-5-

48 18 25
                                    

-We meet people for a reason, either it's blessing or lesson-

Untungnya obrolan tadi malam mengenai soal pacaran tidak berlanjut lama karena tiba-tiba kedua orang tuanya ada rapat dengan para petinggi perusahaan mengenai kerja sama perusahaan mereka dengan perusahaan lain yang ada di Surabaya. Jadi Catherine merasa lega.

Meski sebenarnya ia memang tak mempunyai pacar, tapi ia tidak ingin bercerita kepada orang tuanya tentang Catra, cowok yang ia sukai.
Dan Catherine sendiri tipe anak yang tidak bisa membohongi orang tuanya.

Mommy dan Daddynya sedikit overprotective terhadap dirinya yang memang anak bungsu, Catherine tau itu semua untuk kebaikannya. Tapi tetap saja ia butuh privasi dan tentunya ia lebih nyaman bertukar cerita dengan Evelyn yang lebih mengerti dirinya. Daripada menghakimi tindakannya, Evelyn justru akan memberinya solusi atau mungkin memberi ide plan apa kedepannya yang harus ia ambil.

"Dek mau Kakak anterin ke sekolah?" tanya Evelyn setelah sarapan pagi ini usai.

Bukan apa Evelyn menanyakan hal ini. Masalahnya Daddy ataupun Pier yang biasanya menjadi sopir Catherine hari ini tidak bisa mengantarkan Catherine ke sekolah karena kesibukan masing-masing yang tidak bisa ditinggal.

"Kalau lo lupa kita ada kelas pagi." Edgar mengingatkan Evelyn tentang kelas pagi mereka. Jika arah sekolah Catherine dan kampus mereka searah mungkin itu tidak memakan banyak waktu. Sayangnya mereka beda arah.

Catherine justru tersenyum merekah. Ini saat yang tepat! Ia ingin mengendarai mobil sendiri ke sekolah. Tenang saja, meski sedikit dimanja tapi Catherine bisa menyetir dengan baik kok meski tidak yang ngebut gitu.

"Aku pengen bawa mobil sendiri ya Kak," pinta Catherine.

Edgar langsung menatap sinis adik bungsunya itu. "Ada banyak sopir Cath. Jangan ambil resiko!"

"Yang dibilang Edgar bener dek. Mending diantar sama sopir aja ya?" timpal Evelyn.

"Nggak mau Kak. Sekali ini aja pliss," ucap Catherine sambil masih memohon supaya diizinkan mengendarai mobil sendiri ke sekolah.

"Trus kalo lo kenapa-kenapa? Ada jaminan?" Edgar langsung to the point.

"Aku bisa jaga diri Kak. Janji deh, kalo misal nanti dijalan ada apa-apa, aku nggak bakal nyetir mobil sendiri. Tapi konteksnya kalo ada apa-apa ini kayak sejenis kecelakaan aja."

Evelyn terdiam. Meski Catherine termasuk anak yang penurut, tapi sebenarnya Catherine mempunyai sisi keras kepala yang bisa muncul kapan saja. Dan saat ini adalah salah satunya.

"Boleh ya," pinta Catherine sekali lagi.

Edgar melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya, lalu mengangguk. Iya, dia memperbolehkan Catherine mengendarai mobil sendiri.

Bukan karena apa, tapi jika perdebatan ini tetap berlanjut yang ada ia dan Evelyn akan telat masuk di kelas pagi ini.

"Makasih banyak Kak Edgar," ungkap Catherine sambil tersenyum lebar.

Evelyn melirik protes ke arah Edgar yang hanya diacuhkan oleh Edgar.

Kecupan pipi Catherine layangkan untuk kedua kakaknya sebagai tanda perpisahan. Karena setelah itu ia langsung pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil pilihannya, Toyota Agya.

Mobil yang Catherine kendarai pun mulai melaju meninggalkan pekarangan halaman rumahnya.

Catherine melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Untung jalanan pagi ini tidak semacet biasanya. Cuacanya juga cerah, tapi tidak terik sekali. Ia berharap bisa tiba tepat waktu disekolah nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All Eyes On CatraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang