Shotaro akhirnya tiba di rumahnya. Tadi dia sengaja meminta diturunkan oleh supirnya di toko dekat kediaman Nakamoto dengan alasan ingin membeli sesuatu. Lalu dari sana dia berjalan kaki dan masuk melalui gerbang belakang karna penjagaannya lebih longgar dari pada gerbang depan. Di sana asisten sekaligus pengasuhnya dari kecil sudah menunggu dengan tatapan cemas.
"Anda pergi kemana, Young Master?" Tatapan wanita setengah baya itu langsung berubah panik ketika menyadari ada aroma lain di tubuh tuan kecilnya. "Dan bau siapa ini?"
"Bibi, berjanji dulu padaku bibi akan menjaga rahasia ini?"
Wanita itu mengangguk mantap.
Shotaro langsung menarik tangan wanita itu, masuk ke dalam rumah dan berjalan ke kamarnya. Dia langsung mengunci pintu kamarnya setelah tiba di dalam. Shotaro menceritakan kejadian yang bisa diingatnya sebelum insting omeganya mengambil alih seluruh kesadarannya. Setelah selesai bercerita, dia menutup ceritanya dengan mengatakan, "Jangan sampai alpha Yuta tau."
Sosok yang dipanggil Bibi itu mengangguk mantap. "Tunggu." Matanya membulat terkejut ketika menyadari suatu hal dari cerita Shotaro. "Itu berarti anda udah heat? Young Master, anda heat!"
Shotaro hanya bisa tersenyum paksa mendengar nada antusias dari pengasuhnya itu. Informasi tentang dia yang akhirnya bisa heat setelah dua puluh satu tahun lamanya ini akankah jadi berita baik atau buruk? Namun pikirannya langsung teralihkan oleh satu masalah, mating membuatnya mempunyai bau alpha asing itu.
Shotaro tidak bisa membiarkan ayahnya mencium feromon asing ditubuhnya.
"Penekan," lirihnya. "Bibi, tolong ambilkan aku penekan, katakan pada yang lain kalau aku sedang heat dan butuh penekan."
Wanita paruh baya itu langsung mengangguk dan keluar dari kamar tuannya. Tak lama dia kembali dengan beberapa suntikan yang masih terbungkus di tangannya.
Shotaro mendudukkan dirinya di pinggiran kasur, membuka bajunya hingga dia setengah telanjang sekarang. Dia memiringkan kepalanya, mempermudah pengasuhnya menemukan mating gland miliknya. Wanita itu mengambil satu suntikan, membukanya dan menyuntikan isinya ke mating gland Shotaro. Perlahan feromon si tunggal Nakamoto itu mulai memudar hingga tidak tercium sama sekali. Tapi feromonnya alpha asing itu masih ada di sini. Shotaro mengendus bau feromon itu dan baru menyadari bau itu berasal dari baju yang tadi dikenakan. Baju milik alpha itu. Shotaro buru-buru menyerahkan baju itu pada pengasuhnya, "Tolong bakar ini, Bi. Jangan sampe alpha tau."
Bibi pengasuh itu sangat patuh dan langsung menuruti perintah tuannya.
Okay, masalah sudah terselesaikan. Sekarang tinggal mengarang cerita kenapa dia berakhir bermalam tiga hari di luar rumah pada ayahnya. Shotaro berharap Yuta tidak menyadari kebohongan yang telah ia ciptakan nantinya. Semoga. Semoga saja Yuta tak menyadarinya.
Kabar heat Shotaro telah sampai ke telinga Yuta dan Winwin, dua pimpinan keluarga Nakamoto. Itu merupakan kabar gembira, sebagai orang tua, keduanya sudah pasti senang mendengarnya. Namun mereka juga gelisah di saat yang sama. Itu berarti waktu mereka untuk menemukan mate yang pas untuk Shotaro semakin sedikit. Maksimal tiga bulan dari sekarang, Shotaro harus menemukan matenya. Dia tidak bisa mengandalkan penekan selamanya. Seorang serigala yang sedang memasuki masa kawin tak akan selalu bisa dihentikan hanya dengan obat-obatan.
"Bagaimana kalau kita mengijinkan alpha dari kelas biasa untuk mengikuti sayembara, Alpha?" Usul Winwin.
Yuta menghela nafas berat. "Aku nggak keberatan, tapi bagaimana kepala keluarga yang lain?"
Winwin ikut menghela nafas mendengar jawaban Yuta. Alphanya benar. Tuntutan paling besar bukan terletak pada Yuta ataupun Winwin, tapi pada petinggi negara yang lain. Apalagi mereka begitu menjunjung darah biru dalam keluarganya. Keluarga Nakamoto yang memilih omega dari rakyat biasa saja sudah menjadi perdebatan. Bagaimana nanti kalau mereka menjodohkan omega idaman seluruh kekaisaran pada alpha biasa? Bisa-bisa keluarga mereka akan digunjingkan habis-habisan.
"Kita nggak punya pilihan lain, Alpha. Kalau bisa sebelum mereka bertemu Shotaro, biar Alpha yang bertemu lebih dulu. Dan jangan sebarkan sayembara ini secara langsung."
"Kalo kita nggak mengumumkannya, gimana mereka tau?"
"Rumor. Jangan lupakan kita salah satu pilar besar Phoenix, rumor kecil sudah pasti ada."
"Ah." Yuta mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar usulan sang mate. Omeganya benar, dengan beberapa gosip kecil, berita sayembara ini akan tersebar ke seluruh negeri tanpa campur tangan mereka.
Setelah berdiskusi panjang, mereka akhirnya keluar dari ruangan Yuta. Keduanya berpisah di tengah jalan, Winwin berjalan ke kamar Shotaro, hendak menjenguk sang anak. Sementara Yuta berjalan ke bagian dapur, menemui salah satu pelayan di sana, membisikkan tentang sayembara itu pada sang pelayan yang memang sering keluar rumah untuk membeli bahan makanan. Kalau begini tak akan terlihat mencolok.
-oOo-
"Ini."
Sementara di tempat lain, Sungchan baru saja menyerahkan sketsa yang dibuatnya pada sang kakak. Sketsa omega yang ditolongnya (re: ditidurinya) beberapa hari lalu. Sungchan sadar dia tidak sengaja melakukan mating dengan omega asing itu, tapi dia juga tau kalau dia harus bertanggungjawab atas perbuatannya.
"Informasi lain?"
"Mm... Feromonnya berbau kayu manis dan apel."
Pria bermata sipit dengan tahi lalat di bawah mata itu menatap datar Sungchan yang malah membalas dengan tatapan polos.
"Apa?"
"Kau sungguh berharap aku bisa menemukan omega itu hanya karena gambar ini," tangannya menunjuk sketsa yang sedang dipegangnya. "Dan feromon aja. Kau berharap aku mengumpulkan seluruh omega kekaisaran dan membaui mereka satu-persatu, ha?" Tangannya yang bebas menyentil kening Sungchan dengan kedua jarinya.
Sungchan yang mendapat sentilan langsung mengusap keningnya. "Ayolah," rengeknya pada sang kakak. "Gunakan kekuasaanmu sebagai putra mahkota dengan baik, Kak Woo."
"Enak sekali cara bicaramu, bocah." Wooyoung melingkarkan lengannya di leher Sungchan, memiting leher adiknya itu.
"Kak ipar, tolong aku dari amukan kak Woo! Aku bisa mati, Kak," ucap Sungchan dengan dramatis.
Satu-satunya omega di ruangan itu hanya mendengus. Dia menghampiri dua alpha itu, mengelus pundak Wooyoung dengan perlahan. "Jangan begitu pada adikmu, Alpha," ucapnya.
Wooyoung lantas melepaskan Sungchan dan menghadap sang omega. Wajahnya dibuat-buat menyedihkan. "Abisnya, masa aku disuruh nyari omega yang namanya aja dia nggak tau. Kan ngeselin." Rengekan manja keluar dari si sulung Jung.
Sang omega merentangkan tangannya, membawa alpha tercintanya pada sebuah pelukan dan disambut baik oleh Wooyoung. Omega itu mengelus kepala Wooyoung sementara si sulung Jung menyenderkan kepalanya pada bahu sang mate. Sebelah tangan si omega mengambil kertas sketsa yang tergeletak di meja. Alisnya mengerut mengenali wajah di kertas itu, mata runcingnya menyipit, mencoba meyakinkan diri kalau itu memang sosok yang pernah dilihatnya. Sayangnya, sang omega tidak tau nama orang itu. Dia hanya tau wajahnya aja.
"Alpha, aku pernah melihatnya."
Empat kata itu sukses membuat dua alpha di ruangan itu langsung memusatkan perhatian mereka.
"Di mana?"
"Pertemuan Keluarga."
"Mate-ku ternyata adikku sendiri? Yah! Kenapa nggak bilang kalo kita punya adik omega?" Protes Sungchan.
Wooyoung menyentil kening Sungchan lagi. "Bodoh. Pertemuan Keluarga yang dimaksud itu acara makan malam dengan tiga keluarga besar," jelasnya. "Dan, apa maksudmu dengan adik lain? Mengurusimu sendiri aja merepotkan!" Kemudian perhatian Wooyoung beralih pada sang mate. "Kamu inget namanya, San-ie?"
San -mate Wooyoung sekaligus satu-satunya omega di sana- menggeleng kepalanya. Dia hanya mengingat wajahnya karena omega dalam sketsa itu bahkan tidak pernah bersuara sepanjang pertemuan berlangsung.
"Berarti kak Woo tinggal cari aja data omega dari tiga keluarga besar itu dan nyocokin sama sketsa itu. Selesai, kan?"
Satu sentilan mendarat di kening Sungchan, lagi.
—TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
MATE
FanfictionSemuanya akan sulit diterima jika menganggapnya kebetulan belaka. Tapi akan lebih mudah menerimanya jika dianggap sebagai alur yang telah ditakdirkan semesta. "Aku minta maaf karena menghabiskan banyak waktu untuk layak menjadi mate Shotaro." "Deng...