21

13 4 7
                                    

Aku terbangun di sebuah hutan belantara, aku tidak tau apa yang terjadi. Di hadapan ku kini berdiri dengan kokoh sebuah kuil yang bisa di bilang cukup tua dan berlumut.
Kuil yang sepenuhnya terbuat dari batu itu terlihat begitu sangan indah dengan pemandangan hutan belantara di sekelilingnya.

Srek...srek....

Aku memalingkan wajahku menuju asal suara, seorang gadis muda dengan jahitan di keningnya serta menggendong 2 orang bayi.

Aku bisa mendengar seluruh percakapan yang gadis itu katakan, namun mereka seperti tidak mengetahui keberadaan ku. Ketika aku berkedip tempatku yang awalnya malam hari berganti menjadi sore hari.

''Hei nak bagaimana keadaan mu?"

Itu suzui! Dan dia sedang berbicara dengan seorang anak yang terlihat mirip dengan, sukuna!

"Apa yang kau katakan?"

"Aku serius, besok jangan pergi keluar apapun alasannya"

"Memangnya ada apa?"
.
Di hadapan ku sekarang suasana mencekam dan dingin di malam hari,
Seorang tidak sekelompok warga tengah berlari mengejar sesuatu.
Tanpa ku sadari aku juga ikut berlari mengejar mereka.

"PERGILAH KAU DASAR IBLIS"

"BUNUH DIA"

"JANGAN BIARKAN DIA HIDUP LEBIH LAMA"

Suara teriakan menggelegar di tengah sunyinya hutan, di depan sana aku melihat, diriku? Ketakutan dan memegang sebuah anting anting keemasan persis seperti milik suzui.

Para warga itu menodong dan memukul mukul anak itu dengan tongkat serta batu.

Aku berusaha berteriak dan melerai namun sia sia, aku seperti kabut mungkinmereka tidak melihatku.

"Apa yang kalian lakukan? Hentikan itu!"

"Jangan memukulinya!"

"Hentikan hal itu!"

Seorang pria jangkung dengan warna rambut pirang menghunuskan pedangnya ke leher anak itu.
Aku mencoba untuk menghentikan pergerakan nya dengan memegang tangan nya, namun tanganku menembus dan transparan.

"Tidak! JANGAN!"

SRET...CRAS....

Orang itu tanpa ampun mencabik cabik tubuh anak itu hingga tak berbentuk. Anak itu sempat meronta dan menjambak rambut pria itu dengan kasar. Setelah puas mencabik cabik tubuh anak itu pria pirang itu pun pergi.
Tak berselang beberapa lama mereka yang awalnya berkerumun mulai pergi.

Aku jatuh terduduk di atas rerumputan yang telah berwarna merah, mataku terasa panas, seluruh tubuhku gemetar hebat, aku tidak bisa berkata apa apa lagi. Seorang anak kecil di bunuh di depan mataku sendiri.

"YUJI!"

'Yuji?'
Aku yang merasa namaku terpanggil segera menoleh, ku dapati seorang anak dengan wajah sama, sukuna?

Dia menangis sesenggukan sambil memeluk tubuh anak yang mirip denganku anak itu terus menangis bahkan berteriak.
Anak itu--sukuna-- melihat jari jari kecil saudaranya dan mengambil beberapa helai rambut berwarna kuning dari tangan adiknya. Seketika aura kutukan mulai menyatu memenuhi seluruh tubuh anak itu aku hanya bisa terdiam tak bisa berbuat apa apa.
.
Di tengah desa anak itu--sukuna--mengamuk dan menghancurkan rumah rumah warga. Aku terus berteriak, keras sangat keras bahkan telingaku sampai tidak bisa mendengar apapun.

"Hentikan itu!HENTIKA SEMUA INI!"

Tubuh anak itu telah berubah seutuhnya menjadi kutukan---sangat mengerikan.
Dia ryomen sukuna yang aku kenal sekarang.

Di sela sela penghancuran nya aku bisa mendengar ia berkata
"Di manapun kau berada suzui aku akan membunuh mu, dasar hama brengsek!"
.
Rumah rumah yang telah hangus terbakar serta mayat mayat yang telah tercabik cabik itu berserakan, bau amis darah serta tangisan dari anak anak yang masih hidup dan tengah kesakitan karena sebagian tubuhnya tertimpa puing puing bangunan.
Aku terduduk lemas sembari bertumpu pada kedua lenganku, air mata yang menetes tak dapat ku hentikan. Mataku terasa panas, kerongkongan ku terasa kering, momen pembantaian yang baru saja aku lihat tidak bisa hilang dengan segera dari pikiran ku.

Aku melihat sukuna--dengan wujud raja kutukan nya--pergi meninggalkan tempat kacau balau ini.
'Benar benar kejam'

Suara dentuman keras terdengar dari sisi lain desa itu, tepat di hadapanku. Seseorang keluar dari reruntuhan.

"Ok tidak!"
Dia menutup kedua telinganya dengan telapak tangan nya, seolah olah ia bisa mendengar isak tangis orang orang yang mati di sekitarnya.
"Aku tidak tau kalau anak itu punya keluarga, lagipula aku sudah menyuruhnya untuk tidak keluar hari ini kan?"

Semakin lama tubuhnya semakin goyah, suzui jatuh berlutut tepat di hadapanku.
Aku mulai melihat tetesan tetesan air yang jatuh membasahi abu hitam yang menjadi alas kami saat ini.
"Apa ini salahku?" Semakin lama suara isakan tangisnya semakin keras.
Ia mulai sesenggukan, bahkan sesekali menjambak rambut pirang nya itu.
Aku berusaha untuk menghentikan nya, namun tidak berhasil aku bahkan tidak bisa menyentuhnya.
****
Jumat,5,agustus,2022

{Blessed}¤[ <Jujutsu Kaisen X Oc> ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang