Author POV
Hari yang ditunggu Bella dan Bayu tiba. Tanggal 13 May, hari jadi mereka berdua yang kedua.
Bayu tersenyum-senyum sendiri sepanjang perjalanannya menuju sekolah. Ia sudah menyiapkan surprise kecil-kecilan untuk pagi ini dan surprise utama di malam hari. Jujur, ia sendiri memerlukan waktu ekstra untuk menyiapkan semua ini karena ia juga disibukkan oleh les dan pelajaran tambahan untuk menyiapkan ulangan semester.
Bayu yakin sekali, kalau Bella akan menyukai kejutannya. Semoga saja semuanya lancar, mengingat ada satu pengganggu yang tak henti-hentinya mengganggu kegiatan mereka berdua belakangan ini.
Ratih. Ia seperti tak kehilangan akal untuk meminimalisir frekuensi pertemuan Bella dan Bayu. Mulai dari merusuh saat makan siang, menyuruh-nyuruh Bella melakukan tugas dari guru yang seharusnya ditujukan padanya atau mencari-cari perhatian Bayu melewati Papanya. Bayu sebenarnya juga agak was-was karena Papanya dengan Papi Ratih merupakan rekan kerja bisnis yang sudah bersahabat sejak lama. Walaupun ini bukan lagi zamannya Siti Nurbaya, tapi ada kemungkinan perjodohan itu terjadi.
"Pah, inget ya pa, Bayu udah punya Bella... Jadi selama Bella belum menikah dengan orang lain, Papa jangan berusaha ngedeketin Bayu sama cewe lain ya Pa?"
Begitu kata Bayu setiap kali Papanya menyinggung soal Ratih.
Ketika sampai di pintu gerbang sekolah, ia langsung disambut dengan Bella. Bella sudah berdiri menunggu di pos satpam sambil menggenggam sebuah cokelat. Cokelat berbentuk hati dengan hiasan oreo buatan dirinya sendiri.
"Hey, Beb.. Happy Anniversary!" Ujar Bella sumringah sambil menunjukkan hasil karyanya.
"Hello, Bek! Happy Anniversary My Bells" Bayu tersenyum lebar ketika menerima cokelat dari Bella.
Tak sampai sedetik, seseorang menabrak tubuh Bayu dengan keras sehingga cokelat yang berada di genggamannya terjatuh.
Bella dan Bayu masih ternganga. Barulah mereka sadar ketika suara centil dan manja yang dibuat-buat mengintrupsi mereka.
"Duh, sorry... Maafin aku ya Kak Bayu? Ratih beneran gak sengaja..
Bell, itu cokelat buatan elo ya? Maaf deh.." Wajah Ratih menampakan bahwa ia benar-benar menyesal dan entah dimana ia belajar acting, ia bahkan dapat membuat matanya tampak berkaca-kaca.Bella menarik nafas panjang untuk meredakan emosinya.
Anak itu keterlaluan!
Bella memungut cokelatnya. Walaupun terbungkus kotak, tetap saja cokelatnya berhasil retak, sehingga terbelah menjadi dua bagian. Bella menggeram tertahan ketika melihat mahakaryanya hancur. Tapi ia ingat, dengan marah dengan emosi tinggi akan semakin membuat Ratih merasa senang.
"Bell, gue gak sengaja.. Gue.. Gue gak erat megangnya karena takut remuk, eh, malah jatuh deh... Sorry ya?" Bayu meminta maaf. Ia menyesal telah membiarkan cokelat itu jatuh.
Tak disangka, Bella justru tersenyum.
"Well, It's okay. Lagian apalah arti sebuah cokelat? Kalau mau tinggal buat lagi. Gampang kok. Jadi gak ada yang perlu diributin" ujarnya sambil tersenyum semanis mungkin. Ratih geram melihatnya.
"So, Ratih. Bisa tinggalin gue sama Bayu disini? Kita butuh waktu berdua. Biasalah, anak pacaran?" kata Bella memanas-manasi sambil menaik-turunkan alisnya. Tangan Ratih sudah terkepal sempurna. Tanpa basa-basi, ia langsung meninggalkan Bayu dan Bella dengan langkah dihentak-hentakkan.
Bayu menepuk pundak Bella lalu mengusapnya. "I'm so sorry" ujarnya.
"It's okay" Bella tersenyum lalu menengadahkan tangannya. "Lo pasti punya hadiah juga kan, buat gue?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Arabella
Teen FictionKetika seorang gadis manja harus meninggalkan posisi nyamannya. Copyright © 2015 by Lizz-chan