Seringnya orang bilang kapan punya pasangan. Mungkin tak cukup aku mengatakan masih belum. Usia memang sudah cukup untuk mendapatkan. Namun, diriku tak mau lagi berkecipung apalagi lebih mendalam. Aku takut. Lebih kearah trauma sih. Karena cinta tak lagi cinta di zaman sekarang. Terkadang hanya sebatas rasa yang tak berujung cinta, malahan bisa membuat luka.
Ternyata memang benar, cinta layaknya bunga mawar yang indah dipandang. Namun, jika terlalu dekat apalagi memegangnya terlalu erat akan melukai tangan. Bisa diobati dengan Betadine dan diberi kasa. Beda jika hati yang dilukai, tak ada orang yang mengerti dan bisa-bisanya kadang malah dikatain lebay.
Sebenernya aku cuman istirahat, bukan berhenti untuk mencari dan tak mau lagi. Tapi, sepertinya tidak dulu. Karena aku tau. Aku masih belum siap dengan segala hal. Aku masih tau definisi cinta tanpa bisa menafsirkan bahwa cinta masih ada definisi luka.
Lebih baik aku sendiri, menikmati secangkir kopi hangat tanpa memikirkan orang yang cuman menjadi orang-orangan sawah. Hanya diam. Tiba-tiba pergi.
Mending ngucapin selamat malam daripada lambaian tangan tanpa pamitan selamat tinggal. Sungguh mengenaskan, kan ?
Jika boleh bertanya pada hati, mungkin hati akan menjawab jujur tapi, pikiran selalu berontak untuk tidak mempercayai hati sepenuhnya. Karena hati itu, sebuah hawa nafsu atau benar-benar yang dirasakan.
Aku tak mau hatiku tak diisi dengan pajangan-pajangan indah dan nama yang kupampang dalam hatiku.
Siapa yang tak mau mempunyai seseorang ?
Dan siapa juga yang mau sama orang yang tak sefrekuensi dengan kita. Tak pernah membalas cerita yang kuceritakan.Akh... Udahlah...