Lembar 8 : Keras Kepala

226 28 2
                                    

Sungchan diijinkan masuk ke kamar Shotaro. Kamar yang setiap sudutnya tercium feromon sang omega. Kamar yang membuat sisi alpha Sungchan merasa tenang. Netra coklat Sungchan menatap Shotaro yang tertidur di pangkuan ayah-omeganya. Telapak tangan Winwin memegang lengan Shotaro sementara omega muda itu tertidur.

"Bonding yang kalian buat belum sempurna. Normalnya bonding dibuat selama tiga hari, tapi kalian melakukan dalam semalam. Makanya bonding itu menjadi tak sempurna dan membuat Shotaro kesakitan ketika kalian bersentuhan fisik," jelas Winwin, jarinya mengelus pergelangan tangan putranya dengan lembut.

"Maaf, Omega Win."

Winwin tersenyum kecil. "Tak apa. Nak Sungchan jangan menyentuh Shotaro sampai masa heat Shotaro tiba, ya? Biar kalian bisa menyempurnakan bonding itu."

Sungchan mengangguk patuh, dia melangkah mendekat, melihat wajah tertidur Shotaro yang begitu polos. Omeganya cantik, baik berupa sketsa, hologram, maupun dilihat langsung. Shotaro sangat cantik.

"Seminggu lagi pencopotan atribut kerajaan sekaligus pengangkatanmu menjadi wakil Nakamoto, kan?"

"Iya. Ada yang harus aku persiapkan?"

"Kau cuma harus mempersiapkan fisikmu, Sungchan."

Yuta masuk ke kamar, mengalihkan perhatian mereka.

"Win, aku butuh sesuatu," pinta Yuta.

Winwin mengangguk, mengangkat kepalanya anaknya dengan hati-hati, lalu meletakkannya di bantal.

"Nak Sungchan, jaga Shotaro sebentar, ya?"

Sungchan mengiyakan, membiarkan sepasang mate itu memiliki waktu berdua mereka. Perhatian kembali teralih ke Shotaro yang masih tertidur lelap. Sungchan menarik kursi kerja di ruangan itu, meletakkannya di dekat ranjang agar dirinya leluasa menjaga Shotaro.

Rasanya masih seperti mimpi, Sungchan akui.

Raut wajah Shotaro mengerut, seperti kesakitan. Jelas Sungchan khawatir. Inginnya membangunkan Shotaro atau mengelus kepala omeganya sekedar memberi rasa nyaman. Namun tangannya yang sudah terangkat itu hanya menggantung di udara sebab teringat pesan Omega Winwin beberapa saat lalu. Akhirnya, Sungchan mengeluarkan feromonnya pelan-pelan, membiarkan feromon miliknya menyelimuti dan memberi ketenangan bagi sang omega yang tengah tidur.

Namun usahanya gagal sebab Shotaro malah terbangun.

"Alpha?"

Sungchan mendadak terdiam, tak tahu harus berbuat apa. Dirinya hanya bisa menunggu sampai Shotaro sadar sepenuhnya. Mungkin sekitar lima–

Shotaro terlonjak, lantas buru-buru turun dari kasurnya. Mengabaikan sosok Sungchan yang membeku, Shotaro mengambil jas miliknya juga pistol dan telepon genggamnya yang tergeletak, memasukkan semua benda itu ke saku jas.

"Aku harus ke pantai, ada yang harus diurus," gumam Shotaro sepanjang langkahnya keluar dari kamar.

Sungchan mengekori Shotaro, bingung harus berbuat apa. Dia tidak tau Shotaro akan kemana atau melakukan apa. Dia ikut untuk berjaga-jaga, takut Shotaro berada dalam bahaya.

Untunglah langkah Shotaro dihadang oleh salah satu pengawal Nakamoto. Sosok bertubuh besar dan tinggi itu dengan mudah menahan lengan Shotaro yang akan melangkah keluar dari kediaman Nakamoto.

"Mau ke mana, Tuan?"

"Aku harus ke pantai. Ada misi," sahut Shotaro.

"Tuan Nakamoto sudah mengatasinya lebih dulu. Anda bisa tenang."

MATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang