Terlihat Rachel, Valendra dan Jovian sedang makan malam bersama anak-anak panti. Bu Monica pun yang dari tadi berdiri di ambang pintu dapur tampak tersenyum merekah melihat ke akraban mereka semua.
Dan Jivian yang tak henti-hentinya membuat lelucon hingga mereka tertawa lepas.
"Aku sangat senang sekali melihat pemandangan seperti ini" Batin Monica sembari berjalan kearah anak-anak itu.
"Senangnya kalian, ada apa ini? Kok pada tertawa?" Tanya Monica kepada mereka semua.
"Bang Jovian buat lucu Bu, masa katanya hewan yang paling kecil itu gajah tapi diliat dari lubang pipet hahaha" Jawab Alex sambil tertawa.
"Terus.. terus kan Bu masa kata bang Jovian dia itu sebenarnya vampir yang menjelma jadi manusia super duper ganteng" Saut Gaby kepada Monica sambil tertawa renyah.
"Namanya juga Jovian tante gak usah di dengarin hahaha, ini anak kalau ngomong ngaco selalu" Timpa Valendra.
"Sudah.. sudah.. jangan berantem, setelah selesai makan pada tidur ya anak-anak" Ajak Monica kepada mereka semua.
"Jadi kami bagaimana tan? Udah larut malam juga takut pulang, nanti kalau pulang ketemu sama para serigala ntar dagingku dimakan pula. Iiiihh seremmm" Jovian memeluk badannya sendiri merasa seolah sangat takut.
"Kamu dan Valendra memang akan menginap disini, tidak mungkin tante suruh kalian pulang sedangkan ini sudah larut" Monica mengambil poring kotor dan membawanya ke wastafel.
"Biar aku bantu bu/tan" Ucap Rachel dan Valendra secara bersamaan.
"Boleh jika kalian berkenan" Saut Monica sambil tersenyum lembut.
...........…..
Devian sedang mengerjakan beberapa dokumen pekerjaannya yang sangat super duper banyak, ia sangat frustasi melihat dokumen tersebut bagaimana tidak? Sudah selama tujuh hari iya memantau mate-nya tersebut secara diam-diam dan membiarkan pekerjaannya menumpuk seperti gunung.
"Hah.. kapan siapnya berkas-berkas ini semua? Aku sudah kangen dengan luna ku" desah Devian dengan frustasi.
"Oke, selesaikan segera mungkin dan ayo kunjungi lunaku secepatnya" ucapnya untuk menyemangati diri sendiri.
Tetapi baru saja ia menyelesaikan beberapa dokumennya ia merasakan seseorang datang ke kediamannya.
"Florencia. Ada apa dia datang kesini" geram Devian, ia langsung menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruang kerjanya tersebut.
Brakkk
Terdengar suara bantingan pintu yang sangat kuat membuat Devian menggeram marah.
"Lancang sekali kau masuk keruangan ku tanpa seizinku Florencia Wede Janice" Devian bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Florencia.
"Lancang? Mengapa aku harus meminta izin mu untuk masuk ke sini my king" Florencia tersenyum kepada Devian sambil mengelus muka Devian dengan sangat lembut.
"Jangan sentuh aku Ratu Florencia, jagalah tingkah laku mu. Dan ingat satu hal aku bukan king mu" Devian menghempaskan tangan Florencia dengan kasar.
"Hahahaha Devian.. Devian.. ak-"
"Ada keperluan apa kau datang kesini?" Potong Devian.
"Sssttt sabar, kita bicaranya pelan-pelan saja. Aku masih ingin berlama-lama denganmu my king" Florencia berjalan mengitari Devian lalu memeluknya dari belakang.
"Baik sepertinya bicara baik-baik dengan mu pasti tidak akan mempan."ucap Devian dengan pelan.
Devian pun melepaskan tangan Florencia yang berada di pinggang Devian.
Sebelum Devian benar-benar keluar dari ruangan tersebut Florencia tersenyum sambil duduk di kursi kerja Devian.
"Rachel Colliventyn." Sebutnya dengan nyaring.
"Rachel Colliventyn. seorang gadis manusia yang cantik, lugu, polos dan juga polos yang tidak mempunyai kekuatan apapun mampu memikat seorang Alpha dari klan yang paling di takuti dari bangsa-bangsa imortal yaitu Devian Xendrick" lanjutnya.
"Mau apa kau sebenarnya." Devian menggenggam tangannya sangat kuat menandakan ia sangat marah.
"Simple. Bunuh dia dan jadikan aku luna mu." Balas Florencia tanpa memikir panjang.
"Luna ku?" Beo Devian.
"Ya, berikan gelar luna mu tersebut padaku my king. Seorang manusia bodoh sepertinya tersebut tidak pantas memimpin kaum bangsa imortal, dia tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Sedangkan aku lihatlah, aku sangat kuat.. aku mempunyai kekuatan yang hebat, aku bisa mempin kaum mu atau pun bangsa imortal yang lainnya." Ucap Florencia dengan suara besar membuat ruangan tersebut bergema.
"Jaga ucapan mu Floren, saat ini aku tidak mau berdebat dengan mu. Kau benar-benar membuatku muak." Ancam Devian kepada Florencia lalu meninggalkannya.
Florencian tersenyum dengan ancaman Devian yang dimatanya terlihat menggemaskan, ia pun keluar dari ruangan tersebut sambil tertawa kecil.
.
.
.
.
.Annyeong...
Hhhuuuaaa maaf ya Poem upnya lama 🙏
Poem baru bisa up sekarang..
Maaf udah nunggu lama 😊
Poem kasih bonus Poto nih..
Ada yang tau gak ini potonya siapa?
Ini salah satu orang kepercayaan Devian loh..🤭
Coba komen kalau tau ini fotonya siapa..
~~~~~~~~~~Mohon agar komen dan vote cerita Poem ya..🥰
Semoga suka dengan ceritanya..😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate Is A Cute Girl
WerewolfAku adalah Rachel Colliventyn, usiaku 19 tahun, aku tinggal disebuah panti asuhan, orang tuaku sudah lama meninggal sewaktu aku masih kecil. Aku mendengar orang-orang dari lingkungan sekitar tempat aku tinggal bahwa belakangan ini mereka sering meli...