Lembar 4 : Siapa?

170 30 1
                                    

"Namanya Shotaro. Nakamoto Shotaro, anak tunggal jendral Nakamoto Yuta."

Sungchan menatap layar pintar yang ditunjukkan oleh Wooyoung. Benar, orang dalam foto itu sama dengan omega yang ditolongnya tiga minggu lalu. Hanya saja wajahnya tidak terlihat memerah dan berantakan, wajahnya sangat rapi dan dingin.

"Kebetulan, dia lagi ngadain sayembara untuk mencari mate. Tapi karena kalian berdua udah melakukan mating, kayaknya kamu bisa langsung menghadap Yuta tanpa harus mengikuti sayembara itu."

Sungchan bertanya, "Apa sayembaranya?"

"Mengalahkan Shotaro dalam baku tembak."

"Aku akan ikut sayembaranya."

Sang kakak ipar langsung membulatkan matanya. "Yuta itu master pertarungan jarak jauh. Melawan Shotaro dalam baku tembak sama aja dengan bunuh diri," serunya.

"Dia .... Sehebat itu?"

"Dari kabar burung? Iya," sahut Wooyoung. "Moncong senjata Nakamoto cuma mengarah ke musuh kerajaan, bukan anggota kerajaan."

"Aku tetap akan ikut sayembara."

Wooyoung melirik matenya di depan pintu, meminta bantuan. Tapi San hanya menyahut, "Biarkan. Dari awal 'kan Sungchan udah di pengasingan sebagai keamanan kerajaan. Kita masih belum tau siapa yang membelot, Woo."

"Tapi itu pasti bukan keluarga Nakamoto, San."

Sementara kakak dan kakak iparnya berdebat, Sungchan pelan-pelan berjalan menjauh keluar dari ruangan itu. Sungchan kembali memikirkan tentang sayembara alpha yang diselenggarakan oleh keluarga Nakamoto.

"Tunggu, kalo Nakamoto dari keluarga terpandang berarti dia hanya menerima alpha bangsawan aja. Jadi aku harus memilih bertemu mate-ku atau keselamatan kerajaan ini, begitu?" Sungchan menghela nafas. "Moon Goddess, aku hanya minta omega dari keluarga baik-baik, tapi kenapa jadinya malah serumit ini."

Sekarang Sungchan harus memikirkan cara agar bisa bertemu dengan matenya tanpa membongkar status kerajaannya. Oh, sebelum itu dia juga harus belajar menembak. Meskipun dirinya telah menandai Nakamoto Shotaro, rasanya sangat pengecut kalau dia langsung datang dan mengatakan telah mengklaim sang omega tanpa berusaha bersaing seperti alpha lainnya. Baiklah, Sungchan akan giat berlatih menembak mulai sekarang!

"Tunggu aku, Shotaro. Akan ku pastikan kita bertemu dan kau tidak akan menyesal memilihku sebagai mate. Tunggu saja," gumam Sungchan.

-oOo-

"Sungchan, dari mana aja? Kau tidak terlihat selama berhari-hari."

Sungchan yang mendengar namanya dipanggil langsung berbalik, tersenyum lembut sambil menjawab, "Aku ke rumah nenekku yang di pegunungan karena nenek sakit. Jadi, aku harus menetap di sana beberapa hari."

"Ah, gitu. Pantas aja pak kepala tidak mengatakan apa-apa."

Sungchan meletakan jaket dan tasnya di loker karyawan. Lalu mulai memakai rompi seragamnya yang bertuliskan 'staff kepustakaan' di bagian dada.

"Hari ini ada beberapa buku baru 'kan, Jisung?"

"Iya. Tapi ini jadwal chenle yang memeriksa buku-buku baru itu. Padahal aku juga penasaran isinya," gerutu Jisung.

Sungchan tertawa pelan. "Nanti juga kita bisa baca di jam makan siang."

"Huh, berdoa aja semoga tidak ada pengunjung yang meminjamkan buku-buku itu."

"Semoga, Jisung. Semoga."

Sungchan langsung berjalan keluar dari ruang karyawan menuju aula utama perpustakaan kota. Dia berjalan mendekati meja penjaga perpustakaan, mengambil salah satu papan dengan label namanya yang tergantung di sana. Hari ini memang jadwal Sungchan untuk mengecek beberapa buku yang baru saja dikembalikan kemarin dan meletakkannya kembali ke rak-rak buku sesuai susunan yang sudah ada. Saat sedang mengecek beberapa judul buku yang ada, Sungchan tiba-tiba menyadari satu hal.

MATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang