Aku tak bisa memejamkan mataku untuk terlelap. Setiap aku mencoba untuk menutup mata, selalu terbayang kejadian yang menimpaku tadi sore. Semua hal yang terjadi begitu gila dan tak masuk akal, anehnya aku menyukai setiap detik momen itu. Demi merlin, aku menyukai kegilaan ini! Tak pernah terbayangkan olehku orang yang merebut ciuman pertamaku!
Aku ingat aku benar-benar terkejut atas tindakannya itu. Aku tak mengerti cara yang benar untuk berciuman karena itu pengalaman pertamaku, aku mungkin harus membaca buku tentang hal ini – jika ada. Ciuman yang terjadi tak bertahan lama, Malfoy berhenti setelah lima menit. Dia memandangku dengan sangat lekat.
Aku tidak menyukai situasi canggung seperti ini, aku pun berkata. "Apa aku seburuk itu?" Pasti ada alasan dengan cara Malfoy menatapku dan kemungkinannya adalah karena aku belum handal melakukan hal-hal seperti ini.
"Maksudmu?" tanyanya. Tangannya mengelus pipiku sangat lembut.
Aku menggigit bibirku untuk sedikit menghentikan kegugupan, "Ciumanku. Apa seburuk itu?"
Salahkanlah jiwa tak ingin kalah dalam diriku. Aku melanjutkan perkataanku sebelum Malfoy memberikan sepatah kata balasan. Aku hanya ingin Malfoy tahu aku tak sepayah itu dan jikalau aku memang separah itu, ada alasan yang mendasarinya. "Kau harus mengerti ini adalah ciuman pertamaku. Mungkin menurutmu aku seburuk itu tapi setidaknya aku rasa aku tidak mungkin seburuk itu. Percayalah Malfoy, jika nanti kita Kembali berciuman, ciumanku takkan sepayah tadi karena aku sudah punya pengalaman."
Jika aku bisa, aku ingin mengunci mulutku rapat-rapat agar tak mengeluarkan perkataan yang memalukan seperti tadi. Pembicaraan ini menjatuhkan harga diriku. Belum lagi reaksi Malfoy adalah tertawa terpingkal-pingkal.
"Jadi, aku memang seburuk itu?" Aku tidak suka reaksi tawanya. Aku butuh jawaban. Yang bisa menjawab pertanyaan ini adalah Malfoy, karena dia adalah kekasihku.
Ah.
Aku baru menyadarinya. Status hubungan ini masih belum jelas. Malfoy masih belum menjawab pernyataan cintaku. Dia hanya menciumku, aku bahkan tak tahu alasan dia melakukannya. Apakah dia juga mempunyai rasa yang sama denganku ataukah dia hanya terbawa nafsu? Atau bisa jadi dia melakukan itu untuk menggodaku. Sungguh aku terlihat seperti idiot sekarang.
"Tidak, Granger. Kau sempurna." Suaranya yang serak menghentikan semua pikiran negative yang menari di benakku dan memberi efek otomatis di bibirku yang sekarang tersenyum merekah.
Kita Kembali bertatapan, dia Kembali mendekatkan wajahnya lagi tapi sebelum bibirnya menyentuh bibirku, dan sebelum aku kembali dibuat gila oleh ciumannya, aku pun memalingkan wajahku. Bibirnya hanya mengenai sudut bibirku. Wajahnya langsung tertekuk saat mendapat respons itu. Menggemaskan sekali.
"Apa status kita saat ini?" tanyaku langsung pada intinya. Aku tak mau mempunyai hubungan yang tak jelas. Aku mempunyai aturan sendiri mengenai hubungan asmaraku.
Reaksi Malfoy membeku, dia menatapku lama tapi taka da satu pun kata yang keluar dari mulutnya. Hanya diam yang menemani kita selama tiga menit – ya, aku menghitungnya dalam hati untuk mengontrol kegugupanku. Sejujurnya ini lebih mendebarkan dibandingkan saat tadi aku menyatakan cintaku, atau bahkan saat bibir Malfoy bermain manis di atas bibirku.
"Apa yang kau mau, Granger?"
Apa-apaan ini Malfoy?!
Aku sedang bertanya, bisa-bisanya kau malah bertanya balik!
"Aku sedang bertanya padamu, Malfoy."
"Hubungan itu masalah konsensual. Jadi apa yang kau mau, Granger?"
"Malfoy, apa kau mengalami amnesia? Sudah jelas sekali tadi aku menyatakan perasaanku padamu. Dan sekarang giliran aku yang bertanya bagaimana perasaanmu padaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, My Future
Fiksi PenggemarApa yang akan kau lakukan jika kau diberi tiga kali kesempatan untuk mengintip masa depan? Apakah kau akan menerimanya atau akan menentangnya? Draco mendapat keistimewaan itu - terima masih pada Professor Snape, sayangnya apa yang dia lihat adalah h...