-Kau nampak seperti bumantara nan adiwarna, sementara diriku hanyalah salah satu dari banyaknya atma-
"Tra lo nggak ada niatan ngenalin kita sama adek tiri lo gitu?" tanya salah satu teman Catra dengan gamblang.
Dia, Loka Pramaga. Si buaya darat yang berjenis kelamin laki-laki. Menebar pesona ke seluruh perempuan adalah hal yang wajib ia lakukan. Dan di kagumi oleh semua wanita di dunia ini adalah impiannya sejak dulu. Entah kesialan atau berkah Catra justru berteman dengan orang seperti Loka.
Sedangkan dua teman Catra lainnya sibuk dengan dunia masing-masing. Vijendra fokus dengan game online yang ia mainkan di ponselnya, sedangkan Auriga fokus memeriksa dokumen-dokumen yang diberikan oleh tangan kanan ayahnya. Btw, mereka sedang berkumpul di apartemen milik Catra. Iya, tempat yang ditinggali sejak lama oleh Catra.
Kenapa bukan di katakan sahabat? ya karena hubungan pertemanan mereka masih sejak bersekolah di SMATAR, bukan sejak mereka masih menjadi anak kecil yang merepotkan. Tapi bisa dikatakan juga mereka berempat adalah teman dekat.
"Ulangi Ka!" titah Catra sambil menatap tajam sosok Loka.
Mana mungkin ia mau mengenalkan adik tirinya dengan seorang Loka Pramayoga yang sudah ia ketahui buruknya. Dengan sifat Loka yang seperti itu, apakah ia tega membiarkan hati adiknya di lukai oleh teman dekatnya?
Loka sendiri langsung menciut di tempat. Meski Catra merupakan sosok yang sangat peduli dengan teman dekatnya dan cukup cuek jika di depan umum, tentu Catra masih bisa bersikap tegas entah itu kepada orang terdekatnya maupun orang yang tidak dikenalnya. Seperti saat ini. Loka jadi takut, padahal niatnya kan cuma sekedar kenalan. Ya, meski dalam hati ia berharap bisa menggaet hati adik tirinya Catra itu!
"Nggak jadi deh." Hanya itu yang keluar dari mulut Loka. Sejujurnya Catra adalah orang ke-tiga yang ia takuti di dunia ini setelah Tuhan dan orangtuanya. Tentu bukan karena apa, tapi Catra kalau marah nggak bakal pandang bulu. Entah musuhnya itu orang terdekat ataupun orang tidak dikenal, cowok ataupun cewek.
Keadaan disekitar mereka pun cukup canggung beberapa waktu sampai akhirnya Vijendra meletakkan ponselnya, lalu berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Kita udah kelas 12, habis lulus rencana kalian apa? Kalau gue mungkin kuliah sambil kerja." Vijendra menatap teman-temannya satu persatu.
Vijendra Adiyaksa, putra tunggal di keluarga Adiyaksa. Dia adalah teman dekat Catra yang paling tenang dalam kondisi apapun. Pandai dalam hal bela diri, rajin nge-game, dan dikaruniai otak cerdas meski sering bolos diem-diem. Ia juga dikaruniai fisik yang kekar karena ikut ayahnya nge-gym. Ayahnya yang merupakan seorang Jendral polisi dan Ibunya yang seorang Dokter Bedah membuatnya dilimpahi rezeki yang lebih dari sekedar cukup. Namun tidak membuatnya kekurangan kasih sayang, karena kedua orangtuanya selalu berusaha meluangkan waktu untuk putra tunggal mereka. Bisa dikatakan Vijendra memiliki keluarga yang utuh dan sosok paling beruntung diantara mereka berempat, karena fisik maupun batin Vijendra sangat sehat dan sempurna.
Catra terdiam mendengar ucapan Vijendra. Ia bungkam. Dirinya sendiri tidak tahu, ia selama ini hidup hanya mengikuti alur Tuhan tanpa berencana mencoba membuat alur sendiri.
Sedangkan Auriga langsung menjawab dengan lugas. "Hidup gue udah dirancang, jadi setelah ini gue bakal kuliah ngambil jurusan yang mereka tentukan sampai s3 di luar negeri."
Auriga Dewabrata, putra bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya berjenis kelamin perempuan, ia sekarang sudah bahagia dengan kehidupan yang dirancang oleh orangtuanya. Sedangkan kakak keduanya berjenis kelamin laki-laki, ia sudah sukses mendirikan perusahaan sendiri tanpa bantuan Papanya, tapi tentu masa depannya sudah dirancang oleh orangtuanya sejak lahir. Dan sebentar lagi kakak laki-lakinya itu akan segera menikah dengan wanita yang sudah dipilihkan oleh orangtuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Eyes On Catra
Teen FictionCatra bukan sosok yang friendly. Catra juga bukan seseorang yang ramah senyum. Tapi sekali saja ia tersenyum semua cewek di SMA TARUSBAWA langsung menjerit kegirangan. Mungkin dalam masalah pertemanan, Catra menang. Karena dia dikenal sebagai sos...