-When I met you, I decided to have feelings for you-
Setelah Papanya menikah lagi, Catra jadi lebih sering berkunjung ke rumah Papanya. Bahkan, sesekali ia menginap semalam atau dua malam.
Dan hari ini adalah jadwalnya berkunjung ke rumah Papanya.
Catra pun bersiap-siap pergi ke sana. Dia hanya perlu berganti pakaian yang lebih sopan. Dan langsung berangkat ke rumah Papanya.
Karena ternyata jalanan Jakarta hari ini macet, ia jadi memakan waktu setengah jam untuk sampai ke rumah Papanya.
Ya, meskipun sebenarnya tujuan Catra berkunjung adalah untuk mengunjungi adik tirinya. Ia tentu tidak lupa membawakan brownis rasa pandan kesukaan Ibu tirinya. Brownis itu pun hanyalah sebagai rasa hormatnya kepada ibu tirinya.
Beberapa menit kemudian akhirnya mobil yang Catra kendarai tiba di halaman rumah Papanya.
Ia langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah sambil membawa paper bag yang berisi brownis untuk ibu tirinya yang ia panggil Bunda.
"Do you miss me ?" tanya Catra seraya membuka lebar kedua tangannya.
Suara deep milik Catra berhasil membuat atensi dua cewek cantik yang sedang berdiskusi di ruang tamu pun jadi teralih ke arahnya.
Cewek cantik dengan bandana pink di kepalanya pun langsung memeluk tubuh Catra dengan erat.
"Longing you, Bro." Elsie benar-benar merindukan kakak tirinya itu. Buktinya, sekarang ia memeluk erat Kakaknya seolah-olah tidak pernah berjumpa.
Catra pun membalas pelukan adik tirinya itu tak kalah erat sambil sesekali mengusap pelan puncak kepala Elsie-nya.
Sedangkan Cewek cantik yang terkesan imut itu hanya terduduk diam di sofa. Mungkin pikirannya sedang tidak disini, tapi pandangannya tertuju pada makhluk berparas tampan yang tak bisa di lewatkan seperti Catra.
Jadi dia Kakak tirinya El? Kenapa so handsome banget, batin Cewek cantik nan imut itu meronta-ronta.
Cewek cantik nan imut itu adalah sahabatnya Elsie. Dia adalah Catherine, atau lebih tepatnya Catherine Esme Penelope. Si cewek ceria dengan sejuta pesona!
"Bunda kamu mana El ?" Pertanyaan yang di layangkan oleh Catra kepada Elsie membuat Catherine tersadar dari lamunannya.
Dan ternyata keduanya sudah melepas pelukan yang diimpikan oleh Catherine. Iya, sedari tadi Catherine membayangkan dipeluk juga oleh Kakak tiri Elsie yang tampan itu.
"Bunda lagi pergi ke supermarket Kak."
Catra mengangguk. Lalu mengalihkan atensinya yang tadinya ke Elsie jadi ke sosok cewek selain Elsie di ruangan ini.
Catherine yang masih belum puas menatap Catra pun terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah lain, karena tiba-tiba saja Catra menatapnya balik.
Catra tidak bodoh! Cewek yang mungkin adalah temannya Elsie itu menatapnya dengan intens sedari tadi. Tapi saat ditatap balik, cewek itu justru mengalihkan tatapannya. Cewek itu kenapa?
"Ah, gue sampai lupa. Cath sini!" Catherine yang merasa dipanggil pun melangkah mendekati Elsie.
"Kak, kenalin ini Catherine. Dia sahabat gue selama MPLS kemarin," ucap Elsie yang berusaha mengenalkan Catherine ke Catra.
"Dan Cath, dia Kakak tiri gue. Namanya Kak Catra." Lanjut Elsie.
Elsie kira setelah ia mengenalkan, keduanya akan saling berjabat tangan sebagai basa-basi. Tapi faktanya, Elsie justru mendapati Kakak tirinya itu menatap tajam sahabatnya. Dan ternyata Catherine menatap Catra tak kalah tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Eyes On Catra
Teen FictionCatra bukan sosok yang friendly. Catra juga bukan seseorang yang ramah senyum. Tapi sekali saja ia tersenyum semua cewek di SMA TARUSBAWA langsung menjerit kegirangan. Mungkin dalam masalah pertemanan, Catra menang. Karena dia dikenal sebagai sos...