-Daksanya berlagak kokoh seakan tak kenal kata roboh. Tapi tidak dengan hatinya, ia rimpuh, rapuh, dan hampir jatuh-
Diantara banyaknya manusia yang turut menghadiri pernikahan Papanya, hanya Catra lah yang biasa saja.
Padahal suasana di acara pernikahan Papanya itu cukup ramai meski diadakan secara sederhana.
Bahkan banyak yang turut bersorak bahagia atas pernikahan Papanya.
Catra menghela nafasnya kasar. Ia sungguh bosan, dan rasanya ingin segera pergi dari sini.
Hingga tiba-tiba bahu kirinya ditepuk oleh seseorang.
Catra tidak menoleh. Ia hanya melirik.
"Nggak usah ganggu gue, Kak," ucap Catra yang ditujukan untuk sosok perempuan cantik disebelahnya.
"Kenapa bengong sih, Ndra?"
Perempuan cantik bernama Utari itu justru mengajukan pertanyaan.
"Dan sejak kapan Lendra-nya Utari manggil Utari pakai embel-embel 'Kak'?" tambah Utari.
Catra tidak tersenyum, ia hanya menyeringai kecil. Lalu berkata,"Mau gue ngapain bukan urusan Kak Utari."
Utari mengepalkan tangannya. Ia benar-benar tak suka jika Catra berubah seperti ini. Padahal ia hanya meninggalkan Catra sebentar, tapi kenapa Catra sudah sangat berubah?
"Satu lagi, berhenti panggil gue Lendra. Panggil Catra aja kayak yang lain. Dan terakhir jangan sebut gue milik Kak Utari lagi. Hubungan kita hanya sebatas adik dan kakak sepupu aja." Setelah itu Catra pun langsung pergi ke toilet.
Jika Catra mengatakan hal itu dengan tenang. Berbeda dengan Utari yang gelisah.
Tanpa terduga ada seorang Pria yang datang dan langsung memeluk pinggang Utari dengan posesif.
"Honey, kamu dari mana,sih?" tanya Pria itu.
Utari tersenyum tenang saat merasakan pelukan suaminya. Yap, pria itu adalah suaminya.
"Aku cuma nyamperin anaknya Om Abimanyu. Nggak papa kan?"
"Terserah."
⋇⋆✦⋆⋇
Setelah dari toilet Catra tidak kembali ke tempat duduknya. Ia justru berjalan ke arah ayunan yang tidak jauh dari lokasi acara pernikahan Papanya.
Dan di ayunan itu ada seorang cewek yang usianya terpaut satu tahun dibawahnya sedang melamun.
"Lo Elsie ?"
Suara deep milik Catra langsung membuat cewek bernama Elsie Josephine itu tersadar dari lamunannya.
Elsie pun menoleh kearah Catra. Lalu berkata, "Iya, gue Elsie. Dan Lo Kak Catra-kan ?"
Catra hanya mengangguk mengiyakan. Jujur saat melihat mata Elsie ia jadi teringat adik angkatnya dulu. Adik angkatnya yang kini sudah pergi dari dunia ini.
"Kak Catra bakal baik-kan sama Elsie ?"
Elsie sebenarnya bukan ingin bertanya, ia hanya ingin mendapat pernyataan dari mulut Catra.
"Soalnya kata orang-orang disekolah Kak Catra itu nyeremin. Dan Elsie nggak suka sama orang galak." Lanjut Elsie.
Catra tidak menjawab pertanyaan Elsie. Ia justru melakukan hal yang tak terduga.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Eyes On Catra
Novela JuvenilCatra bukan sosok yang friendly. Catra juga bukan seseorang yang ramah senyum. Tapi sekali saja ia tersenyum semua cewek di SMA TARUSBAWA langsung menjerit kegirangan. Mungkin dalam masalah pertemanan, Catra menang. Karena dia dikenal sebagai sos...