudian Tania juga menjawabnya "Ayukk.. Tapi kayak biasa yaa.. Aku telpon papa aku dulu nanti"

Sepulang sekolah, aku mengganti pakaian ku, makan, dan pergi kerumah Sherin. Ya, aku datang terakhir karena sepulang sekolah, Tania dan Carmel langsung kerumah Sherin. Mereka masih mengenakan pakaian sekolah.

Eittss.. Sebelum nonton, kami pergi ke supermarket untuk membeli makanan. Kami selalu patungan untuk membeli makanan. Jarak dari rumah Sherin ke supermarket tidak terlalu jauh, jadi tidak terlalu membuang waktu.

Kami membeli popcorn yang belum jadi, teh manis botol besar, dan snack - snack yang lainnya. Selama perjalanan, kami berbincang - bincang hingga tudak terasa kami sudah sampai dirumah Sherin.

Saat ingin memasak popcorn, kami agak bingung bagaimana cara memasaknya karena panci kecilnya tidak memiliki tutup. Akhirnya aku punya akal dan menutupnya menggunakan aluminium foil. Yeayy!! Berhasil!!

Kami mematikan lampu ruang tamu dan menyalakan dvd nya. Terasa seperti bioskop kecil yang sangat nyaman dan menyenangkan, karena disampingku ada teman - teman yang sangat baik.

Fyi: Dvd dan TV nya berada di ruang tamu.

Tidak lupa juga kami memakai selimut. Hahaha, memang agak menyeramkan filmnya, jadi kita memakai selimut untuk menutup mata.

Saat film sudah mulai agak lama, filmya diberhentikan sebentar karena kami kehabisan minum dan makanan. Lampu dapur dari awal memang dimatikan. Jadi tidak ada yang berani ke dapur terlebih dahulu, efek menonton film horror hahaha.

Saat Carmel dan Sherin sedang ke WC, aku memati - nyalakan lampu WC serta dapur. Mereka bertiga teriak - teriak ketakutan, begitu pula dengan teriakan Tania yang menggelegar seperti petir. Tania memang sudah terkenal dengan teriakannya yang sangat berisik, hahaha.

Ternyata, tenggorokan Tania agak sakit. Saat dia ingin ke wastafel, dia muntah di lantai dekat wastafel dan kami bertiga tersontak kaget. Memang dua hari sebelummya, dia demam lumayan tinggi, jadi dia belum terlalu sembuh kemudian muntah.

Akhirnya film pun tidak ditonton lagi karena Tania sudah pulang. Carmel pulang denganku, aku mengantar dia pulang. Walaupun film tersebut tidak ditonton sampai habis, tetapi aku tetap bahagia dengan hari ini.

Hari - hari berlalu seperti biasa. Tetapi semakin hari, kami semakin dekat dengan Abel.

Hari Valentine pun hampir tiba, sekolahku mengadakan acara valentine. Aku berencana untuk membuat coklat gratis dan membagikan ke murid - murid di sekolah. Aku membuat coklat di malam hari dan akhirnya pun jadi.

Hari valentine pun berlangsung di sekolah, aku membawa coklat yang sudah kubuat semalaman. Ternyata Carmel dan Tania memiliki ide cemerlang. Jika dalam 10 menit aku, Sherin, dan Evangeline tidak bisa menghabisi coklat gratis tersebut, Carmel dan Tania menghukum kami bertiga. Satu lagi, satu orang hanya boleh menerima 1 coklat. Kami setuju dengan tantangan ini.

Tantangan dimulai, kami bertiga berlari - lari ke arah orang untuk menawarkan coklat gratis. Ada yang menerimanya dan ada yang tidak menerimanya.

Banyak sekali reaksi dari mereka. Ada yang curiga karena gratis, ada yang senang, ada yang menolaknya, dan ada juga yang kacang, sama seperti rasa coklatnya.

Ada kakak kelas yang menerima coklat tersebut dan dia memberitahukan kepada teman - temannya. Aku sangat senang dan bangga.

"Ehh ren beneran deh enak coklatnya, lu cobain" Ujar kakak kelas tersebut kepada temannya.

Waktu tinggal beberapa menit lagi dan coklatnya masih belum habis. Kami sudah bingung ingin memberinya kepada siapa lagi dan waktunya pun habis.

Hukuman pertama, untuk aku. Aku disuruh mencabut atau meminta satu helai rambut dari kakak SMA yang sudah akrab dengan kami. Dan akhirnya berhasil walau rada memalukan.

Hukuman kedua, untuk Sherin. Sherin pun juga disuruh mencabut satu helai rambut kakak kelas SMP tetapi tidak berhasil.

Hukuman terakhir, untuk Evangeline. Evangeline disuruh untuk membantu menjualkan 2 bungkus makanan dari salah satu stand, tetapi tidak berhasil juga. Jadi yang berhasil hanyalah aku.

Akhirnya sisa dari coklat gratis ini dimakan oleh Four Ladies dan Evangeline. Hari ini sangat menyenangkan.

Sekolah Merubah HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang