-Don't judge by the cover, it's true. But I'm sure when you like someone, the first thing you see is their physique-
Ternyata kemarin Catra tidak di bangunkan. Dan berakhirlah ia menginap di rumah ayahnya.
Untung saja masih ada seragam cadangan di kamarnya.
Sebelum telat, Catra cepat-cepat bersiap ke sekolah.
Pagi ini cuaca sedikit mendung. Jadi, Catra memutuskan untuk mengendarai mobil untuk pergi ke sekolah.
"Pagi Kak!" sapa Elsie yang sudah siap dengan seragam putih abu-abunya.
Catra tidak membalas sapaan adik tirinya itu, tapi ia langsung menghampiri Elsie yang berada di meja makan. Lalu mengelus pelan puncak kepala Elsie tanpa membuat rambut Elsie berantakan.
"Kak boleh nebeng nggak ?" tanya Elsie.
Alih-alih menjawab, Catra justru menanyakan sesuatu yang akan membuat Elsie emosi."Emangnya kita satu sekolah ?"
Elsie mendelik sebal. Kakak tirinya itu selama ia menjalani masa MPLS tidak pernah menampakkan batang hidungnya walau seujung. Ia jadi kepo keberadaan Kakaknya saat di sekolah. Dan Elsie sebenarnya juga penasaran apakah Catra akan memintanya pura-pura tidak kenal di sekolah atau tidak. Maka dari itu ia berencana ingin nebeng!
"Dih, gue juga murid SMATAR ya!"
"Iya, iya jangan marah-marah mulu napa. Ntar lo cepet tua," ledek Catra sambil menjulurkan lidahnya.
Wajah Elsie memerah padam. Bukan salting ya! Bayangin aja orang yang ada di film-film lagi marah dan wajahnya memerah terus telinganya keluar asap!
"Boleh, El. Ngapain juga lo masih nanya. Gue Kakak lo, jadi lo boleh minta apapun dari gue!" lanjut Catra.
Elsie terdiam saat mendengarnya.
"Sarapan dulu yuk!" ajak Jena, ibu dari Elsie sekaligus istri baru ayahnya Catra.
Catra dan Elsie mengangguk. Lalu mereka bertiga pun sarapan bersama.
"Ayah kemana bu?" tanya Catra setelah sarapan mereka selesai.
Jena tersenyum. "Tadi sekitar jam 2 pagi mungkin, tiba-tiba saja ayahmu ada urusan di luar kota."
Catra mengangguk paham.
"Kalau gitu kita berdua pamit langsung ya bu," ucap Catra sambil menyalami punggung tangan Jena. Kegiatan itu kemudian diikuti oleh Elsie juga.
⋇⋆✦⋆⋇
Elsie sempat berfikir kalau ia akan di turunkan oleh Catra di halte bus dekat SMATAR. Seperti yang ada di novel-novel itu lho, kalau orang tuanya nikah lagi, terus tokoh utamanya punya Kakak tiri. Tapi pikiran negatifnya itu langsung sirna saat mobil yang mereka kendarai melaju lebih pelan karena memasuki area sekolah.
Ternyata dia nggak seburuk yang di omongin temen-temen SMP gue dulu.
Itulah yang ada di pikiran Elsie sekarang.
Dulu sebelum Jena menikah dengan ayahnya Catra, Elsie memang sempat bertanya tentang sosok Catra pada temannya yang kakaknya kebetulan sekolah di SMATAR.
Katanya sih,
Catra itu banyak sisi buruknya. Intinya Catra cuma punya satu sisi baik. Yaitu selalu care sama teman dekatnya.
Padahal faktanya sih tidak seperti itu.
Maksudnya, Catra itu baik. Tapi, ya hanya pada orang-orang tertentu saja. Terkecuali cewek-cewek yang mengejarnya dengan terang-terangan pasti perasaan mereka tidak akan di sambut baik oleh Catra. Di tolak langsung gitu pokoknya!
Nah, salah satunya adalah Kakak dari teman SMP
Maka dari itu ia cerita tentang Catra yang buruk-buruk saja. Netizen pasti paham ≧﹏≦
"Heh! Jangan ngelamun, buruan turun sana." Sontak Elsie tersadar.
Elsie pun segera turun dari mobil.
"Hehehe, maaf deh Kak! Makasih tebengannya, gue ke kelas duluan!"
"Dih, sana pergi! Ngapain izin segala," ucap Catra dengan julid.
Catra sendiri langsung memasang wajah cool, turun dari mobil, lalu pergi ke kelasnya.
⋇⋆✦⋆⋇
Pelajaran hari ini berjalan dengan lancar.
Dan karena ini sudah waktunya jam istirahat, jadi jam istirahat pun berbunyi dengan nyaring.
Para murid di SMATAR berbondong-bondong pergi ke kantin untuk mengisi perut yang keroncongan minta diisi dan dahaga yang perlu disegarkan dengan es.
Meski tadi pagi mendung, nyatanya kini matahari benar-benar terlihat. Dan sinar mentari yang panas pun menyapa para penghuni bumi.
"Buruan! Gue pengen beli es kul-kul nya Bu Iman!" teriak Elsie pada Catherine yang masih menata buku di atas meja mereka.
Catherine terkekeh pelan, lalu segera menghampiri Elsie.
Keduanya pun melangkah beriringan menuju kantin.
Setibanya di kantin keduanya langsung berpencar mencari menu yang mereka inginkan.
Elsie membeli sepiring es kul-kul dan jus alpukat dingin. Sedangkan Catherine membeli banana pancake dan sebotol air mineral.
Karena masih murid baru, dan keduanya sama-sama bukan seseorang yang ekstrovert jadi mereka memutuskan untuk menikmati makanan masing-masing di kelas.
Jadi anak introvert nggak seburuk itu kok. Tapi lebih enak lagi kalo punya teman yang sama-sama introvert juga:)
Sendirian emang nyaman, tapi nggak akan bertahan lama. Dan berada di keramaian tapi kamu di kacangin juga nggak enak.
Sebenarnya mereka berdua bukan introvert, cuma ya masih perlu beradaptasi aja dengan suasana SMATAR.
"Menurut lo Kakak tiri gue gimana, Cath?"
Uhuk!
Mendengar lontaran pertanyaan dari Elsie, Catherine yang tadinya sedang menikmati pancake nya pun tersedak.
Dengan cepat Elsie membuka segel botol air mineral yang tadi Catherine beli, lalu memberikan botol itu pada Catherine.
Catherine langsung meminumnya dengan sekali teguk.
"Sorry," pinta Elsie dengan sungguh.
"Santai aja kali, gue cuma kaget."
"Jadi jawaban lo apa?"
"He's so handsome." Catherine menjawabnya dengan jujur.
Elsie mengangguk setuju. Ya, karena jawaban Catherine memang nggak salah. Kakak tirinya a.k.a Catra itu memang tampan. Tapi sebenarnya yang dia maksud bukan soal fisik Catra.
"Untuk selain itu, gue belum tahu. Karena kan gue baru ketemu Kakak lo sekali, El." Buru-buru Catherine menjelaskan agar ya suasana tidak awkward.
"Iya juga," ucap Elsie menyetujui.
Sedangkan di sisi lain. Catra yang tengah berkumpul dengan teman-temannya di kantin tiba-tiba saja bersin. Bukan sekali tapi beberapa kali.
Shit, siapa yang udah berani gibahin gue, batin Catra.
⋇⋆✦⋆⋇
*SMATAR : singkatan dari SMA Tarusbawa
Sorry, banget gue update nya cukup lama.
Jujur aja gue nggak suka nabung chapter hehehe. Jadi... ya butuh waktu buat mikir.
Jangan lupa vote +komen 🌷
Thanks ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
All Eyes On Catra
Teen FictionCatra bukan sosok yang friendly. Catra juga bukan seseorang yang ramah senyum. Tapi sekali saja ia tersenyum semua cewek di SMA TARUSBAWA langsung menjerit kegirangan. Mungkin dalam masalah pertemanan, Catra menang. Karena dia dikenal sebagai sos...